Mohon tunggu...
Elsa OptiannaSidabutar
Elsa OptiannaSidabutar Mohon Tunggu... Mahasiswa - growth

elsa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konflik Sosial pada Masyarakat Multikultur di Indoensia

19 Desember 2021   23:00 Diperbarui: 19 Desember 2021   23:09 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal tersebut sudah menjadi penyakit lama yang hinggap dalam tubuh negeri ini dan menjadi sebuah kebiasaan yang sulit dihilangkan. 

Terlebih lagi dengan budaya yang lahir dari kebiasaan jelek masyarakat Indonesia yang tidak gemar membaca dan menelaah maksud dari suatu berita atau memahami suatu masalah secara menyeluruh dapat memicu maraknya kasus provokasi. Karakteristik masyarakat inilah yang memudahkan pelaku provokasi untuk menyebarkan berita palsu dan memecah belah persatuan negara ini. 

Apalagi di era yang serba digital ini, orang akan semakin mudah menerima informasi dari berbagai penjuru daerah. Jika karakteristik masyarakat tersebut tidak segera diperbaiki, maka kejahatan hoaks atau provokasi tersebut dapat mengganggu keamanan nasional dan merusak persatuan bangsa, serta cita-cita bangsa tidak akan terlaksanakan sebagaimana mestinya

Rendahnya kesadaran dan sikap toleransi sebagai masyarakat multikultur adalah salah satu pemicu munculnya berbagai konflik sosial. 

Apalagi di masa sekarang ini banyak terdapat oknum yang ingin memecah belah persatuan negara Indonesia dengan cara memprovokator sejumlah komunitas yang berpengaruh bagi masyarakat, seperti contoh dengan melibatkan tokoh agama, tokoh budaya, dan tokoh politik. 

Provokator tersebut berusaha menggiring opini masyarakat Indonesia dengan cara menyebarkan hoax atau berita palsu melalui media sosial, atau dapat juga dengan memberikan ujaran kebencian kepada pihak yang bersangkutan tanpa adanya tanggung jawab.

Contoh hal lain bisa kita lihat Penyebab konflik Papua, yaitu sengketa historis terkait integrasi Irian Barat ke Indonesia, kasus pelanggaran hak asasi manusia yang belum terselesaikan, dan meningkatnya marginalisasi dan diskriminasi terhadap orang Papua, masih belum terselesaikan. 

Multikulturalitas budaya harus dikelola dengan baik, agar tidak menjadi sumber utama konflik dan perpecahan, ataupun timbulnya dominasi kelompok mayoritas atas minoritas. Tuntutan untuk saling menghargai dan memberi ruang bagi kelompok yang berbeda harus dikedepankan. Kesadaran akan pentingnya memahami masyarakat yang multikultur harus sudah dikembangkan sedari keci.

REFRENSI

Bramajaya, Eunike Kyudasai Louis. "KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI DI MASYARAKAT MULTIKULTURAL DITINJAU DARI MASYARAKAT PANCASILA."

https://ir.binus.ac.id/2020/10/05/konflik-papua-pemerintah-perlu-mengubah-pendekatan-keamanan-dengan-pendekatan-humanis/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun