Bagi saya pribadi fenomena maraknya mahasiswa ngumpul bikin tugas bersama di cafe-cafe tersebut, bukanlah ditenggarai kurangnya Ruang Kerja Bersama di Daerah. Tapi karena mereka lebih menyukai suasana santai di cafe tersebut.
Ada banyak sekali Ruang kerja Bersama atau Co-Working Space uang diinisiasi pemerintah. Baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Tahun 2019, Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah memiliki rencana untuk menyulap gedung-gedung aset negara yaitu gedung kementerian dan lembaga menjadi ruang kerja bersaam atau co-working space.Â
Hal yang beliau pikirkan dari melihat perkembangan kebutuhan para generasi muda. Ini terjadi karena banyak gedung kementerian dan lembaga tersebut yang belum optimal, belum semuanya terisi penuh, padahal lokasinya sangat strategis dan mumpuni. Ya sekaligus untuk mengoptimalkan penggunaan aset negara.
Sementara itu, BUMN juga turut bergerak. Pada Tahun 2020 PT.POS Indonesia melalui anak perusahannya PT Pos Properti mengembangkan bisnis Co Working Space dengan mengandeng Pemerintah Daerah. Bisnis yang dikembangkan melalui aset kantor-kantor eksisting milik Pos Indonesia di daerah-daerah. Â Ide bagus mengingat gedung-gedung kantor pos memang harus dioptimalkan.
Pemrov Jakarta mempunyai Jakarta Creatice Hub. Pemprov Jogyakarta juga punya, mungkin dengan  nama yang lain. Provinsi Sumatera Selatan, salah satunya di Palembang ada Utopia Collaboration Space. Demikian pula provinsi lain. Co Working space sudah mulai banyak di berbagai daerah?Â
Mau ditambah lagi, ya silahkan. Hal yang harus dilihat lagi adalah soal masa depan pembangunan Co-Working space tersebut.Â
Banyak bisnis Co-Working Space yang mulai dibangun di Tahun 2017 dst tumbang, antara lain akibat dampak Covid-19.Â
Kumpul di Cafe atau di Co-Working Space yang dibangun Pemerintah ?
Bagi mahasiswa sepertinya lebih memilih nongkrog di cafe. Sebab co-working space yang dibangun pemerintah, maupun oleh BUMN, kurang greget bagi mereka. Faktanya co-working space memang lebih banyak diisi oleh para pekerja, pekerja lepasan, pekerja freelance maupun wirausaha.Â
Lah mahasiswa? Entahlah. Mungkin saja cafe itu lebih menggoda. Bisa membuat mata lebih lebar memandang  Banyak cewek-cewek cakep datang ke cafe, dan lain-lain. Ya kalau sekadar cari wifi gratis, bukankah hampir semua arena publik, entah mall, entah taman-taman itu dilengkapi dengan wifi? mereka kurang tertarik. Â
Sebagai contoh, salah satu BUMN di Palembang Telkomsel itu ada ruangan khusus yang disedikan untuk anak muda dan mahasiswa kumpul-kumpul, melakukan tugas kelompok, event-event. Ruang tersebut saya kira disediakan Telkomsel hampir di semua Kota besar di Indonesia. Faktanya, saya lihat yang di Palembang, jika tidak ada undangan  event tertentu sangatlah jarang mahasiswa datang kesana untuk mengerjakan tugas dsb.Â
Maka cafe yang mengusung konsep Co-Working Space adalah salah satu solusi. Solusi sama-sama menguntungkan, win-win solution seperti yang saya urai di atas tadi.Â