Kepada tembok retak oleh teriakan
Kepada senyum yang hilang
Kepada lembar kertas teremas di keranjang
Kepada maut terbentang
Bising di kepala
Gemuruh di dada
Getar tubuh pilu
Di sudut terduduk memeluk sembilu
Kiranya semesta acuh
Dibalik wajah abu-abu
Ribuan peluru siap memburu
Tak bisakah aku beterbangan bak kupu-kupu ?
Atau laron yang berputar di cahaya lampu?
Aha.... dia datang...dia datang...
Benderang cahaya dengan tangga menganga
"Apa itu surga?"
Setapak demi setapak kaki melangkah
mata tertutup, nafas tersengal, seulas senyum lega
Akhirnya... aku meninggalkan neraka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H