Inilah yang tak bisa kami lupakan darimu nak. Sikapmu yang sungguh berbeda dengan yang lain itukah yang membuatmu mendapatkan tempat istimewa di hati semua guru-gurumu. Begitu juga di hati semua sahabatmu. Apalagi di hati ayah dan ibumu, serta keluarga besarmu dan masyarakat yang mengenalmu.Â
Saat kau tiada, begitu banyak air mata yang tercurah nak. Begitu banyak hati yang terluka. Serasa nyawa kami ikut terenggut bersama kepergianmu. Tak tau lagi entah ucapan apa yang akan dikeluarkan. Tak tau lagi entah rintihan dan tangisan seperti apa yang harus kami teteskan.Â
Andaikan kami semua tak bisa menahan tangis ini, mungkin raungan akan memenuhi setiap sudut rumahmu. Namun kami berusaha untuk menahan semua itu walau air mata tetap menetes dan dada terasa nyesek banget sampai hari ini.Â
Selamat jalan anakku sayang, di mata kami nasibmu sungguh malang. Namun semua itu tak terlepas dari takdir Allah atas dirimu. Kami sayang kepadamu namun ternyata Allah lebih menyayangimu lagi. Di saat kau mau pulang ke rumahmu di situlah maut merenggut nyawamu melalui tabrakan maut yang tak bisa lagi dielakkan. Engkau bersimbah darah, kami yang tinggal bersimbah air mata.Â
Dalam doa ibu dan orang tuamu, serta keluarga besarmu dan semua sahabatmu, serta karib kerabatmu handai taulan dan sebagainya, engkau selalu kami doakan nak. Semoga syurgalah tempatmu. Aamiin ya Allah ya rabbal aalamiin.Â
Sebagai bukti sayang kami kepadamu, kami antar engkau sampai ke pusaramu. Nak, walau raga kita sudah berpisah. Namun engkau tetap hidup di dalam hati kami semua. Semoga engkau tenang di alam sana nak, dan mendapatkan tempat terindah yakninya syurga.Â
Mengenang anakku tersayang
Aditya Tri Cahyono kls 9C
17 Juli 2024Â
( Hari duka yang mendalam )
Kandis Riau, Â 21 Juli 2024