Dampak negatif terjadi ketika daerah yang tergentrifikasi kehilangan banyak penduduk aslinya dan tidak memiliki kegiatan perkotaan sebagaimana mestinya. Para penduduk asal yang tergolong miskin akan merasa terusir karena harga-harga tanah akan meningkat dan biaya hidup juga akan meningkat, maka bagi mereka yang tidak dapat mengambil keuntungan dari kemajuan daerah tersebut akan tersingkir.
Gentrifikasi terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi
Menurut Atkinson (2002), gentrifikasi merupakan suatu proses yang mendukung upaya revitalisasi dan perbaikan kawasan perkotaan. Gentrifikasi oleh sebagian orang dianggap sebagai pertanda baik bagi pertumbuhan ekonomi.
Dilansir dari laman money.howstuffworks.com dengan adanya revitalisasi sebuah kawasan perkotaan, tentu akan meningkatkan ketertarikan untuk berinvestasi bagi para investor.Â
Hal tersebut berpotensi meningkatkan kondisi ekonomi darah gentrifikasi ke arah yang lebih baik. Selain itu dengan meningkatnya perputaran uang di kawasan yang terkena gentrifikasi melalui revitalisasi kota, banyak aspek kehidupan bermasyarakat yang berpotensi terkena dampak positif.Â
Berikut dampak positif gentrifikasi di suatu kawasan yang dipandang kumuh:
- Bangunan dan ruang hijau yang direnovasi akan menambah keindahan dan nilai estetis suatu kawasan;
- Banyaknya peluang kerja baru yang tersedia setelah meningkatnya konstruksi pembangunan pusat perbelanjaan dan perkantoran;
- Menurunnya tingkat kriminal pada suatu kawasan karena menjadi sebuah kawasan yang lebih ramai;
- Kualitas lingkungan yang lebih baik juga lebih bersih dapat dinikmati oleh masyarakat yang sudah ada melalui kehadiran dari masyarakat kelas menengah.Â
Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian dari University of Colorado, University of Pittsburgh dan Duke University pada tahun 2008 yang meneliti tentang pendapatan total pada kawasan yang tergentrifikasi pada rentang waktu tertentu.Â
Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa kelompok masyarakat yang paling tinggi peningkatan pendapatannya adalah masyarakat kelas bawah dengan jenjang pendidikan minimal SMA. Hal tersebut menjadi salah satu contoh bahwa fenomena gentrifikasi tidak selamanya memarjinalkan masyarakat kelas bawah.Â
Gentrifikasi terhadap Kesehatan Masyarakat
Ketika harga perumahan meningkat di lingkungan yang mengalami gentrifikasi, beberapa keluarga berpenghasilan rendah mungkin terpaksa mengungsi ataupun pindah rumah, dan tuan tanah yang beroperasi di lingkungan yang mengalami gentrifikasi dapat mengusir penduduknya dengan membersihkan bangunan atau melakukan berbagai taktik untuk mendorong penduduk miskin agar pindah dan memilih penduduk yang berpenghasilan lebih tinggi untuk menempati lingkungan tersebut.Â
Bagi masyarakat berpendapatan rendah yang tetap bertahan berada di lingkungan yang mengalami gentrifikasi, mereka mengamati perpindahan tetangga, keluarga, atau teman bersama rasa was-was mereka terhadap kemungkinan perampasan hak milik dapat menimbulkan beban psikososial.Â