Melampaui batas, menuju totalitas merupakan untaian kata yang tepat untuk menggambarkan setiap inovasi yang lahir melalui Kampus Merdeka. Melalui ini, mahasiswa-mahasiswi diberikan 'kemerdekaan belajar' untuk mengemukakan ide tanpa ragu-ragu, menyuarakan aspirasi, dan merancang sebuah karya.Â
Salah satunya adalah syarat untuk kelulusan serta mendapatkan gelar tidak lagi terbayang bak panasnya api neraka. Menakutkan, mematikan, atau membunuh. Namun, kami dipersilakan menikmati kebijakan Kampus Merdeka yang mengimplementasikan skripsi penciptaan karya, yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Anak perempuan yang berkecimpung di Jurnalistik, dipenuhi oleh imajinasi yang menghiasi kepalanya memutuskan untuk menuangkan idenya ke sebuah skripsi penciptaan karya. Karyanya berbentuk buku antologi feature berjudul "Potret Kehidupan Masyarakat Pesisir" yang secara garis besar, membicarakan kehidupan masyarakat yang terdampak oleh perubahan iklim atau krisis iklim dan kaitannya dengan Hak Asasi Manusia (HAM).
"Membantu, belajar, dan berdampak sosial secara langsung" -Nadiem Makarim
Tidak sekadar untuk mendapatkan gelar Sarjana. Namun di sisi lain, hati ini bergerak agar dapat memberikan dampak kepada masyarakat mengenai perubahan iklim yang mengintai kehidupan manusia dan memberikan berbagai dampak yang cukup signifikan terutama terancamnya Hak Asasi Manusia (HAM). Sesuai pernyataan Nadiem, kami belajar sembari memberikan dampak sosial secara langsung kepada masyarakat pesisir.
Sebelum adanya program pemilihan skripsi berbasis karya, tak pernah terbayang sebelumnya untuk menginjakan kaki ke sebuah wilayah pesisir tidak untuk berdampak dan melakukan aksi.Â
Pada kesempatan emas ini, bola mataku menggeliat kesana-kemari memperhatikan kegiatan masyarakat pesisir. Mengikuti pergerakannya dari matahari terbit hingga terbenam. Merangkul satu sama lain dan menjadi bagian keluarga masyarakat pesisir di wilayah Dadap. Mendengarkan keluh dan kesah masyarakat pesisir yang tak sampai ke petinggi-petinggi negara.
Pada proses pembuatan karya yang memakan waktu lama, tak menyurutkan semangatku untuk semakin mengenal keluarga manis yang tersebar di beberapa wilayah sekitar laut.Â
Dari kacamata ini, pengetahuanku semakin luas bahwa masalah dialami masyarakat punya dampak sosial, ekonomi, dan budaya yang besar. Oleh karena itu, mereka butuh bantuan dari generasi muda secara terkhusus untuk membantu menyambung lidah dan memberikan dampak terhadap kehidupan mereka.Â