5. Tingkat Kesulitan
Tingkat kesulitan pada kertas kalkir: sedang.Â
- Kertas kalkir memiliki permukaan yang lebih kasar sehingga memberikan kontrol yang lebih baik terutama dalam membuat detail yang sangat kecil. Meskipun kertas kalkir transparan namun kertas kalkir tidak sejelas kertas transparansi, hal ini membuat detail pada peta aslinya lebih sulit terlihat, terutama pada detail yang tumpang tindih atau garis-garis halus. Kertas kalkir tidak gampang rusak, sehingga pengguna dapat melakukan pengulangan atau penebalan garis tanpa takut kertas rusak.
Tingkat kesulitan pada kertas transparansi: tinggi.Â
- Kertas Transparansi memiliki permukaan yang sangat licin sehingga mempersulit dalam proses menggambar. Pena permanen yang digunakan pun harus hati hati agar tidak geser ke bagian lain. Tingkat transparansi yang tinggi memudahkan pengguna dalam melihat detail secara keseluruhan, tetapi garis atau simbol yang terlalu tipis bisa lebih sulit diikuti dengan presisi. Pada kertas transparansi tinta sulit mengering hal ini  memerlukan waktu lebih lama, jika tidak hati hati tinta bisa meluber. Kertas transparansi rentan terhadap sobekan, khususnya jika pengguna terlalu menekan alat tulisnya.
6. Kesimpulan:
Teknik  menyalin peta di kedua jenis kertas ini yaitu kertas kalkir dan kertas transparansi sama-sama menuntut ketelitian dan kesabaran yang ekstra, terutama dalam menjaga ke akuratan garis, simbol, dan detail lainnya yang ada pada peta asli. Meskipun proses manual ini telah banyak digantikan oleh teknologi digital, penyalinan peta secara manual ini penting terutama dalam lingkup pendidikan. Agar proses belajarnya melibatkan pengamatan yang lebih mendalam terutama pada detail kecil, dan memperkuat pemahaman geografis dan spasial. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H