“kalian bisa memilih si anjing atau kucing,” ujar kodok dari kejauhan.
“dalam hikayat manusia, mereka sering bertengkar. lidah-lidah mereka mengeluarkan pedang api,” kataku.
keheningan datang dari perut bumi.
dari balik kabut tipis yang melayang
terdengar suara mendahului sang pemilik suara
rupanya dia seorang yang bijak. dan dia berkata sambil berlalu,
“akal budi yang baik, pikiran yang jernih, jiwa yang bening
nurani yang bersih, adalah tuhan yang hidup dalam tubuh manusia.”
keheningan memangku sunyi
sejuk embun menyelisik tajam ke jiwa
lalu aku teringat rumah ibu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!