“Pasangan Gemoi ini. Ya meski meragukan pengalamannya, bagi saya lebih bagus dia daripada calon wakil lainnya”
“kalau gemoi yang sudah tua itu tiba-tiba sakit, lalu …? Tau kan. Ya mungkin negeri ini akan dipimpin lagi oleh All The Man Pakde dengan anaknya yang tampil secara fisik”
Hening lagi, hingga kemudian dia terdengar suara lagi,
“Pasangan Nomor 1, paling keren, kelihatan paling pintar dan paling memahami masalah. Kelihatannya juga paling mampu memimpin Negeri ini untuk 5 tahun ke depan…”
“Seandainya saya percaya pada si pintar itu…”
“Sayangnya, entah kenapa tiap kali mendengar dia bicara, pandai bicara, dengan aneka dalil dan logika, semakin saya gak percaya dia…”
“Buat saya dia paling pintar ngeles, dan paling gak saya sukai”
“Kamu ini gimana Di? Jadi kamu mau pilih siapa nanti. Sok tau kamu. Jangan bikin kacau? tiba-tiba ada suara lain menyela.
Cukup lantang sehinga ia yang menumpahkan sedikit kopi yang tengah ia reguk. Kopi yang sudah agak dingin. Sebab ia begitu banyak mendesis tak jelas.
Yatidi terdiam. Buat apa dijawab, katanya
Kan suara itu juga suara dari dalam kepalaku, entah sisi yang mana.