Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Protokol New Normal Itu Bukan Momok, Hanya Harus Dipahami Sebelum Digosipin

28 Mei 2020   08:50 Diperbarui: 28 Mei 2020   09:14 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: sindonews.com

Sejak dua hari lalu publik ramai membahas Protokol New Normal. Ya pemerintah mulai membahas Protokol New Normal yang konon akan mulai diberlakukan secara uji coba pada beberapa wilayah per I juni 2020. Sejak itu pula kita sibuk membahasnya, termasuk saya. Tentu saja sebagaimana hal baru, "maenan" baru, ada yang menerima ada yang menolak, ada pula yang berkata "Terserah".

Saya awalnya agak pesimis dengan rencana tersebut. Lah sudahkah kita jalankan protokol penurunan, pencegahan penyebaran Covid-19 dengan benar?Wilayah yang sudah mengajukan status dan ditetapkan PSBB, apa sudah menjalan protokol PSBB dengan benar? sudah menurunkan transmisi penyebaran Covid-19 ? kok sudah ancang-ancang mengeluarkan aturan baru Protokol New Normal ?. 

Itu awalnya. Lama-lama saya berpikir, tentu saja dengan melihat fakta yang ada di lapangan, memang sudah saatnya kehidupan harus berlanjut dengan normal. Suka atau tidak suka, kita harus legowo dan melihat permasalahan dengan jernih. 

Lihatlah, penerapan protokol pencegahan dan penguruangan penyebaran atau emisi Covid-19 itu tidak berjalan maksimal. Salah satunya karena di akar rumput eyel-eyelan. Sebagian sok tau dan menolak sambil berkata, kami harus keluar seperti biasa demi sesuap nasi. Sebagian cuek bebek tapi paling gencar berkata lockdown, lockdown. Sebagian ada juga karena oknum pejabat pemerintahan yang tidak tegas atau tidak paham atau jadi agak halu  bagaimana seharusnya PSBB berjalan (ditenggarai kepentingan).

Sekarang, ketika Pemerintah pusat mulai ancang-ancang mengeluarkan Protokol New Normal, kita ribut lagi. Kami gak mau keluar beraktivitas, bahaya. Ada Covid-19. Lah dulu ngeyel mau keluar, mau cari duit katanya, hehe.

Prasyarat Protokol New Normal

Protokol New Normal memang memerlukan prasyarat terntentu. Sebelumnya, saya tampilkan  dulu Pesan WhatsApps yang beredar di kalangan Kawan-kawan perencana di wilayah saya

Apa Itu New Normal ?

  1. New Normal adalah kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yg sebelumnya tidak ada sebelum pandemi.
  2. New Normal adalah upaya menyelamatkan hidup warga dan menjaga agar negara tetap bisa berdaya menjalankan fungsinya.
  3. New Normal adalah tahapan baru setelah kebijakan stay at home atau work from home atau pembatasan sosial diberlakukan untuk mencegah penyebaran massif wabah virus corona. New Normal utamanya agar warga yg memerlukan aktivitas luar rumah dapat bekerja dengan menggunakan standar kesehatan yg ditetapkan. Jadi bukan sekedar bebas bergerombol atau keluyuran.
  4. New Normal diberlakukan karena tidak mungkin warga terus menerus bersembunyi di rumah tanpa kepastian. Tidak mungkin seluruh aktivitas ekonomi berhenti tanpa kepastian yang menyebabkan kebangkrutan total, PHK massal dan kekacauan sosial.
  5. New Normal ditujukan agar negara tetap mampu menjalankan fungsi2nya sesuai konstitusi. Harap diingat bahwa pemasukan negara berasal dari pajak dan penerimaan negara lainnya. Jika aktivitas ekonomi terus berhenti total maka negara tidak punya pemasukan, akibatnya negara juga tidak bisa mengurus rakyatnya.
  6. New Normal diberlakukan dengan kesadaran penuh bahwa wabah masih ada disekitar kita. Untuk itu aktivitas ekonomi/publik diperbolehkan dengan syarat menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Memang untuk menjalankan protokol New Normal itu tidak sembarangan. Harus melihat dulu apa transmisi penurunan Covid-19 sudah melandai atau menurun. Apa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dijalankan dengan baik dan berhasil sehingga kita siap melonggarkan PSBB ?. Protokol New Normal membutuhkan konsekwensi tentang pengaturan transportasi, industri dan perdagangan. Termasuk dunia pendidikan, bagaimana pengaturan dan kondisi di sekolah-sekolah dan pesantren supaya proses belajar-mengajar berjalan dengan baik dan aman dengan menjalankan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19. Bagaimana dunia kerja tetap berjalan dnegan baik dan aman. SOP penyediaan masker, hand sanitizer, thermal scanner, kran air dan sabun harus tetap berjalan bahkan ditingkatkan. Termasuk penyediaan obat-obatan, vitamin C dan makanan sehat bagi karyawan. Transportasi aman dan sehat bagi karyawan dan lain sebagainya.

Beberapa Infografik Protokol New Normal

Sumber Foto : tempo.co
Sumber Foto : tempo.co
Sumber Foto: sindonews.com
Sumber Foto: sindonews.com

Sumber Foto : liputan6.com
Sumber Foto : liputan6.com

Belajar Menerima Protokol New Normal Yang Tidak Ideal

Hal-hal yang saya sebut sebelumnya adalah  kondisi ideal. Sejujurnya, kita tidak akan bisa mencapai kondisi ideal tersebut jika kita sendiri tidak teguh hati dan tidak memegang prinsip menjalankan SOP Protokol New Normal itu dengan baik. Di level tinggi dan menengah, banyak pejabat tidak paham, cenderung ngawur. Pegawai banyak yang tidak paham dan lebih ngawur lagi. Yang usahawan dan home industri, pedagang mungkin seperti itu juga. Termasuk "kaum rebahan", akar rumput yang menguasai sosial media (baik rebahan keren dan produktif, maupun rebahan letoy dan buzzer).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun