Mohon tunggu...
Elok Firdaa
Elok Firdaa Mohon Tunggu... Freelancer - Renungi, jalani, nikmati dan syukuri. manusia bisa mengubah takdirnya jika ia mau untuk berusaha.

Mahasiswa Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendongeng, Tak Semudah yang Kau Sangka

12 Desember 2020   06:35 Diperbarui: 12 Desember 2020   06:48 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Widiyanata.com

Kata siapa kreativitas hanya dapat dikembangkan melalui eksperimen, proyek atau musik saja? Kreativitas juga dapat dikembangkan melalui bahasa loh.

"mau materi apa hari ini?" "cerita...., pokoknya cerita" jawab anak-anak ketika fasolatan setiap malam senin itu. Begitulah jawaban yang selalu keluar dari bibir anak-anak ketika ditanya ingin materi apa.

 Bercerita memang menjadi hal yang sangat disukai anak. Mendengarkan, memperhatikan, berfikir, berkhayal, dan berkreativitas melalui setiap kata yang terucap dalam cerita.  

Awalnya, bagiku bercerita merupakan hal yang sangat mudah dilakukan yang diberikan pada anak usia dini. Akan tetapi, hal yang aku anggap mudah menjadi sangat sulit dilakukan jika diberikan pada anak usia dini. kenapa? Hal ini karena imajinasi anak yang terlalu luas tanpa batas. Ketika aku bercerita tentang kisah nabi nuh misalkan. 

Pada cerita tersebut dijelaskan bahwa perahu nabi nuh dapat mengangkut seluruh makhluq hidup yang ada di masa kenabian nabi nuh. Pada saat itu, anak mengimajinasikan tentang besarnya kapal yang dibuat oleh nabi nuh. Kemudian anak bertanya "seberapa besar kapal nabi nuh kak? Apa lebih besar dari Rejosari?" yang saat itu Rejosari adalah dusun tem;pat tinggalku.

Aku yang notabennya memberikan kisah yang aku baca pada buku "kumpulan kisah 25 nabi", dimana pada buku tersebut tidak menjelaskan detail besar kapal yang dibuat oleh nabi Nuh seketika merasa geregetan dengan pertanyaan yang dilontarkan si anak tersebut.

Memang, menurut teman-teman dari pertanyaan yang dilontarkan oleh anak tersebut merupakan pertanyaan yang sepele, dan cukup kasih jawaban iya. Namun, kenyataannya, setiap pertanyaan yang keluar dari bibir anak dan setiap jawaban yang diberikan akan menghasilkan pertanyaan baru. Begitulah imajinasi anak usia dini. keingin tahuan mereka tak terbatas, bahkan melebihi daya piker orang dewasa.

Teman-teman mungkin tidak asing lagi dengan hal "ketika menjelaskan perihal tuhan dan ketika anak bertanya seperti apa bentuk tuhan", guru ataupun orang dewasa yang dilontari pertanyaan tersebut harus sudah memepersiapkan jawabannya. Aku sendiri, sampai sekarang kalau menjelaskan perihal ketuhanan kepada anak usia dini masih belum cukup berani. Kenapa? Ini karena belum cukup mempunyai bekal terkait jawaban luas mengenai ketuhanan.

Kalau orang lain berfikir mengajarkan materi kepada anak usia dini merupakan hal yang mudah. Itu salah. Dari awal, aku memiliki rasa gemes ke anak usia dini. tau gak gemes itu apa? Itu loh kalo ketemu pengen ngremes-ngremes, cubit-cubit, usel-usel. Ah itu pokoknya. Sampe akhirnya aku memilih untuk masuk di perkuliahan jurusan pendidikan anak usia dini dan akhirnya keterima pada jurusan pendidikan islam anak usia dini yang notabenya pembelajaran berasaskan keislaman.

Dari apa yang aku dapatkan sampai saat ini menduduki semester 5. Berkali-kali mencoba mengajar pada anak usia dini. baik di taman kanak-kanak, panti asuhan, maupun tempat pengajian anak ketika di rumah. Ketelatenan dan kesabaran yang aku dapatkan belum seberapa. Menghadapi riuh pikuk anak yang selalu meminta hal-hal yang baru. Meminta imajinasinya diungkapkan, dan meminta seluruh pertanyaan dijawab dengan sempurna.

Hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Jadi, kalau teman-teman bilang "ah, cuman juruan anak usia dini aja mah gampang" merupakan pernyataan yang sangat salah besar banget. Hehehee

Seperti halnya saat ini. Materi yang sedang aku empu yaitu "kreativitas dan bakat anak usia dini". lah, mempelajari apa itu kreativitas, apa itu bakat dan cara-cara mengembangkannya membuat aku speechless dan berfikir "oh ternyata ini yang memebuat mereka terlalu banyak bertanya, oh ternyata kreativitas itu penting ya untuk masa depan anak, oh ternyata banyak sekali ya cara mengembangkan kreativitas anak. Dari apa yang aku pelajari menjadi menumbuhkan keyakinan bahwa "tidak ada alasan untuk tidak menjadikan anak kreatif"

Banyak hal yang dapat dilakukan orangtua untuk memberikan pelatihan dan kebiasaan yang dapat melatih perkembangah kreativitas anak. Artikel-artikel sebelumnya aku sudah sempat menuliskan tumbuhnya kreativitas anak melalui banyak hal, seperti eksperimen, proyek, terus ada eksplorasi, ada melalui musik juga, dan kali ini melalui bahasa. Melalui bahasa man teman.

Melalui bahasa tidak hanya melalui cerita. Ketika berkomunikasi dengan anak, terkadang apa yang kita ucapkan juga menghasilkan pertanyaan  bagi anak. Kemudian ketika kita menjawab melahirkan pertanyaan lagi dari apa yang sudah kita ucapkan.

Seperti ini contohnya, ketika kita berkomunikasi dengan anak dan bilang ingin makan pizza. Kemudia anak bertanya "ma, kenapa kardus pizza bentuknya kotak, padahal kan pizzanya bentuk bundar", atau "ma, kenapa lampu bisa menyala", "ma, ayah dan papa itu apa bedanya" dan kenapa-kenapa lainnya.

Serangan pertanyaan yang keluar dari bibir anak sebenarnya juga menjadi refleksi dan latihan bagi orangtua untuk selalu menyiapkan berbagai jawaban yang logis.

Kreativitas dan imajinasi yang keluar dari fikiran anak memanglah sangat bagus. Dan itu menjadi hal yang perlu dipertahankan. Jangan sampai ketika anak bertanya malah orangtua memarahi, dan dianggap "anak banyak tanya". Melalui dongeng, cerita pendek, komunikasi, tulisan-tulisan dan setiap kata yang baru ditangkap oleh anak menjadi imajinasi baru bagi anak. Oleh karenanya, seringlah memberikan cerita-cerita baru untuk anak, dan sering ajaklah komunikasi dengan berbagai tema dan wawasan. Supaya anak dapat menambah kosakata baru dan terlatih akan ilmu kebahasaan.

Mendidik anak dini memanglah tidak mudah. Namun, ketelatenan demi tercapainya perkembangan anak sangatlah penting. Sehingga berusaha menjadi orangtua terhebat menjadikan keberuntungan yang besar bagi anak usia dini.

Sekian terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun