MACING MANIA
Hari minngu ini kami semua dapat undangan dari Omjay untuk mancing bersama di kolam yang ada didepan rumahnya. Omjay punya kolam yang sangat besar dengan ikan-ikan yang super banyak pula di dalamnya. Ada ikan mas, ikan patin, ikan lele, ikan gabus, ikan nila, ikan gurami, ikan bawal dan banyak lagi ikan-ikan lainnya yang tidak kami ketahui namanya.
Khabar dari bunda Aam, kemaren bunda Kanjeng sama bunda Aam sudah mancing di sana. Katanya dapat ikan luar biasa gede. Bunda Aam mengabariku lewat WA. "Wah, kalau begitu kami mau juga dong bun" kata saya kepada bunda Aam. "Benarkah Bun, kalau gitu biar saya kasih tahu sama OmJay ya, kita mancing mania aja di sana biar seru usul bunda Aam." "Asiap bunda..." jawabku.
Berita bahagia ini pun aku sebarkan kepada semua teman-teman yang ada di grup. Semua antusias menyambut berita baik ini. Semua menyatakan keikutsertaannya.
Pagi-pagi sekali pak EV dan pak Anwar sudah sibuk menggali cacing. Mereka berdua mencarinya di tepat yang berbeda biar dapat banyak. Kakek Merza yang rajin maraton lewat di rumahnya pak Ev. Dia juga mau ikut mancing mania.
"Hey, pak Ev..udah banyak dapat cacingnya. Kakek nanti minta cacingnya pak Ev aja ya" bilang kakek Merza. "Baik kek, kakek tenang aja" jawab pak Ev. Galian cacing pun dilanjutkan sampai akhirnya dapatlah satu kantong kresek itam. "Mmmm...dah lumayanlah ni" kata pak Ev dalam hatinya. Dia pun berhenti dan meletakkan lagi cangkul di tempatnya semula. Di kandang ayamnya pak De sus.
Sementara di tempat lain pak Anwar juga sudah mengantongi cacing yang lumayan banyak juga, tak mau kalah sama pak Ev. Mereka berdua memang ditunjuk sebagai seksi pencari umpan. Dari depan rumahnya bunda Lely dan bunda emut serta pak Rusmana sudah siap-siap dengan pancingnya. Begitu juga bunda Maesa, bunda yati, mas Lapu, bunda Yani, bunda Ovi dan juga Koko SIM. Kebetulan rumah mereka berdekatan.
Tak jauh dari situ bunda Nuruljuga sudah bersiap dengan baju panjang tangannya siap dengan sepatu serta topi pelindung dari panasnya matahari. Bunda Sri, bunda Dewi, bunda Ade, pak Sutino, bunda Yami, bunda Suryati, pak Syaiful, pak Ilham dan juga bunda There, juga sudah mulai keluar dari rumah mereka.Â
Tiba-tiba muncul Kakek Merza, menyandang pancing dengan tas ranselnya. Bukan cuma satu akan tetapi ada lima di dalamnya. Bunda Fatimah, bunda Rumiati, bunda Rini, bunda Emni dan juga pak Dail kaget melihat semangatnya kakek Merza yang begitu kuat.
"Ah kita tak boleh kalah" kata pak Dail. "Mas Brian...ayo cepatan dong" kata pak Dail yang sudah tak sabaran pengen sampai di kolamnya Omjay. "Iya pak Dail,...bentar lagi minum teh ni sekejap lagi aja", jawab pak Brian dari ruang tamu.
Setelah pak Brian keluar dari rumahnya, mereka semua konvoi menuju ke kolamnya Omjay. Di tengah jalan rombongan pak Dail berjumpa dengan rombongan cing Ato. Ada pak De Sus, pak Jujung, mas Marsel, mas Syahrir dan juga pak Abas. Semua rombongan itu bertolak ke arah rumahnya Omjay untuk mengikuti acara mancing mania.
Tak berapa lama berjalan sampailah semua rombongan mancing mania ini di rumahnya Omjay. Melihat anggota yang sangat rame ini, Omjay sangat bahagia. Omjay sangat senang, tak henti-hentinya Omjay tersenyum melihat semangat anak-anak muda ini yang mau melakukan lomba mancing. (Anggap aja semua masih anak muda ya).Â
"Biarlah ikan-ikan Omjay habis, yang penting kita semua bahagia" kata Omjay. "Wah Omjay luar biasa ya bunda Ovi,"bisikku sama bunda ovi. "Iya Bu Elmi, ikan sebanyak ini direlakan untuk kita pancing tanpa dibayar lagi," jawab bunda Ovi. "Ya Bun, pokoknya nanti kalau kita dapat, jangan lupa kita bilang makasih...makasih....makasih...ya Bun", balasku sama bunda Ovi. Bunda Ovi pun membalas dengan senyum manisnya.
"Ayo silahkan mancing..."kata Omjay dengan mengawali melepas pancingnya ke kolam. "Bismillahirrahmanirrahim, mancing mania resmi saya buka" kata Omjay. Semua peserta bertepuk tangan. Sebenarnya kami semua sudah taksabar. Dari tadi sudah berdiri dengan sangat apik di pinggir kolam menunggu pembukaan resminya dari Omjay. Tapi setelah Omjay baca bismillah, semua pancing melompat ke kolam.Â
Kini semua mata tertuju ke pancing masing-masing. Tiba-tiba, "aku dapat...tolong...tolong..."kata bunda kanjeng dengan jeritannya. Tanpa sadar pak Brian langsung berlari ke arah bunda Kanjeng, dan menolongnya menarik pancing dari dalam kolam. "Wah bunda kanjeng hebat...gede sekali ikannya", teriak bunda Emut.
"Aku dapat juga", kata pak Dail dengan suara seraknya. Mata bunda there dan bunda Ovi terbelalak melihat ikan yang tersangkut di pancingnya pak Dail. Ikannya cantik banget. "Sini-sini aku aja yang lepasin dari mata pancingnya", kata bunda Maesa. Pak Dail dengan sabar menunggu bunda Maesa melepaskan mata pancingnya dari ikan yang telah didapat.Â
"Hore...aku juga dapat..."kata Koko tak jauh dari situ. "Aku juga dapat gede..."kata pak Ev dan mas Marsel. Aku dapat, aku dapat, aku dapat...semua sudah dapat ikan. Akhirnya tepian kolam Omjay rame dengan suara kami semua. Tak sia-sia pak Ev sama mas Anwar membawa cacing yang banyak. Disaat kami semua gembira, tiba-tiba aku melihat ke pak Mana. Beliau termenung seakan ada yang dipikirkan.Â
Aku pun menghampirinya dan menepuk bahunya. "Astaghfirullah...kaget aku" kata pak Mana. Mikirin apa sih, orang lagi gembira semua kok malah sampean termenung sendiri", kata ku sama pak Mana. "Tau dak Bu Elmi", "ga tau", kata ku bercanda. "Tunggu dulu aku belum selesai ngomong" kata pak Mana. "Owh iya apa tuh" jawabku. "Ini aku dah berantem sama dia" kata pak Mana sambil memegang perutnya. "Ha ha, iya juga ya pak mana" "iya...laper aku Bu Elmi" Kat pak Mana.Â
Aku lihat-lihat semua sudah pada dapat ikan. Kantong ikan yang dibawa dari rumah masing-masing sudah pada berisi. Tidak ada lagi yang kosong. Hari pun sudah semakin sore. Aku berdiri di pinggir pak Mana. "Hai... mantemanku semua. Kita pulang yuk, ke rumahnya Omjay. Pak mana sudah lapar. Ikan-ikan ini kita bakar dan kita makan bersama". "Setuju....jawab semuanya".
Kami pun menggumpal pancing dan menyimpannya di tas masing-masing. Mengambil kantong ikan masing-masing dan menentengnya ke rumah Omjay. "Om...lihat ni, kami dapat...kami dapat ikan... gede-gede", kata ku sama OmJay. "Wah, Alhamdulillah ya Bu Elmi" ayo dibersihin dulu. Sebahagian dibakar aja disini. Itu apinya sudah Omjay hidupin dari tadi tinggal bara" kata Omjay. "Asiaaap Om" jawab kami semua.
Bunda Rini, bunda Fatimah, bunda Dewi dan bunda Tuti dengan sigapbersihkan ikan-ikan itu. Setelah bersih lalu dilumuri bumbu yang telah kami siapkan dengan bunda kanjeng. Setelah itu kami kasih ke Koko SIM.
Koko SIM, pak Dail, pak Brian, mas Anwar, pak Ev...sibuk membakar ikan. Mas Marsel, pak De, pak Mana mengambil daun pisang.Â
Tak lama berselang ikan bakar pun matang. Kami makan bersama di rumah Omjay di atas daun pisang. Sambil kami bernyanyi bersama. Memory daun pisang sangat mengasikkan...memory daun pisang tak kan terlupakan. Mancing mania selesai. Kami balik ke rumah masing-masing. Terimakasih banyak Omjay...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H