Mohon tunggu...
Elfish Angelic
Elfish Angelic Mohon Tunggu... Supir - Suka baca yang tidak terbaca

Mari berbagi...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadirkan Dia Dalam Istikarohku

24 Maret 2014   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:32 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“jangan, adik ada di ruang tamu sama bapak, kamu aja yang buat, nanti aja makannya”

Ku anggukkan kepala, namun mengapa ibu begitu aneh, dan sebenarnya siapa yang menjadi tamu bapak??, segera ku buatkan kopi dan menuju ruang tamu, karena sanggat penasaran dengan tamu bapak itu. Sesampai ruang tamu, sungguh ramai, dan mengejutkanku, lagi-lagi semua mata tertuju padaku, ada apa ini?. Ibu menarik tanganku dan langsung menyuruhku duduk di sampingnya, ku pandangi wajah- wajah tamu bapak itu, tak ada satu pun yang aku kenali, kecuali aaaah Rio, bukannya dia mahasiswa baru yang dulu pernah menabrakku, mengapa dia kesini dengan keluarganya, wah aku yakin ini pasti keluarganya.

“nak, ini keluarga miharja, sahabat bapak” kata bapak singkat, ku anggukkan kepalaku

“nak, kamu tahu ini siapa,?” sambil memegangi tangan Rio.

“iya pak, dia, salah satu mahasiswa di tempat Zahra mengajar, kataku singkat”

“Rio Apa ada yang ingin kamu katakana?” kata bapak padanya

“ma’af  bu, dulu aku pernah tidak sopan kepada ibu, ku kira ibu juga mahasiswa di sana, ternyata ibu seorang dosen, awalnya saya sangat tertarik dengan ibu, sifat ibu dan yang membuat saya kaget adalah wajah ibu yang masih seperti anak-anak itu, sekali lagi ma’afkan saya bu, dulu pernah tidak sopan kepada ibu”

“iya tidak apa-apa” kataku singkat.

“bu. Sebelum saya tahu kalau ibu itu dosen saya, saya mencari tahu tentang ibu, dan akhirnya banyak sekali informasi yang saya dapatkan, saya sungguh menyesal karena perbuatan saya, sekaligus saya sangat ta’jub dengan informasi itu, awalnya saya mau menemui ibu dan minta ma’af kepada ibu, tapi sungguh saya tidak berani dengan itu. Akhirnya saya memberanikan diri bertanya kepada kaka saya tentang hal ini, ternya mendengar cerita saya kakak saya diam-diam tertarik kepada ibu, ma’af bu kami lancang, langsung menemui keluarga ibu”

Mendengar ucapannya itu ku pandangi laki-laki yang berada di sampingnya itu, apa itu kakaknya rio, Tanya ku dalam hati.

“ma’af, mbk, memang kita belum kenal, tapi apakah salah jika saya ingin lebih mengenal mbk” katanya padaku..



Setelah beberapa bulan mengenalnya, akhirnya dia hadir dalam istiharohku, tampa menunda-nunda waktu, ku jalankan sunnah rasul dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun