Daun pisang sebagai bahan organik dianggap aman. Beberapa hasil penelitian menunjukkan senyawa kimia pada daun pisang adalah bahan antioksidan dan antimikrobia.Â
Daun pisang juga dapat menangkal radikal bebas karena kandungan lignin, allantoin, hemiselulosa, protein, dan polifenol. Itu sebabnya banyak orang akan lebih memilih bahan pangan yang dibungkus daun pisang daripada yang dibungkus plastik, mika, dsb.Â
Itu sebabnya saya akan pilih lontong dibungkus daun pisang daripada yang dibungkus plastik. Saya juga lebih pilih tempe yang dibungkus daun pisang ketimbang dibungkus plastik. Saya lebih memilih pempek lenggang yang dipanggang dengan takir daun pisang ketimbang yang dipanggang di teflon, jika memungkinkan.
Bayangkan ketika membuat lontong dengan daun pisang. Selain lontong lebih wangi, warna lontong juga lebih menarik karena ada semburat hijau muda di pinggiran lontong. Hal yang gak akan kita dapat kalau membuat lontong dengan plastik sebagai bungkus.Â
3. Trend Gaya hidup yang kembali ke masa old style.Â
Masih ingat ketika sosmed kita dipenuhi makan Ngaliwet lesehan bersama dengan nasi dan lauk diletakkan di hamparan daun pisang memanjang. Hampir sebagian besar cafe dan resto menyiapkan pilihan bagi yang mau makan gaya ini.Â
Jika sehari per 1 (satu) resto atau cafe saja ada 10 rombongan pesan makan dengan gaya lesehan berdaun pisang ini, sudah berapa kebutuhan daun pisang yang harus dipasok.
Beberapa supermarket sudah menerapkan kampanye anti bahan plastik sebagai bungkus dan wadah belanjaan.Â
Sebagai contoh di Provinsi Bali, demi memerangi plastik dan menunjukkan bahan pengganti plastik sebagai kemasan mereka menggunakan daun pisang.
Jadi kalau mau belanja sayuran, ikan, ayam dibungkus daun plastik, he, ayo ke Bali. Begitupula di Thailand, tepatnya Chiangmai, ada beberapa pasar mulai menggunakan daun pisang sebagai pembungkus sayuran dan buah.ÂSaya yakin di beberapa penjuru Indonesia dan penjuru dunia, ada juga supermarket dan pasar yang menggunakan daun pisang sebagai pembungkus dan kemasan.
Alasan yang menjadi judul tulisan ini. Sebab makan makanan dibungkus daun pisang itu sebuah memori. Tak afdol jika kemasannya bukan daun pisang. Makan rujak buah di daun pincuk, seketika ingat jajanan masa kecil.Â