"Bunda, lihatlah! Bunyinya bagus sekali ketika aku pukul"
Kesabaran perlu dihadirkan dalam diri bunda dan yanda saat mengasuh si buah hati. Sabar atau juga tlaten dalam menemani dan mengajarkan tumbuh kembang si buah hati. Tak terkecuali juga dalam mengajarkan keahlian yang harus dikuasai anak usia dini. Keahlian yang harus dikuasai anak usia dini tentunya tak sedikit.Â
Dari memahami diri sedniri hingga memahmi oran lain. Walau sebenarnya usia pra operasional yaitu hingga 6 tahun merupakan sifat egosentris anak usia dini, akan tetapi bunda yanda juga perlu mengajarkan anak sosial.
Akar dalam pemahaman segala macam keahlian ialah memberikan tanggapan yang positif dan dukungan kepada si kecil. Bunda atau yanda harus bisa memberikan penamaan emosional kepada si kecil.Â
Mimik wajah yang diperlihatkan si kecil, cobalah memberikan penamaan supaya anak dapat memahami dan mengerti terkait arti emosionalnya. Ketia si kecil terlihat senang setidaknya berikan ucapan "wah, adek sedang bahagia ya?".Â
Ketika marah coba beri ucapan "adek kenapa marah?" dan lain sebagainya. Ketika bunda yanda memberikan penamaan kepada si kecil. Ia akan mengeri sikap apa yang sedang ia rasakan. Dengan begitu pemahaman si kecil terhadap emosionalnya akan menambah baik. Selain itu, Â Ketika bunda atau yanda melihat si kecil marah, jangan balik dimarahin.Â
Sikap perbuatannya yang perlu dibenarkan bukan sikap emosionalnya. Si kecil boleh merasakan bagaimana itu marah, senang, was-was, curiga, prihatin dan lain sebagainya. Akan tetapi jika anak bertindak salah---katakanlah sampai merusak barang---maka sikap itulah yang harus dibenarkan."adek boleh marah, tapi adek jangan melempar barang ya, kasian nanti barangnya rusak". Ajarkan pada anak terkait sikap yang baik dan tidak baik. Sikap yang boleh dilakukan dan yang harus dihindarkan.
Keahlian awal yang harus dimiliki si kecil ialah emosional dan sosial nya. Bunda dan yanda jangan sampai bosan mengajarkan emosional dan sosial kepada anak. Setiap hari dan tanpa henti.Â
Jika anak sudah menguasai atau setidaknya mengerti emosional dan sosialnya, ia akan mudah menguasai keahlian lainnya meskipun sulit dilakukan si kecil. Seperti memasang kancing baju, mengikat tali sepatu, makan dengan sendok yang benar, menyisir rambut, merapikan mainan, menata tempat tidur, mandi sendiri, buang air dengan benar, hingga keahlian dalam menghafal alamat rumah dan nama ayah bunda nya.
Ketika anak berlatih memasang kancing, dan ketika anak sudah mengerti arti kesabaran dan sosial ia akan mencoba dan terus mencoba memasang kancing sampai benar-benar bisa.Â
Jika terdapat kesulitan si kecil akan meminta tolong kepada orang lain. Begitupun dengan keahlian lainnya. Namun, jangan terlewatkan upaya mengajarkan keahlian kepada anak usia dini haruslah dimulai dari memberikan contoh kepada si kecil. Kebiasaan memberikan contoh jangan hanya dilakukan sekali dua kali. Melainkan berkali-kali.Â
Dengan adanya anak melihat apa yang dilakukan bunda yanda atau orang lain akan menimbulkan keinginan si kecil untuk menirukan. Disinilah peran penting orangtua harus terlihat yaitu membrikan contoh dan kebiasaan yang baik. Karena setiap tingkah laku orang lain terutama bunda dan yanda akan menjadi pengajaran terhadap anak usia dini.
Bagaimana bunda dan yanda memberikan pengajaran yang tidak membosankan kepada si buah hati?
Bagaimana ketletanenan selalu hadir dalam diri bunda dan yanda?
Tentunya bunda dan yanda tau betul apa yang harus dilakukan. Membuat si kecil merasa nyaman dan selalu tertarik dengan apa yang kita ajarkan tentunya harus melibatkan lingkungan sekitar.Â
Tidak hanya kita (orang tua) dan mereka (si buah hati) melainkan orang lain dan alam. Dalam memberikan pengajaran terutama dalam meningkatkan keahlian yang dimana hal itu harus dilakukan berulang-ulang untuk menghadirkan keahlian atau kemampuan yang maksimal. Maka kegiatan yang menyenangkan dan bervariasi harus ikut andil dalam hal tersebut.Â
Bagaimana agar anak tidak bosan dan bagaimana agar anak selalu senang. Tumbuhnya rasa senang pada anak usia dini akan menghadirkan kemampuan yang semakin cepat untuk diperolehnya.Â
Dalam memberikan pengajaran kepada si kecil berilah hal-hal yang bervariasi. Misalnya dipengajaran awal bunda dan yanda mengaitkan dengan sesuatu atau barang-barang yang ada di rumah. Selanjutnya bunda dan yanda mengaitkan barang-barang yang ada di alam atau lingkungan sekitar. Jangan hanya terfokus pada satu hal, namun ikut sertakan hal-hal lainnya.
Contohnya ketika bunda atau yanda mengajarkan berhitung, coba hitung benda-benda yang ada di rumah. Selanjutnya coba hitung berapa pohon yang ada di depan rumah. Hingga kejangkauan yang lebih luas, mencoba menghitung banyaknya rumah atau mobil yang lewat. Mungkin hitungan anak akan meleset dari kebenarannya. Namun dengan adanya variasi itulah yang membuat anak merasa senang dan tertarik untuk lebih menghitung sesuatu yang lebih luas lagi.Â
Selain itu, seperti pada kutipan di awal tulisan ini terlihat rasa senang anak sampai menunjukkan hal menarik yang telah ia lakukan. Rasa senang yang dihadirkan anak cobalah tumbuhkan hingga melahirkan bakat yang luar biasa.
Kemudian untuk menghadirkan ketlatenan kepada bunda dan yanda dalam mengajarkan kebiasaan baik atau keahlian untuk si  buah hati, perlu adanya rasa suka dalam diri bunda dan yanda sendiri.Â
Maka, jadikanlah hal-hal tersebut sebagai jalan kesuksesan si buah hati. Ingat akan masa depan mereka. Karena kesuksesan dimasa kecil akan berpengaruh pada kesuksesan di masa depan.
Pada awal kehidupan si kecil, otak si kecil cenderung menyimpan apa yang ia lihat dan apa ia terima. Seperti halnya sebuah apresiasi kepada si kecil. Memberikan ucapan terimakasih, maaf, tolong, selamat. Sehingga, bunda dan yanda jangan melupakan ucapan itu untuk diberikan kepada si kecil.Â
Anak akan memahami dan menyimpan penempatan yang tepat atas ucapan-ucapan sakti tersebut jika bunda dan yanda rutin mengucapkannya. Contoh kecil, anak dapat bangun di pagi hari, ucapkan selamat pagi. Contoh lain si kecil yang memberikan sendok atau piring kepada bunda, selipkan ucapan terimakasih. Kebiasaan-kebiasaan sekecil apapun itu akan disimpan pada otak si kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H