Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan menorehkan sesuatu di medsos menjadi salah satu kesibukan saat ini, walaupun masih dalam tahap belajar. Semoga semuanya bermanfaat. Terima kasih untuk Omjay dan semua guru yang telah mengajarkan ku, semoga ilmu yang sudah diajarkan, berbalas pahala. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerber Pelangi Senja (Bagian Ke-9)

23 Juni 2022   04:59 Diperbarui: 23 Juni 2022   05:04 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

MEMASUKI PERKULIYAHAN SEMESTER TUJUH.

Hari demi hari telah dilalui oleh pelangi seperti air mengalir. Waktu terus berputar, tak terasa kini tibalah saatnya Pelangi mendaftar untuk pengajuan judul Skripsi. Satu hari sebelum pengajuan judul skripsi Pelang pernah bermimpi bahwa dia mau mendaki gunung. Di sana tidak ada Pohon dan satu akar pun untuk berpegang. Gunung itu sangat tandus. Dia sibuk mencari akal kemana dia harus berpegang agar bisa naik ke puncak gunung itu. Setelah lama mencari tempat pegang di lereng gunung itu maka tiba-tiba dia melihat ada satu akar ilalang, dia pun cepat-cepat berpegang di akar itu dan berusaha untuk melangkah. Denan sangat hati-hati dan penuh rasa khawatir yang luar biasa akhirnya pelan-pelan dia bisa naik ke puncak gunung itu. Setelah sampai di puncak gunung maka dia pun  melihat bahwa dikanan kiri gunung itu terdapat jurang yang sangat terjang dan dalam sekali dipenuhi oleh ssmak belukar, saat melihat-lihat itu dengan rasa ngeri bercampur takut kalau-kalau sempat dia terjatuh tak bisa dibayangkan akan seperti apa tubuhnya jadinya, maka Pelangi pun terbangun. 

Saat terbangun dari mimpi  itu badannya  sudah basah dengan keringat. Astagfirullah...untngnya cuma mimpi katanya dalam hati. Dia masih terbayang sekali akan mimpinya. Dia masih takut dengan gunung yang tinggi dan jurang yang dalam dikanan kiri gunung itu. Setelah bangun hari pun sudah pagi. Dia bergegas mandi dan siap-siap untuk pergi ke kampus. Setibanya di kampus dia langsung mengajukan beberapa judul ke Ketua jurusanya. Beberapa judul skripsi diajukan  pada hari itu kepada bapak  Zainal Ketua Jurusannya, namun setiap judul yang diajukan itu tidak satupun yang diterima oleh pak Zainal, semua ditolak sampai akhirnya Pelangi bingung dan hmpir putus asa mau gajukan judul apa. Maka Pelangi pun keluar dari ruangan pak Zainal dengan langkah yang sangat loyo. Setelah itu dia pulang untuk siap-siap bergi ke MDA untuk membimbing anak - anak membaca Alqur'an.

Keesokan harinya  Pelangi kembali pergi ke kampus pagi-pagi sekali dia sudah tiba di kampus itu, dia duduk dan termenung sambil melamun, menu ggu pak Zainal datang sambil melamun, memikirkan judul apa lagi yang harus di ajukan ya sama pak Zainal. Tiba-tiba dalam lamunannya itu, dia teringat akan sekolahnya yang dulu mendidiknya. Maka Pelangi pun cepat-cepat menulis sebuah judul tentang sekolahnya. Walaupun dia tau bahwa dirinya tidak suka dengan judul itu yang membahas tentang sejarah. Tapi iseng-iseng dia masukkan judul itu ke pak Zainal. Akhirnya tak lama kemudian pun dia dipanggil oleh pak Kajur yakni pak Zainal. Setelah menghadap pak Zainal dia pun langsung ngomong sama bapak itu. "Gimana pak, ditolak lagi kah judulku ?".

"Kalau iya biar aja aku nganggur dulu ya pak, pusing kepalaku pak, ga tau lagi mau ngajuin judul apa". Kata Pelangi sambil nyerotos. Pak Zainal pun menjawab. "Diam dulu nyerotos aja", kata bapak itu. Lalu Pelangi pun terdiam sejenak. Sambil menyodorkan kertas yang tadi dia tulis. "Ini kertas mu saya kembalikan" kata bapak itu. "Silahkan dibuka" katanya. Dengan hati-hati sekali Pelangi mengambil dan membukanya, ternyata judulnya diterima dengan tanda centang huruf V, dalam kurung judul anda diterima, silahkan dilanjutkan ke proposal atau BAB 1, begitulah bunyi kalimat itu. "Ya Allah...rasanya mau pingsan, tapi malu, mau jingkrak-jingkrak pun juga ga mungkin" kata Pelangi. Yang penting ada rasa yang sangat bahagia didalam hati Pelangi saat itu yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Sambil tersenyum Pelangi menyalami bapak itu dan berucap, "terimakasih banyak ya pak, mohon doanya semoga lancar". "Aamiin" kata bapak itu.

Sebelum Pelabgi keluar dari ruangan itu pak Zainal bilang kalau pembimbing skripsi nya Pelangi ada dua orang, yakni pembimbing satu bernama pak Nursal saeran yang menjabat Dekan waktu itu, dan pembimbing dua bernama pak Rusli. Kedua pembimbing itu sudah dikenal oleh Pelangi.

SAATNYA BIKIN SKRIPSI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENDAPATKAN GELAR SARJANA ( S1 )

Walau judul yang diajukan sudah di ACC oleh Ketua Jurusan tapi Pelangi masih ragu karena sebenarnya judul itu tidak cocok dengan pilihan hatinya. Namun gimana lagi ini harus dikerjakan, demi mendapatkan gelar Sarjana dari kampus itu. Dengan semangat ia mencoba mencari contoh yang sesuai dengan skripsinya di perpustakaan kampus. Setiap hari hal itu dilakukan Pelangi sambil kerja ngajar MDA di beberapa tempat di kota Padang.

Kini jam kuliyahnya Pelangi tidaklah banyak, karena di semester Tujuh ini tinggal perbaikan beberapa mata kuliyah saja yang masih mendapat nilai C. Setiap hari Pelangi datang ke kampus dan pergi ke perpustakaan. Hal ini dilakukan setelah selesai perbaikan mata kuliyah yang bernilai C, disana dia dengan tekun mencari bahan-bahan yang diperlukan untuk menulis skripsi nya.

Berkat sabar akhirnya BAB 1 selesai juga. Pelangi pun membawa BAB 1 nya ke pembimbing dua, yakni pak Rusli. Proposal yang kini sudah menjadi BAB satunya pun diperiksa langsung oleh pak Rusli, dengan banyak coretan, namun tiada satu kata pun yang diajari sama pak Rusli kalimat apa yang sebaiknya ditulis sebagai ganti kalimat yang telah dicoret-coretnya tersebut.

Pelangi pun bingung dan mengambil proposalnya serta pulang ke tempat kos dengan hati yang berat. Di sepanjang perjalanan Pelangi tetap berdoa dalam hati dan minta petunjuk, "Ya Allah gimana caranya biar BAB 1 ku ini cepat clear, apa yang harus aku tulis disini" gumamnya dalam hati. Dia pun diselimuti rasa bingung yang luar biasa. Sesampainya di tempat kos, dia melempar BAB 1 nya kedalam kardus dan dibiarkan aja disitu selama beberapa bulan tanpa disentuh sama sekali. Suatu hari kakaknya bertanya kepada Pelangi, tentang skripsinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun