Mohon tunggu...
Elnado Legowo
Elnado Legowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Kata-kata memiliki kekuatan untuk mengesankan pikiran tanpa menyempurnakan ketakutan dari kenyataan mereka. - Edgar Allan Poe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosok Hitam Besar di Rumah Kakek

30 Desember 2021   13:24 Diperbarui: 30 Desember 2021   21:08 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sontak pikiranku jadi kalut dan berteriak panik memanggil kakek. Tetapi masih tidak ada jawaban. Alhasil, dengan sangat panik, aku bergegas melaju ke arah kamar kakek. Namun saat baru beberapa langkah, aku secara tidak sengaja menendang sebuah bola di lantai, sehingga hampir membuatku jatuh. 

Secara spontan, aku langsung mengarahkan cahaya ponsel ke arah bola itu. Dan aku mendapati sebuah pemandangan yang sangat menyeramkan dan menusuk batin. Bola itu adalah kepala kakek yang telah terpenggal dan tergeletak di atas lantai. Wajahnya hancur sebagian dan menghadap ke arahku; mengeluarkan ekspresi ketakutan yang akut; mulutnya menganga seperti orang yang hendak menjerit; seakan-akan dia melihat sesuatu yang mengerikan sebelum kematiannya. Tidak jauh dari keberadaan kepala kakek, aku juga menemukan tubuhnya dalam keadaan yang tidak kalah mengenaskan; tercabik-cabik; berantakan; serta tidak utuh.

Aku bergidik ngeri; tubuhku menggeligis; seakan aku masih tertidur dan terjebak di alam mimpi buruk. Secara impulsif, aku melangkah mundur menjauhi mayat kakek. 

Baru sekitar empat langkah kulewati, seketika aku merasakan sebuah embusan napas besar yang mengenai kepala belakangku; diikuti oleh bau tidak enak - tercium seperti bau sigung - yang menusuk; diiringi oleh suara dengkuran hewan yang aneh dari arah belakang; sehingga memberi sebuah kejutan yang menakutkan; sekaligus bukti presensi dari sosok fenomenal yang diceritakan kakek. Tanpa berpikir panjang ataupun menoleh ke belakang, aku bergegas lari sekencang-kencangnya keluar dari rumah kakek, sembari menerobos kegelapan malam.

Aku tidak yakin apakah sosok itu mengejarku atau tidak, karena di pikiranku sangat kacau, serta dikuasai oleh kepanikan yang akut. 

Aku terus berlari tanpa arah dan tidak mempedulikan lingkungan di sekitarku. Sampai-sampai aku tidak sadar bahwa aku telah sampai di tengah jalan besar, dan - di waktu yang bersamaan - ada sebuah mobil yang melaju kencang dan menabrakku, hingga membuat pandangan menjadi gelap gulita.

Singkat cerita, aku terbangun di dalam sebuah rumah sakit, dan langsung disambut oleh kedua orang tuaku dengan perasaan yang kacau dan - tentu juga - terguncang setelah mengetahui kematian kakek yang tragis. Selain kedua orang tuaku, juga ada beberapa orang polisi yang datang menemuiku untuk meminta keterangan, terutama perihal yang telah terjadi pada kakek. Aku segera menceritakan kisahku, tapi mereka tidak memercayai begitu saja.

Namun setelah beberapa hari kemudian, tampaknya mereka mulai berubah pikiran saat tim penyelidik berhasil melakukan rekognisi bahwa luka di tubuh kakek itu bukan hasil dari perbuatan manusia. Keadaan semakin rumit, setelah mereka mendapatkan sebuah penemuan yang tidak biasa di mayat kakek, yaitu beberapa helai rambut yang teridentifikasi milik makhluk asing berjenis gabungan dari beruang, kera, dan manusia. 

Dari penemuan itulah, pihak polisi mengambil kesimpulan, bahwa kematian kakek disebabkan oleh serangan hewan. Namun polisi masih belum bisa mengidentifikasi jenis hewan yang membunuh kakek.
 
Aku berharap bisa mempercayai kesimpulan dari pihak polisi. Karena itu akan membantuku untuk pulih dari ketakutan yang masih menghantuiku. Sebab aku tidak pernah merasakan rasa takut yang luar biasa seperti sekarang ini. Namun, harapan itu sirna saat malam tiba. 

Di mana saat aku sedang sendirian di dalam kamar rawat; aku mendengar suara langkah kaki berat yang menggetarkan; diikuti oleh bau sigung yang menyengat; serta suara dengkuran hewan aneh yang terdengar tidak asing di telingaku. Itu semua datang dari balik pintu kamar rawatku, seolah dia sedang berkunjung untukku. Tampaknya sosok hitam besar itu tidak akan pernah membiarkan mangsanya lolos begitu saja.
 
****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun