Mohon tunggu...
Suryan Masrin
Suryan Masrin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis Pemula, Guru SD Negeri 10 Muntok (sekarang), SD Negeri 14 Parittiga, pemerhati manuskrip/naskah kuno lokal Bangka, guru blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Juli 1949, Presiden Soekarno Berpisah dengan Bangka

22 Juni 2023   15:32 Diperbarui: 22 Juni 2023   16:02 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Djangan bersedih tetapi bergoembiralah kerna besok hari permoelaan pekerdjaan perdjoangan jang seheibatnja"

Bangka, 5 Juli 1949 (Antara)

Kata-kata di atas adalah nasehat Presiden Soekarno yang disampaikan dalam momen perpisahan yang dilaksanakan pada Selasa malam (4/7/1949) yang diadakan oleh rakyat Mentok di Pesanggrahan Bangka Tin Winning (BTW) atau juga dikenal dengan Wisma Ranggam. "Biar kita djauh Dimata, tapi dekat dihati" kata-kata ini tertuang dalam buku lukisan revolusi rakyat Indonesia 1945-1949 yang diterbitkan tahun 1950.

Berbeda dengan kata-kata yang disampaikan oleh Bung Hatta. "Kita membikin Sedjarah Baroe dalem perdjoangan Republiek Indonesia dengen kombalinja Pemerintah kita ke Djogja"

Bung Karno saat memberikan amanat 
Bung Karno saat memberikan amanat 

Pertemuan acara perpisahan yang diadakan oleh panitia penyokong pembangunan Republik Indonesia berlangsung dari jam 20:30 WIB sampai dengan jam 21:30 WIB, yang dihadiri ratusan orang dan juga dari golongan Tionghoa.

Dalam momen ini, juga dihadiri oleh seorang Belanda totok yang ikut menyuarakan pendapat bahwa "popularitas presiden Soekarno terhadap rakyat Indonesia di luar Jogja terlihat jelas sekali realitasnya. Dari itu saya percaya untuk dipilih sebagai presiden NIS , tidak akan kurang dari 99%".

Selepas itu, presiden Soekarno bersama rombongan menuju pangkal pinang dengan membawa uang sejumlah 900.000 rupiah dari rakyat Indonesia Bangka dan 25.000 rupiah dari kalangan Tionghoa yang diperuntukkan sebagai penyokong pembangunan Republik Indonesia. Disarikan dari Koran Keng Po, Rabu 5 Juli 1949, Tahun ke XXVI - No. 751 - Bingkok 38.

Mentok, 22 Juni 2023

Suryan Masrin 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun