Diskriminasi merupakan salah satu permasalahan paling purba yang ada di dunia ini. Masalah sosial yang satu ini biasanya menyentuh pada agama, warna kulit, kesukuan, bentuk fisik dan juga lainnya.
Tetapi ada satu praktik diskriminasi yang sebenarnya masih banyak terjadi, yaitu Ageisme. Ageisme adalah sebuah bentuk diskriminasi yang "menyerang" ke arah usia seseorang. Hanya saja perlakuan diskriminasi ini masih dianggap sepele atau dianggap bukan permasalahan yang serius sehingga urusan diskriminasi yang satu ini tidak terperhatikan.
Bertambahnya usia memang tidak bisa dibendung. Setiap sesuatu, baik benda hidup atau pun benda mati, pasti akan diikuti terus oleh yang namanya usia. Maka saya pastikan, tidak ada alat atau tutorial yang bisa membuat kita terhindar dari yang namanya penambahan usia.
Seiring bertambahnya usia, maka akan berpengaruh juga terhadap performa kita sebagai manusia. Baik itu dari kemampuan nalar maupun fisik yang semakin melemah.
Tetapi, kemampuan nalar dan fisik yang dilemahkan usia ini pengaruhnya berbeda-beda pada setiap orang, artinya tidak semua orang mengalami kadar pelemahan yang sama. Tergantung dari kebiasaan seseorang tersebut ketika mengisi waktu pada usia sebelumnya.
Jika sebelumnya menerapkan seseorang tersebut gaya hidup sehat, maka sehat pula kehidupan seseorang tersebut. Atau ada juga yang karena faktor genetik, ada seseorang yang secara genetik cepat terlihat lebih tua dari usianya atau pun sebaliknya.
Tetapi yang menurut saya tidak adil adalah urusan pekerjaan yang ingin kita geluti mensyaratkan atau mengkualifikasikan pada batasan usia tertentu. Maka, saya menganggap itu adalah sebuah praktik ageisme.
Saya yakin, hal ini bisa terjadi pada siapa saja, dan memang itulah yang pernah saya alami ketika saya ingin melamar pekerjaan sebagai sales sebuah perusahaan komunikasi kartu pra bayar, karena saya sangat tergiur dengan besaran bulanan yang bisa saya terima nantinya jika saya diterima bergabung di perusahaan tersebut. Karena pendapatan saya sebagai guru honorer tidak mencapai setengah dari pendapatan sebagai sales kartu prabayar tersebut, itulah yang membuat saya berkeinginan untuk pindah mencari profesi yang baru.
Tetapi, apa hendak dikata, saat itu saya tidak lolos seleksi, bahkan tidak sampai pada tahap persyaratan berkas administrasi sekalipun. Alasannya adalah karena saya sudah terlalu tua untuk menjadi seorang sales, saat itu usia ketika melamar usia saya 40 tahun. Padahal saya merasa sangat baik-baik saja.
Saya yang selalu menerapkan pola hidup sehat. Tanpa rokok, no alkohol, tidak begadang kecuali jika ada artinya (sesuai dengan anjuran musisi lejen idola saya, Haji Rhoma Irama) benar-benar merasa heran dan tersinggung. Hanya karena angka usia yang tidak sesuai dengan angka yang mereka sukai, saya ditolak tanpa melihat terlebih dahulu fisik saya secara langsung yang masih cukup prima untuk kerja di bagian lapangan.