Mohon tunggu...
Inovasi

Referensi Buku "Mitos Jurnalisme" Karya Dudi Sabil Iskandar dan Rini Lestari

8 Juni 2016   15:39 Diperbarui: 8 Juni 2016   21:24 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“50 Buku Jihad dari Teroris Ciputat Diserahkan ke Komnas HAM”

Kelemahan paling nyata dari berita berjudul “50 Buku Jihad dari Teroris Ciputat Diserahkan ke Komnas HAM”adalah tidak ada verifikasi data. Dalam berita ini tidak jelas apa yang dimaksud dengan teroris? Apa itu jihad? Apa itu tadzkirah? Tidak ada penjelasan yang cukup. Pembaca hanya tahu bahwa polisi menyita 50 buku berisi ajaran jihad dari penggerebekan terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Seharusnya wartawan harus bertanya, skeptic, atau bahkan ragu dengan keterangan kepolisian sehingga ia berusaha mencari tahu fakta tentang 3 istilah teroris, jihad, dan tadzkirah. Dengan demikian, mitos dalam berita ini adalah teroris, jihad, dan tadzkirah bukan pada makna sebenarnya (denotative). Ia menjadi makna kontatif, kata teroris, jihad, dan tadzkirah menjadi mitos karena dalam berita ini menunjuk bukan pada sesuatu yang sebenarnya.

B. Merdeka.com

“Cerai dari Brad Pitt, Begini Perasaan Jennifer Aninston”

Frasa “ Begini Perasaan” dalam judul berita ini mengandung pengertian hasil atau perbuatan merasa dengan pancaindra, rasa atau keadaan batin suatu menghadapi sesuatu atau kesanggupan untuk merasa atau merasai, dan pertimbangan batin (hati) atas sesuatu. Bagaimana mungkin perasaan bisa diverifikasi? Berita ini dengan sendirinya tidak factual? Media kini sudah terseret memberitakan sesuatu yang bersifat pribadu dan tidak ada kepentingannya untuk public. Cerai, selingkuh dan kawin misalnya semua itu adalah urusan pribadi.

C. Vivanews.co.id

“Diam-diam Naikkan Harga Elpiji 12Kg, Ini Alasan Pertamina”

Pemberian judul “Diam-diam” dalam berita tersebut tidak emnunjukkan yang sebenarnya. “Diam-diam” berarti dilakukan dengan tanpa pemberitahuan. Dalam judul yang dipakai dalam berita ini diasumsikan wartawan turun ke lapangan untuk mencari dan menemukan data tentang kenaikan harga elpiji 12 kg yang secara diam-diam dilakukan pertamina. Ternayata wartawan tersebut hanya melakukan kontak melalui saluran telepon bukan berdasarkan pencarian ke lapangan.Dengan demikian, makna denotative “Diam-diam” tidak ada dalam berita tersebut. Justru dari judul berita tersebut memunculkan makna konotatif yang kemudian memunculkan mitos versi Roland Barthes.

D. Tempo.co

“Serang SBY, Anas Pertanyakan Surat Dukungan”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun