Mohon tunggu...
Elma Fadilah Putri
Elma Fadilah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Small people with a big dreams.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030049

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Keberadaan Pawang Hujan MotoGP Mandalika dengan Teori Johari Window

21 Maret 2022   15:44 Diperbarui: 21 Maret 2022   16:06 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka menuliskan cerita secara khusus yang mengevaluasi tindakan Mbak Rara. Dengan judul cerita "Lombok, Apa Yang Bisa Dilakukan Pramugara Hujan Sekarang?" Speedweek menggambarkan kondisi di Mandalika Racetrack saat hujan. Mereka memberitakan bahwa hujan tiba-tiba menjadi reda berkat Rain Handler atau pawang hujan di area start/finish.

Tak lama setelah banyak guyonan tentang mbak Rara dan profesinya sebagai pawang hujan, beberapa pengguna internet berinisiatif mengunggah tangkapan layar pesan @bigalphaid yang mengungkapkan upah bayaran Mbak Rara tiga digit dalam 21 hari. Upah yang cukup fantastis. 

Melihat hal ini seharusnya netizen yang tadinya merasa malu sama profesi Mbak Rara ini, seharusnya dialah yang merasa malu melihat upah fantastis itu. Sementara sebenarnya sebagian dari kita masih asing dengan teknik bekerja yang dilakukan oleh seorang pawang hujan, rumusnya cukup sederhana. 

Mari kita coba memahaminya dengan menggunakan teori Johari Window sebagai dasar: cobalah untuk mengerti sebelum membenci. Secara sederhana, teori Johari Window menjelaskan bagaimana seseorang dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain melalui komunikasi dan saling pengertian. 

Terdapat empat bagian yang harus kita dipahami. Pertama, buka: di mana kamu dan orang lain mengetahui informasi tentang dirimu. Kedua, ego itu buta: kamu tidak tahu, tetapi orang lain tahu. 

Ketiga, ego laten: kamu tahu, tetapi orang lain tidak tahu. Keempat, unknowing self: kamu dan orang lain sama-sama tidak tahu. Memang, teori ini dimaksudkan untuk membantu kita lebih memahami satu sama lain. Namun secara umum masih sangat layak diterapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan wawasan atau ilmu pengetahuan. 

Termasuk profesi pawang hujan. Tidak perlu terburu-buru mengatakan malu, sesat, musyrik, mistik, ketika kita sendiri tidak tahu bagaimana cara kerjanya. Masalahnya adalah banyak hal bisa menjadi rumit jika banyak orang menilai secara acak. 

Maksudnya, berkat teori Johari Window, setidaknya mereka yang menganggap diri mereka paling berpengetahuan mampu mengendalikan pemikiran mereka sejak dini, untuk tidak menghakimi dan hanya mengatakan orang lain sepenuhnya salah. 

Pendapat tersebut tentu tidak salah. Menilai dan memberi tanggapan memang diperbolehkan. Namun, jika kamu salah menilai, tentu saja, itu akan menjadi masalah yang berbeda. Dan ritual yang dilakukan Mbak Rara sebagai pengelola hujan atau pawang hujan tersebut, bukannya memalukan seperti yang dikatakan kebanyakan orang, namun bisa jadi memiliki daya tarik tersendiri bagi beberapa orang juga tentunya. 

Paling tidak, kita jadi bisa melihat lebih dekat seperti apa upacara dan etika profesi pawang hujan. Toh, dari sekian banyak hal menarik yang dihadirkan di ajang MotoGP, kenapa begitu mudah teralihkan fokusnya pada pembahasan soal malu pakai pawang hujan, paranormal dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun