Mohon tunggu...
Elodya Bastian
Elodya Bastian Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Hanya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Jiwa yang Memekik Dalam Diam

14 Mei 2019   21:29 Diperbarui: 4 Mei 2021   10:02 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Astaga dia muak sekali dengan lelucon kehidupan!

Bukan, bukannya menyalahi Tuhan. Itu mustahil sekali, sungguh

Bibirnya bergetar memerah. Sedikit tergigit lantaran menampung derita yang cukup lama

"Aku pun ingin dibelai dan dikasihi."

Gumaman serak yang tersangkut di antara tenggorokan

Memorinya berat. Banyak sekali yang telah dilaluinya

Ceritanya bagai drama yang membosankan

Jangan pula berharap seolah bumbu-bumbu romantis pernah menyentuh usia belianya

Orang hanya memandangnya iba sedang dia tak sudi dikasihani

Jiwanya terlalu haus akan cinta ayah bunda

Hatinya mati oleh dekapan iblis yang menyulap raut periangnya menjadi rusak tak terbentuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun