Mohon tunggu...
Kholisatun Nurul Elma
Kholisatun Nurul Elma Mohon Tunggu... Mahasiswa - stay positive, but not in covid

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 21107030053

Selanjutnya

Tutup

Politik

Simak Penjelasan Awal Mula Konflik Rusia dan Ukraina

24 Februari 2022   22:21 Diperbarui: 18 April 2022   11:52 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pexels.com

          Pada desember 2021, sebuah peristiwa telah terjadi. Peristiwa tersebut memanaskan panggung politik global, karena kelakuan Rusia yang menempatkan 100.000 pasukan di perbatasan Ukraina. Dan beberapa pakar mengatakan bahwa tindakan Rusia ini bisa saja memicu ‘Perang Dunia Ketiga’.

          Kenapa Rusia menempatkan 100.000 pasukan di perbatasan Ukraina? Apa yang dicari oleh Rusia?

          Semua dimulai dari permintaan Vladimir Putin kepada NATO dan Barat. Pertama, Putin meminta Amerika dan NATO menghentikan semua aktivitas militer di daerah Eropa Timur. Kedua, Putin meminta Amerika dan NATO untuk berhenti merekrut anggota yang baru. Ketiga, Putin meminta Amerika dan NATO berhenti ikut campur dalam segala urusan di Eropa Timur.

          Mendengar permintaan Putin, Amerika maupun NATO jelas menolak. Karena mereka berurusan dengan negara –negara yang berdaulat, negara-negara  yang sudah merdeka. Rusia tidak berhak untuk campur tangan, Rusia tidak berhak mengatur negara-negara ini mau berurusan dengan siapa. Oleh karena itu, pihak Amerika dan NATO menolak permintaan dari Vladimir Putin.

          Meskipun demikian, Vladimir Putin tidak main-main dengan permintaannya. Ia mengancam jika ini masih diabaikan dan tidak segera dipenuhi, ia akan melakukan invasi militer besar-besaran kepada Ukraina alias mencaplok daerah Ukraina secara paksa untuk kembali lagi ke Rusia. Dan untuk menunjukkan keseriusannya pada tuntutan tersebut, Putin tidak segan-segan mengatakan syarat tegas bahwa ia dan Rusia siap untuk perang nuklir.

          Lantas mengapa Ukraina?

          Untuk menjawab hal tersebut kita perlu kembali ke 1.500 tahun yang lalu. Pada saat itu ada kerajaan yang bernama Kievan Rus, kerajaan ini menjadi cikal bakal bangsa Slavia seperti Belarus, Ukraina, dan Rusia, dan dari sinilai semua berasal. Singkat cerita, kekaisaran Rusia muncul. Kekaisaran yang sangat luar biasa luasnya. Di abad modern kekaisaran Rusia ternyata berubah menjadi Uni Soviet yang luasnya bukan main. Dan setelah PD II berakhir, Barat merasa Uni Soviet sebagai ancaman yang baru dan mereka takut Uni Soviet melakukan invasi besar besaran ke Eropa karena mereka memiliki resources untuk melakukan itu.

          Untuk mencegah hal tersebut, pada tahun 1949 negara-negara Eropa, Amerika dan Kanada membentuk sebuah aliansi yang bernama ‘NATO’ dimana ada 12 negara yang menjadi penggagas utamanya. NATO dibuat untuk menghentikan invansi Uni Soviet seandainya berniat untuk menguasai Eropa. Sejak saat itulah muncul Blok Barat dan Blok Timur. Dan di situlah selama berpuluh-puluh tahun terjadi perang dingin.

          Singkat cerita, tahun 1990-an Uni Soviet pecah menjadi negara baru yang bernama Rusia. Uni Soviet harus kehilangan beberapa wilayah salah satunya Ukraina. Dan lepasnya Ukraina dari Uni Soviet ini ternyata ditangisi banyak orang. Kenapa Ukraina harus lepas karena bangsa Rusia sendiri berasal dari Kievan Rus yang ada di ada di kota Kiev ibukota Ukraina. Banyak yang meyayangkan hal tersebut karena merasa bangsa mereka muncul dari satu kota yang sekarang sudah tidak menjadi bagian dari negara mereka.

