“ma’af mbak” ku pandangi wajahnya.. oh ternyata mahasiswa baru
“iya, tidak apa-apa” tapi anehnya anak itu mejulurkan tangannya kepadaku, sepertinya ia mau berkenalan denganku, ah anak kecil bisik ku dalam hati, tak ku hiraukan dia, ku rapikan buku yang berantakan dan ku tinggalkan dia, tampaknya ia mengejarku. Dan menarik tanganku, kurang ajar bisiskku dalam hati
“aku rio” sambil mejulurkan tangannya padaku
“kamu mahasiswa baru kan” kataku singkat
“iya, ko’ kamu tahu?”
Kamu???? Gila ini anak, sangat kurang ajar bisikku dalam hati
“iya, itu kartu namamu” sambil ku tunjukkan kartu nama peserta mahasiswa barunya itu, ia tersenyum
“kamu siapa?” tanyanya lagi padaku, ya ampun apa belum sadar juga ini anak,
“aku Zahra” kataku, sambil ku tinggalkan dia.
—
Dua bulan sudah berlalu, sudah ku lupakan semua kejadian-kejadian yang ku lewati bulan-bulan yang lalu, seperti tidak ada bulan yang baik bagiku, semua bulan selalu dan pasti diisi dengan pertanyaan yang membuatku bosan dan muak. “kapan nikah”