Menurut Joshua Becker, dalam buku  Becoming Minimalist, minimalism adalah memiliki hal-hal yang membuat kamu bahagia, dan menghilangkan hal-hal yang tidak. Kita hanya hidup dengan hal-hal yang kita butuhkan, meskipun jumlahnya tidak banyak tapi berkualitas. Slogan yang sangat terkenal dari konsep minimalism adalah 'Less is more'.
Apa itu minimalist lifestyle?
      Minimalist lifestyle atau gaya hidup minimalis merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk menjauhkan diri dari sifat materialistis kemudian memusatkan perhatiannya pada kebermanfaatan suatu barang/ sesuatu yg dibutuhkan dan digunakan untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan. Minimalist lifestyle cenderung ke pola hidup yang sederhana. Seseorang yang menerapkan gaya hidup minimalis juga cenderung memiliki barang lebih sedikit tetapi sangat fungsional dan memiliki value.
      Seorang minimalis memiliki mindset atau sikap yang bijak dalam melakukan controlling terhadap barang-barang yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan dan bukan karena keinginan semata. Hidup minimalis artinya kita memaksimalkan penggunaan barang-barang yang kita miliki dan mengurangi barang-barang yang mungkin tidak kita perlukan karena tidak memiliki value.
      Seorang minimalis bukan berarti terlalu irit atau pelit, minimalis itu sendiri berkorelasi kuat dengan kondisi keuangan. Jika kita bisa mengontrol barang apa saja yang akan kita beli dan tidak kita beli, kita bisa mengalokasikan dana tersebut untuk ditabung atau untuk investasi masa depan. Itu artinya kita menjadi lebih dewasa dan bijaksana karena bisa mengontrol ego dan hawa nafsu dalam berbelanja.
Tips-tips atau cara memulai gaya hidup minimalis
      Tips yang disampaikan berikut ini sangat cocok untuk kalian yang baru pertama kali mengenal minimalism atau bagi kalian yang ini mencoba apakah minimalism cocok dengan kalian atau tidak.
- Learn to say no. Artinya adalah belajar berani menolak, contohnya seperti menolak pemberian orang lain, menolak di ajak nongkrong yang tidak bermanfaat, menolak keharusan dalam mengikuti trend, karena trend sendiri merupakan sesuatu yang cepat berlalu.
- Decluttering. Adalah memilah-milai barang, mana yang masih bisa digunakan mana yang sudah tidak bisa digunakan, mana yang sudah rusak dan mana yang masih berfungsi, mana yang masih layak pakai dan mana yang sudah tidak layak pakai. Ini untuk menentukan apakah barang harus dibuang atau tetap disimpan. Decluttering itu sendiri bisa kita lakukan secara bertahap agar tidak terjadi over declutter. Selain itu kita juga harus membersihkan dan merapikan rumah secara rutin agar tidak ada penumpukan barang.
- Mindful Shopping. Diperlukan untuk menghindari impluse buyying. Impluse buyying atau pembelian spontan adalah perilaku atau sebuah keputusan yang tidak terencana untuk membeli suatu produk atau jasa. Biasanya hal ini terjadi ketika kita tertarik melihat barang dengan packaging yang menarik, dengan begitu kita akan langsung membeli barang tersebut tanpa berpikir panjang, padahal barang tersebut belum tentu kita butuhkan. Contoh lain saat kita melihat produk diskon, membeli produk dengan potongan harga memang menguntungkan, namun apabila  jumlahnya tidak terkontrol dan alasannya hanya karena keinginan semata barang tersebut bisa jadi malah akan menumpuk dan tidak terpakai.
- Prioritize quality over quantity. Agar tidak terjadi penumpukan barang, membeli barang yang berkualitas lebih disarankan agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama. Barang berkualitas juga tidak perlu dimiliki dalam jumlah yang banyak karena pasti lebih awet. Â Jika barang tidak berkualitas maka kita akan membelinya secara berulang dan akan menambah kuantitas barang yang kita punya.
- Replacing not adding. Mengganti barang yang kita punya lebih disarankan daripada menambah jumlahnya. Semakin banyak barang yang kita punya maka semakin banyak waktu yang diperlukan untuk merawat barang-barang tersebut. Contohnya, saat kita ingin membeli ponsel baru kita bisa melakukan replacing dengan beli ponsel baru, jual ponsel lama.
Apa saja manfaat dari gaya hidup minimalis?
      Pertama, lebih sehat secara finansial. Minimalism akan membantu kita agar bisa memilih mana barang/ sesuatu yang benar-benar kita butuhkan atau hanya keinginan kita semata, dimana kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi sedangkan keinginan adalah sesuatu yang belum tentu dibutuhkan dan tidak akan pernah ada habisnya jika terus dituruti. Ini akan membantu kita dalam mengatur pengeluaran, daripada mengeluarakan dana untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan tidak memiliki nilai fungsi, lebih baik dipakai untuk tabungan masa depan. Selain itu, minimalism juga membantu kita agar terhindar dari consumerism.
      Kedua, hemat waktu dan energi. Salah satu contoh penerapan gaya hidup minimalis adalah di rumah kita tidak memiliki banyak barang/ tidak berlebihan memiliki sesuatu. Itu artinya kita tidak perlu meluangkan banyak waktu dan energi untuk mengurus, merapikan, membersihkan barang-barang tersebut. Waktu luang yang ada bisa digunakan untuk melakukan hal-hal lain yang lebih produktif seperti olahraga, membaca, belajar hal-hal baru, me time dan lain-lain.
      Ketiga, mengurangi stress. Dengan minimalism kita bisa mengurangi rasa stress karena keinginan memiliki yang berlebihan. Keinginan memiliki biasanya muncul karena kita membandingkan diri dengan orang lain, misalnya saat orang lain memiliki barang-barang keluaran terbaru kita merasa iri dan ingin memilikinya, padahal barang tersebut belum tentu kita butuhkan. Menerapkan minimalism sangat membantu kita dalam membelanjakan uang, menghindari diri dari rasa iri atas sesuatu yang dimiliki orang lain.
      Keempat, menambah space untuk hal penting. Memilah/ menyortir barang-barang yang tidak penting akan menambah space atau ruang untuk melakukan hal-hal yang lebih penting. Dengan bertambahnya space/ ruang kita akan lebih fokus melakukan kegiatan lain yang lebih penting. Kita juga tidak terdistreksi terhadap tumpukan barang disekitar kita. Tempat/ ruang yang luas pun lebih nyaman digunakan dalam berkegiatan maupun beristirahat. Space yang luas dan bersih juga bisa memberikan ketenangan.Â
      Kelima, berkesempatan untuk berbagi kepada sesama. Salah satu proses saat memulai minimalist lifestyle adalah decluttering. Pada saat proses decluttering kita akan menemukan barang-barang yang masih layak pakai dan tidak layak pakai. Untuk barang rusak/ tidak layak pakai kita tentu akan membuangnya, sedangkan untuk barang yang masih layak pakai bisa kita sumbangkan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. Barang-barang menumpuk tak terpakai di rumah bisa jadi sangat berguna dan bermanfaat bagi orang lain.
"Jangan taruh kebahagiaanmu pada barang yang kamu pakai/ punya, karena cepat atau lambat barang tersebut akan mengalami pembaharuan yang siklusnya terus berulang dan tidak akan berhenti, dan jika kamu mengikutinya kamu tidak akan mendapatkan kebahagiaan"
Referensi :
Lianovanda, Devi.2021."Apa itu Gaya Hidup Minimalis? Definisi, Manfaat, dan 7 Tips Memulainya". https://blog.skillacademy.com/gaya-hidup-minimalis, diakses pada 15 februari 2022
Kusuma, Ade Chandra Gita. 2021."Fiosofi Minimalis, Mengapa Penting untuk Milenial?". https://satupersen.net/blog/filosofi-minimalism-mengapa-penting-untuk-milenial, diakses pada 15 februari 2022
Alifah, Henny.2019. "Mengenal Minimalism, Apa Itu Minimalist Lifestyle?". https://www.beautynesia.id/life/mengenal-minimalism-apa-itu-minimalist-lifestyle/b-118733#:~:text=Minimalist%20lifestyle%20adalah%20sarana%20untuk%20menemukan%20kebebasan&text=Bebas%20dari%20rasa%20takut.,macam%20tagihan%20kartu%20kredit%2C%20misalnya., diakses pada 15 februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H