"Menulislah, maka engkau akan dikenang" - (Suryan Masrin)
Menulis sebenarnya bukan lagi barang asing yang menjadi momok. Tidak ada lagi istilah orang buta menulis, sekalipun yang tak sekolah, mereka juga bisa menulis, kecuali bagi suku-suku pedalaman yang tak mengenal alat-alat tulis pada umumnya.
Ibarat pepatah, "harimau mari meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati  meninggalkan 'nama' (juga tulisan)"
Dua pepatah yang diumapakan ke binatang tadi sudah sangat jelas bendannya. Bagaimana dengan manusia?? "Menulislah, maka engkau akan dikenang", dikenang melalui kebaikan, jasa, dan tulisan (baik untuk kebaikan, buruk akan menghinakan).
Kali ini, tulisan mengenai tema "MARI PRODUKTIF MENULIS" yang disampaikan oleh Doktor Ngainun Naim (dosen IAIN Tulungagung) dalam diskusi Belajar Menulis bersama Om Jay dan PGRI (bagi guru) pada Jum'at (3/7/2020) dua hari yang lalu.
Topik ini sebenarnya bukan lagi topik yang istimewa, karena para peserta sudah menuju jadi penulis yang produktif (semoga).
Sekadar bahan untuk renungan bersama, bahwa Guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan.
Salah satu kunci penting untuk peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis.
Terkadang masih banyak orang yang memahami literasi itu hanya membaca saja. Seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas dirinya.
Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan.
KUNCI-KUNCI PENTING DALAM MENULIS.