Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Matematika, FKIP Unissula)
Elsa Yasinta (Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP Unissula)
Di Indonesia, sebagian besar pelajar baik dari jenjang SD, SMP, SMA maupun jenjang lainnya beranggapan bahwa matematika itu sulit. Tak sedikit dari mereka menganggap bahwa matematika merupakan ilmu yang rumit sehingga sulit untuk dipelajari, membuat kepala pusing, dan membosankan. Hal ini dikarenakan matematika merupakan pelajaran yang materinya bersifat abstrak. Keabstrakan matematika berasal dari objek dasarnya yang abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi, dan prinsip.Â
Ciri Keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik dengan pelajaran matematika sehingga menyebabkan mereka menganggap bahwa matematika itu sulit. Selain itu, matematika juga dianggap sebagai pelajaran yang sulit karena mereka menganggap bahwa matematika itu selalu melibatkan angka, rumus, dan perhitungan. Mereka juga bisa jadi tidak akan berniat untuk mempelajarinya, kecuali untuk kebutuhan materi.Â
Pemikiran awal yang demikian jelas mempengaruhi penguasaan matematika, karena pada diri mereka sudah ada kekhawatiran tidak dapat memahami matematika dan adanya rasa malas. Mereka sudah tidak tertarik dengan matematika sebelum mereka mencobanya.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi cara pandang sebagian pelajar bahwa matematika itu sulit adalah sebagai berikut:
a. Guru yang menyeramkan/ Guru Killer.Â
Tak sedikit pelajar takut terhadap pelajaran matematika karena faktor guru matematikanya yang sikap dan penampilannya terlihat galak. Hal tersebut dapat terlihat ketika guru menunjuk siswa secara acak untuk mengerjakan soal di depan dan memberikan hukuman ketika siswa tidak bisa memahami materi serta tidak mengerjakan tugas. Hal tersebut yang menjadikan siswa kemudian merasa tertekan sehingga menyebabkan mereka tidak menyukai matematika dan kesulitan untuk dapat memahami materi matematika. Hal tersebut yang menimbulkan adanya persepsi dalam diri mereka bahwa matematika itu sulit.
b. Kurangnya penguasaan materi seorang guru.Â
Terkadang pengajar/ guru masih kurang menguasai materi yang disampaikan kepada siswa/pelajar sehingga penjelasan yang disampaikan sulit untuk ditangkap serta dipahami oleh siswa dengan jelas.
c. Metode pembelajaran yang kurang menyenangkan.
Dalam pembelajaran matematika, seringkali guru menggunakan metode pembelajaran yang monoton dan kurang menyenangkan sehingga mereka mudah merasa bosan ketika pembelajaran matematika dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika mereka tidak memperhatikan penjelasan dari guru, maka akan berakibat pada pemahaman materi matematikanya yang kurang baik sehingga menyebabkan mereka kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika.
d. Sikap yang mudah menyerah.
Matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan kesabaran, ketelatenan, serta ketekunan yang tinggi. Setiap orang khususnya siswa/pelajar tentu mempunyai kesabaran dan ketekunan yang tidak pasti sama. Seringkali para pelajar sudah menyerah terlebih dahulu pada saat mengerjakan soal matematika karena kurangnya kesabaran mereka. Hal inilah yang kemudian menyebabkan mereka tidak menyukai matematika dan beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit.
e. Kurangnya interaksi antara pelajar dengan guru.Â
Setiap siswa/pelajar tentu mempunyai kemampuan untuk menangkap dan memahami materi matematika yang berbeda-beda. Apalagi matematika merupakan pelajaran yang terdapat banyak sekali rumus dan simbol. Terkadang ketika siswa merasa kurang paham mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru, mereka tidak mau atau enggan bertanya kembali kepada gurunya sehingga mereka tidak dapat memahami dengan betul materi tersebut. Pada akhirnya mereka kesulitan ketika mengerjakan soal-soal. Hal tersebutlah yang kemudian menjadikan mereka menganggap bahwa matematika itu sulit.
f. Kesulitan dalam menghafal rumus.Â
Dalam pelajaran matematika, kemampuan mengingat anak dalam menghafalkan rumus juga sangat penting. Setiap anak tentu mempunyai kemampuan untuk mengingat yang berbeda-beda. Dengan rumus matematika yang tidak sedikit, tentu ada beberapa siswa/pelajar yang mungkin tidak dapat menghafalkan semua rumus matematika yang telah dipelajari dan disampaikan oleh guru karena keterbatasan kemampuannya dalam mengingat. Kesulitan dalam mengingat rumus itulah yang kemudian menjadi penghambat mereka dalam menyelesaikan soal/ permasalahan matematika.
g. Kurangnya kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus ke dalam soal.Â
Terkadang siswa/pelajar hanya menghafalkan rumusnya saja tanpa berlatih mengaplikasikan rumus yang telah dijelaskan dengan cara latihan mengerjakan soal-soal dengan model yang berbeda terkait rumus tersebut. Hal yang demikian menjadikan siswa/ pelajar hanya terpaku dengan contoh soal yang telah diberikan oleh guru sehingga mereka kurang mampu mengerjakan soal dengan model yang berbeda meskipun rumusnya sama. Ketidakmampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus ke dalam soal inilah yang dapat menyebabkan mereka kesulitan dalam pelajaran matematika.
h. Takut salah.Â
Hal terakhir yang menjadikan siswa/pelajar merasa kesulitan dalam pelajaran matematika adalah takut salah. Seringkali ketika pembelajaran matematika mereka takut salah, karena jika mereka salah nantinya akan mendapatkan nilai yang jelek atau takut jika nanti dimarahi oleh orang tua maupun gurunya. Padahal sebenarnya dari sebuah kesalahan tersebut seorang guru dapat membantu mereka memahami kesalahannya dan memberikan solusi bagaimana cara memperbaiki kesalahan tersebut sehingga mereka tidak akan mengulangi kesalahannya kembali dan lebih dapat memahami materi secara mendalam.
Nah, itu tadi beberapa hal yang membuat sebagian siswa maupun pelajar menganggap bahwa matematika itu sulit. Sebenarnya jika kita berbicara mengenai matematika, masih banyak hal-hal yang menjadikan pelajar/siswa berpandangan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit. Lantas, apa saja sih solusi agar para pelajar dapat mengikuti pembelajaran matematika dengan baik sehingga mereka tidak merasa bosan dan benci dengan pelajaran matematika?
Simak penjelasan berikut ini!
a. Seorang guru harus bisa terlebih dahulu menjadi guru yang likeable.
Tak sedikit dari siswa menganggap bahwa guru matematika terkenal dengan guru yang galak/killer. Nah, dalam hal ini seorang guru harus dapat mengubah persepsi siswa/pelajar bahwa tidak semua guru matematika itu galak. Sebisa mungkin seorang guru hendaknya berperilaku dan bersikap yang baik ketika pembelajaran sehingga siswa bisa nyaman dengannya. Ketika siswa sudah senang dan merasa nyaman dengan guru matematikanya, maka mereka akan dapat lebih mudah menangkap materi matematika yang disampaikan oleh guru.
b. Guru harus mampu menguasai materi yang diajarkan.
Ketika guru sudah menguasai materi ajar dengan baik, maka mereka akan dapat menyampaikan kepada siswa materi tersebut dengan jelas sehingga siswa/pelajar pun juga dapat memahami materi matematika dengan baik.
c. Menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan juga mempengaruhi semangat siswa dalam memahami materi pelajaran matematika. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh seorang guru agar dapat menciptakan pembelajaran matematika yang menyenangkan yaitu metode GASING (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan).Â
Hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam metode pembelajaran ini yakni membuat soal yang modelnya sama dengan contoh soal terkait materi yang telah dijelaskan, akan tetapi angkanya berbeda, dengan tujuan agar siswa dapat memahami cara menyelesaikan soal tersebut, ketika mereka sudah dapat menyelesaikan soal tersebut, maka mereka akan termotivasi dan menganggap matematika itu mudah. Setelah siswa/pelajar sudah menguasai satu jenis masalah, maka guru dapat menambahkan permasalahan lain yang harus diselesaikan siswa. Â Untuk membangkitkan kembali semangat siswa dalam belajar matematika, dapat pula menggunakan aplikasi tertentu yang dapat digunakan untuk permainan/kuis.
d. Potong materi pelajaran matematika menjadi cuilan-cuilan kecil.
Salah satu cara yang efektif untuk mengingat sesuatu adalah dengan memilahnya ke dalam kelompok-kelompok kecil. Ketika siswa/pelajar dapat membagi konsep yang rumit ke dalam konsep yang sederhana, siswa cukup mengingat konsep-konsep yang sederhana tersebut serta hubungan satu sama lain dalam membentuk konsep yang lebih besar. Pada saat siswa/ pelajar berusaha memahami/ mempelajari konsep tersebut sebaiknya dilakukan tanpa melihat buku terlebih dahulu dan jangan takut salah.Â
Ketika mempelajari konsep yang baru, maka ulang-ulang kembali konsep sebelumnya untuk memastikan bahwa konsep yang sebelumnya itu sudah benar-benar tersimpan dalam memori. Cara semacam ini dapat membantu memudahkan siswa dalam memahami, mempelajari, dan mengingat materi matematika yang telah disampaikan oleh seorang guru.
e. Jangan takut untuk bertanya jika dirasa belum paham.
Sebagian siswa/pelajar ketika kesulitan dalam memahami materi matematika seringkali malu bertanya kepada guru. Hal ini tentu tidak dibenarkan. Jika merasa kurang paham maupun kesulitan dalam memahami materi yang telah dijelaskan oleh guru sebaiknya segeralah bertanya kepada guru agar nantinya guru dapat mengulangi penjelasannya maupun membimbing secara mandiri siswa yang belum paham.
f. Gunakan teknik menghafal yang seru.
Menghafalkan rumus, urutan, atau angka-angka konstanta tentu sangat membosankan. Nah, para siswa/pelajar dapat menggunakan cara-cara yang seru supaya lebih mudah dalam menghafalkan.
g. Teruslah berlatih menyelesaikan soal-soal matematika.
Hal yang tidak kalah penting agar dapat memahami dengan mudah materi matematika yakni terus mencoba menyelesaikan soal-soal latihan. Jika siswa sudah terbiasa mengerjakan latihan soal, maka akan terlatih pula kesabaran dan ketelatenan mereka dalam mengerjakan soal-soal matematika yang cenderung rumit. Selain itu, berlatih mengaplikasikan rumus ke dalam model soal yang berbeda juga perlu dilakukan guna memperkuat pemahaman siswa/pelajar sehingga anggapan bahwa matematika itu sulit akan hilang dengan sendirinya dari dalam diri sebagian pelajar/siswa. Â
h. Hilangkan mindset bahwa matematika itu sulit.
Jika sudah ada pemikiran dan pengaruh-pengaruh dari luar bahwa matematika itu sulit, maka kedepannya ketika mempelajari matematika tentu akan terasa berat. Berbeda halnya ketika di awal dalam diri siswa sudah bersemangat dan menghilangkan pemikiran-pemikiran buruk terhadap pelajaran matematika, maka kedepannya tentu akan lebih percaya diri dan bisa mengikuti dengan baik pembelajaran matematika serta mampu memahami materi-materi yang telah diajarkan oleh guru dengan baik.Â
Ketika siswa sudah memahami dengan baik materi-materi matematika tentu mereka akan merasa senang ketika pelajaran matematika, dengan begitu cara pandang sebagian siswa yang awalnya menganggap matematika itu sulit akan berubah menjadi matematika itu menyenangkan.
Baiklah teman-teman semuanya, itu tadi beberapa hal yang dapat mempengaruhi cara pandang sebagian pelajar terhadap pelajaran matematika bahwa matematika itu sulit serta beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh siswa maupun guru dalam mengatasi kesulitan siswa/pelajar dalam pembelajaran matematika.Â
Hal yang perlu diingat oleh teman-teman semua adalah tidak ada kata sulit selagi kita terus mau berusaha semaksimal mungkin dan jikalau kamu sudah berusaha semaksimal mungkin akan tetapi masih ada beberapa hal yang membuatmu kesulitan, maka percayalah bahwa sesudah kesulitan pasti ada kemudahan seperti yang terkandung dalam Qur'an Surah Al-Insyirah ayat 5-6. Selalu sertakan Allah dalam setiap langkahmu insyaAllah Allah pasti akan memberikan kemudahan dan kelancaran.
Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk teman-teman semua. Mohon maaf apabila dalam artikel ini terdapat kekurangan baik dari segi bahasa maupun isinya.
Terima kasih dan sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H