Sejak dua hari lalu publik ramai membahas Protokol New Normal. Ya pemerintah mulai membahas Protokol New Normal yang konon akan mulai diberlakukan secara uji coba pada beberapa wilayah per I juni 2020. Sejak itu pula kita sibuk membahasnya, termasuk saya. Tentu saja sebagaimana hal baru, "maenan" baru, ada yang menerima ada yang menolak, ada pula yang berkata "Terserah".
Saya awalnya agak pesimis dengan rencana tersebut. Lah sudahkah kita jalankan protokol penurunan, pencegahan penyebaran Covid-19 dengan benar?Wilayah yang sudah mengajukan status dan ditetapkan PSBB, apa sudah menjalan protokol PSBB dengan benar? sudah menurunkan transmisi penyebaran Covid-19 ? kok sudah ancang-ancang mengeluarkan aturan baru Protokol New Normal ?.Â
Itu awalnya. Lama-lama saya berpikir, tentu saja dengan melihat fakta yang ada di lapangan, memang sudah saatnya kehidupan harus berlanjut dengan normal. Suka atau tidak suka, kita harus legowo dan melihat permasalahan dengan jernih.Â
Lihatlah, penerapan protokol pencegahan dan penguruangan penyebaran atau emisi Covid-19 itu tidak berjalan maksimal. Salah satunya karena di akar rumput eyel-eyelan. Sebagian sok tau dan menolak sambil berkata, kami harus keluar seperti biasa demi sesuap nasi. Sebagian cuek bebek tapi paling gencar berkata lockdown, lockdown. Sebagian ada juga karena oknum pejabat pemerintahan yang tidak tegas atau tidak paham atau jadi agak halu bagaimana seharusnya PSBB berjalan (ditenggarai kepentingan).
Sekarang, ketika Pemerintah pusat mulai ancang-ancang mengeluarkan Protokol New Normal, kita ribut lagi. Kami gak mau keluar beraktivitas, bahaya. Ada Covid-19. Lah dulu ngeyel mau keluar, mau cari duit katanya, hehe.
Prasyarat Protokol New Normal
Protokol New Normal memang memerlukan prasyarat terntentu. Sebelumnya, saya tampilkan  dulu Pesan WhatsApps yang beredar di kalangan Kawan-kawan perencana di wilayah saya
Apa Itu New Normal ?
- New Normal adalah kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yg sebelumnya tidak ada sebelum pandemi.
- New Normal adalah upaya menyelamatkan hidup warga dan menjaga agar negara tetap bisa berdaya menjalankan fungsinya.
- New Normal adalah tahapan baru setelah kebijakan stay at home atau work from home atau pembatasan sosial diberlakukan untuk mencegah penyebaran massif wabah virus corona. New Normal utamanya agar warga yg memerlukan aktivitas luar rumah dapat bekerja dengan menggunakan standar kesehatan yg ditetapkan. Jadi bukan sekedar bebas bergerombol atau keluyuran.
- New Normal diberlakukan karena tidak mungkin warga terus menerus bersembunyi di rumah tanpa kepastian. Tidak mungkin seluruh aktivitas ekonomi berhenti tanpa kepastian yang menyebabkan kebangkrutan total, PHK massal dan kekacauan sosial.
- New Normal ditujukan agar negara tetap mampu menjalankan fungsi2nya sesuai konstitusi. Harap diingat bahwa pemasukan negara berasal dari pajak dan penerimaan negara lainnya. Jika aktivitas ekonomi terus berhenti total maka negara tidak punya pemasukan, akibatnya negara juga tidak bisa mengurus rakyatnya.
- New Normal diberlakukan dengan kesadaran penuh bahwa wabah masih ada disekitar kita. Untuk itu aktivitas ekonomi/publik diperbolehkan dengan syarat menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Memang untuk menjalankan protokol New Normal itu tidak sembarangan. Harus melihat dulu apa transmisi penurunan Covid-19 sudah melandai atau menurun. Apa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dijalankan dengan baik dan berhasil sehingga kita siap melonggarkan PSBB ?. Protokol New Normal membutuhkan konsekwensi tentang pengaturan transportasi, industri dan perdagangan. Termasuk dunia pendidikan, bagaimana pengaturan dan kondisi di sekolah-sekolah dan pesantren supaya proses belajar-mengajar berjalan dengan baik dan aman dengan menjalankan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19. Bagaimana dunia kerja tetap berjalan dnegan baik dan aman. SOP penyediaan masker, hand sanitizer, thermal scanner, kran air dan sabun harus tetap berjalan bahkan ditingkatkan. Termasuk penyediaan obat-obatan, vitamin C dan makanan sehat bagi karyawan. Transportasi aman dan sehat bagi karyawan dan lain sebagainya.
Beberapa Infografik Protokol New Normal
Sumber Foto : liputan6.com
Belajar Menerima Protokol New Normal Yang Tidak Ideal
Hal-hal yang saya sebut sebelumnya adalah  kondisi ideal. Sejujurnya, kita tidak akan bisa mencapai kondisi ideal tersebut jika kita sendiri tidak teguh hati dan tidak memegang prinsip menjalankan SOP Protokol New Normal itu dengan baik. Di level tinggi dan menengah, banyak pejabat tidak paham, cenderung ngawur. Pegawai banyak yang tidak paham dan lebih ngawur lagi. Yang usahawan dan home industri, pedagang mungkin seperti itu juga. Termasuk "kaum rebahan", akar rumput yang menguasai sosial media (baik rebahan keren dan produktif, maupun rebahan letoy dan buzzer). Â
Vaksin belum ditemukan, sementara kehidupan toh harus berjalan. Saya tidak setuju jika  New Normal tidak ideal ini dianggap artinya kita pasrah seperti siap menuju Herd Immunity. Bukan itu. Dengan kondisi tidak ideal itu, kita yang masih waras ayo berusaha sebisa kita mengidealkan kondisi. Kita Jalankan protokol New Normal dengan sepenuh hati. Jalankan. Patuhi dengan baik. Â
Pssst, berikut saya tampilkan lagi bahan diskusi WAG beberapa teman yang saya amini tentang perlunya kita jalankan Protokol New Normal tersebut,Â
- Jika New Normal tidak dilakukan maka dampak sosial ekonominya tidak akan bisa tertahankan. Kebangkrutan korporasi selanjutnya ekonomi akan membawa efek domino kebangkrutan negara!
- Jika anda tidak setuju dengan New Normal, silakan tetap tinggal di rumah. Sebab banyak orang tetap harus keluar rumah untuk bisa menghidupi keluarganya. Tidak semua orang bisa bertahan selama berbulan2 apalagi bertahun-tahun dan tetap bisa menghidupi keluarganya.
- Untuk memastikan New Normal bisa berjalan baik maka pemerintah harus melakukan upaya yang sistematis, terkordinasi dan konsisten dalam melakukan pengawasan publik dan law enforcement. Di dalamnya juga termasuk memperbesar kapasitas sektor kesehatan kita untuk mengantisipasi lonjakan penderita Covid-19.
- Pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi untuk memastikan pemeriksaan kesehatan yang massif, tersedianya sarana perawatan dan peralatan medis, melindungi mereka yang paling rentan melalui penyiapan pengamanan sosial yang tepat sasaran dan perlindungan kesehatan.
Saya setuju dengan hal tersebut. Pada akhirnya, kita sebaiknya menerima dan menjalankan Protokol New Normal sebaik yang bisa kita lakukan. Ideal atau tidak ideal, lakukan semaksimal yang kita bisa. Hidup ini hanya sekali, paling tidak berjuang sepenuh hati dengan jujur itu harus supaya bisa bangun pagi dengan lega di hati. Â
Banyak sektor harus menyiapkan diri dengan baik. Bagi saya yang paling krusial perlu penyiapan SOP New Normal adalah dunia pendidikan. Bagaimana sekolah-sekolah siap melakukan proses belajar-mengajar dengan baik dan aman. Konon Pesantren sudah menyiapkan protokol belajar-menagajar di epsantren di era New Normal. Bagaimana sekolah umum? Pak Nadiem harus kerja keras ini.
Begitulah. Jadi Protokol New Normal ini bukan momok. Bukan pula sekadar "maenan baru" Â atau "Bahan ghibah Baru" yang bisa kita berikan reaksi dalam obrolan kita, dalam tulisan kita sesuka hati tanpa kita pahami dan teliti mendalam.Â
Selain Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat dan beberapa wilayah serta kabupaten/kota yang menjadi uji coba pertama Protokol New Normal, wilayah lain harus siap-siap juga. Termasuk Provinsi Sumatera Selatan tempat saya bermukim, konon sedang mengkaji persiapan protokol New Normal ini.
Salam Kompasiana. Salam Kompal selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H