          Salah satu yang kecewa adalah presiden Rusia saat itu yaitu Gorbachew. Terlebih ia memiliki seorang ibu yang  memang berasal dari Ukraina. Selain Gorbachew, ada seorang intelejen muda berbakat yang memiliki karir yang luar biasa yaitu Vlandimir Putin. Vlandimir Putin merasakan romansa dan romantika dengan Ukraina. Ia merasa semua orang Ukraina dan Rusia itu sama, bangsa Ukraina dan Bangsa Rusia itu sama. Seharusnya mereka berada dalam satu negara. Sampai ahirnya, Putin berhasil mengumpulkan kekuatan di Rusia, dia memiliki karir yang bagus di pemerintahan Rusia. Dia menjadi presiden di Rusia dan hasratnya untuk menyatukan kembali Ukraina ke dalam Rusia itu masih ada sampai sekarang.

          Dengan konflik NATO ini, dan niat NATO untuk merekrut  Ukraina sebagai anggota baru dijadikan alasan oleh Putin untuk melakukan invansi militer besar besaran ke Ukraina. Dan jika kita mebaca sejarah, ini bukan terjadi secara spontan. Ini adalah imbas dari sebuah rangkaian peristiwa yang terjadi puluhan tahun.

          Pada tahun 90-an, walaupun Ukraina sudah menjadi negara  merdeka. Mereka belum bisa lepas dari bayang-bayang atau kontrol Rusia. Tahun 2004, terjadi revolusi yang dinamakan ‘Revolusi Orange’ dimana masyarakat Ukraina berusaha untuk bebas dari bayang-bayang Rusia dan mereka meminta Ukraina menjadi negara yang benar-benar berdaulat dan tidak tergantung lagi dengan Rusia.

          Ahirnya revolusi ini mengantarkan seorang presiden baru di Ukraina yang bernama Viktor Yushchenko. Viktor Yushchenko benar-benar ingin melepas Ukraina dari pengaruh Rusia dan lebih memihak kepada Barat. Tentu keadaan ini tidak memebuat Rusia nyaman, mereka pun melakukan tindakan dan  strategi termasuk salah satunya filtrasi ke politik dalam negerinya Ukraina. Jadi Ukraina  digoncang dari dalam. Hal ini berbuah hasil karena pada tahun 2010 pemimpin oposisi yang pro Rusia yaitu Viktor Yushchenko terpilih menjadi presiden Ukraina. Dan sejak Yushchenko terpilih menjadi presiden Ukraina, hubungan antara Ukraina dengan NATO maupun Amerika benar-benar di penggal. Artinya Yushchenko benar-benar berpihak pada Rusia. Dan ini membuat Rusia dan Vladimir Putin senang, namun yang tidak senang adalah msyarakat Ukraina sendiri.

          Ahirnya revolusi kembali meletus pada tahun 2014. Saat terjadi kekosongan kekuasaan karena buah dari revolusi tersebut Rusia memanfaatkan kekosongan jabatan di Ukraina setelah terjadi revolusi dengan mencaplok secara paksa daerah Crimea. Selain itu, Rusia juga menyalakan api pemberontakan, dengan mendukung secara penuh kelompok separatis yang berada di Ukraina Timur.

          Dan itulah beberapa tindakan yang diambil pemerintah Rusia kepada Ukraina bahkan setelah Ukraina merdeka, sampai detik ini. Dan ini adalah masalah geopolitik yang serius. Presiden baru terpilih  Ukraina Volodymyr Zelenskyy ternyata anti dengan Rusia dan menyatakan keberpihakan secara jelas kepada NATO dan pihak Barat. Dan mengatakan secara tegas bahwa Ukraina tidak ingin berada di bawah  bayang-bayang Rusia lagi. Volodymyr Zelenskyy juga menyatakan bahwa Ukraina ingin bergabung kepada NATO. NATO pun menyambut itu dengan baik, karena bagi NATO ini adalah sebuah langkah yang menguntungkan ketika Ukraina bergabung dengan NATO maka mereka bisa saja membuat pangkalan militer disana di bagian Eropa Timur. Dan ini jelas mengancam Rusia, membuat Rusia naik pitam sehingga hasrat Rusia untuk menguasai Ukraina menjadi semakin besar.

Source : https://youtube.be/YmA6Dvm_obo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun