Baru beberapa minggu kerja  saya hampir angkat tangan, menyerah. Menyerah bukan karena saya takut dengan  pimpinan galak yang mau menang sendiri, atau malas menghadapi tantangan tapi karena tubuh saya waktu itu memang tidak mengizinkan untuk kerja full. Kerja yang sering lembur, kerja yang jam kerjanya merayap, jam kerja yang tidak bisa dikompromi. Tubuh saya tidak bisa menerima kerja yang terlalu diporsir karena  sewaktu sebelum KKN (Kuliah Kerja Nyata ) saya terkena sakit tifus.Â
Saya sakit tifus hampir dua bulan setelah dua bulan itupun saya  masih harus rutin minum obat dan checkup kedokter. Karena saya pernah sakit tifus kata dokter saya tidak bisa terlalu capek. Mendengar hal itu saya sudah capek duluan, lah gimana ceritanya  hidup gak bisa capek? Dan lagi katanya sewaktu-waktu  penyakit tifus bisa kembali lagi kalau kesehatan tubuh tidak dijaga, lah buat tambah saya pusing. Jangan dilanjutin lagi deh penjelasannya Pak Dokter.
Benar saja penjelasan dokter waktu itu bahwa saya yang sudah pernah terkena penyakit tifus tidak bisa terlalu capek. Kerja sering lembur, sering tidur tengah malam  ditambah ruang kerja yang full AC membuat tubuh saya waktu itu benar-benar kwalahan dibuatnya. Baru beberapa minggu kerja  saya seperti mayat hidup, muka pucat, tidak ada gairah dan mudah lelah tentunya gampang masuk angin. Jangankan untuk memikirkan visi-misi perusahaan untuk berjalan saya saja saya sempoyongan. Beberapa minggu kerja saya sudah ditegur atasan, katanya saya seperti orang yang tidak ada gairah hidup.Â
Terbesit dipikiran untuk resign dan pulang kerumah orang tua karena tidak mungkin saya memaksa bekerja tapi tubuh tidak menerima. Resign artinya saya akan jadi beban pikiran orang tua saya . Karena tidak mau jadi beban saya coba mencari solusi, tidak apa walau saya harus terus-terus minum obat asal saya bisa bekerja dengan maksimal.Â
Dilemanya dari kecil saya tidak suka minum obat, kalau minum obat jantung saya berdebar-debar seperti terbakar lagipula saya sudah pernah coba minum obat dan hasilnya pun tidak maksimal,  saya masih mudah lelah dan mudah sakit.  Belum lagi bagaimana efeknya bagi tubuh kalau terus diminum?, jauh dari orang tua saya makan buah Simalakama. "Ibu tolong saya", jeritan saya kala  itu.
Sampailah pada hari pencerahan itu, maksudnya sampailah pada saya sebuah toko. Waktu itu saya hendak membeli minyak goreng dan saya mampir di etalase obat-obatan toko tersebut dari Balsem, Minyak Kapak, Obat Pusing, Obat Gatal dan segala jenis obat generik tersedia disana.Â
Saya melihat obat tradisional beken yang selama ini sering saya lihat wara-wiri ditelivisi, saya sering melihatnya di iklan. Nama obat itu "Tolak Angin" , kalau di iklan saya tidak heran bagaimana obat tradisional itu dibuat seolah-olah obat ajaib yang turun dari langit. Jujur saja saya orang yang cenderung tidak mudah percaya, apalagi percaya pada iklan, gak deh.Â
Dengan setengah tidak percaya, saya baca khasiat yang tertulis dibagian belakang kemasan Tolak Angin. Disebutkan bahwa Tolak Angin ialah obat herbal terstandar untuk mencegah dan mengatasi masuk angin dengan gejala -- gejala seperti mual, perut kembung, pusing, demam serta dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
 Ke esokan harinya setelah tidur tengah malam dan paginya  harus kerja, sepert biasa tubuh saya kelelahan. Sehabis sarapan seadanya saya minum satu sachet Tolak Angin  berwarna kuning yang berkhasiat untuk menghilangkan masuk angin dan meningkatkan daya tahan tubuh.Â
Siang berlalu, ketika habis makan siang saya minum Tolak Angin satu sachet lagi dan ketika sampai dirumah saya baru sadar bahwa hari itu saya bekerja dengan penuh semangat, perkerjaan saya lancar jaya.Tidak ada saya lesu ataupun pucat, saya bekerja sambil bernyanyi. Setelah minum Tolak Angin daya tahan tubuh saya benar-benar meningkat. Saya tidak masalah lagi  kerja terkena AC seharian, tidak masalah walaupun sering lembur, Tolak Angin Memang Berkhasiat Lebih.
Karena sudah merasakan khasiat lebih dari Tolak Angin saya berani merekomendasikan kepada teman terdekat saya yang punya aktifitas padat merayap untuk selalu minum  Tolak Angin,  supaya ditengah kesibukan daya tahan tubuh tetap terjaga. Sekarang saya dan teman saya kalau kemana-mana didalam tas kami berdua tidak hanya ada handphone, charger, dompet, bedak tapi juga selalu ada Tolak Angin. Â