Menyembelih hewan kurban adalah salah satu ibadah yang dilakukan bagi umat muslim yang punya kemampuan dan kemauan.
Mampu adalah sanggup dan mau untuk berkurban. Berkurban karena ingin lebih dekat kepada Allah daripada makhluknya.Â
Pada hari ini kita semua akan menyaksikan kerendahan hati orang-orang yang kaya yang mau berkurban semata-mata mengharap Ridhanya Allah SWT.
Bukan karena ingin dihormati oleh manusia. Bukan pula karena sifat ria. Akan tetapi karena cinta kepada Sang khalik, melebihi cintanya kepada dunia dan isinya.
Kecintaan terhadap Allah ini dilakukan salah satunya melalui ibadah kurban. Seperti halnya yang dilakukan oleh nabi Ibrahim kepada anaknya Ismail.
Dalam usianya yang sudah tua. Namun belum juga dikaruniai seorang anak. Saat itu nabi Ibrahim meminta kepada Allah agar dikaruniai keturunan. Lalu beliau berdo'a kepada Allah, dan Allah mengabulkan do'anya.Â
Disaat anaknya Ismail lagi pintar-pintarnya. Sedang jadi mainan dipelupuk matanya nabi Ibrahim dan istrinya Siti Hajar.
Pada saat itu pula beliau diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anaknya sebagai kurban. Bayangkan saudaraku, kalaulah seandainya kita yang diminta Allah untuk melakukan yang demikian, mungkin saja kita tidak akan sanggup melakukannya.
Namun nabi Ibrahim dalam keadaan hati yang gundah gulana, ditambah pula perasaan yang sangat pilu, akan berpisah dengan anaknya tercinta. Perintah ini dilaksanakannya dengan penuh keikhlasan. Dengan terlebih dahulu disampaikannya pula kepada putranya Ismail.
Tapi apa jawab Ismail kepada ayahnya. Wahai ayahanda tercinta, apakah ini perintah dari Tuhanmu? Kalau iya, lakukanlah wahai ayahku.Â
Nabi Ibrahim kaget, melihat ketulusan hati anaknya Ismail. Dia mau dengan ikhlas disembelih oleh ayahnya, atas dasar ketaatan kepada perintah Allah SWT.Â