Pengalaman Pertama Sholat Idul Fitri di Rumah Saja
Uniknya tahun ini adalah sebab pandemi Covid-19. Taroklah Tarawih, sholat tarawih di rumah buat saya tak masalah, sejak dulu saya memang lebih sering sholat taraweh di rumah. Tetapi Sholat Idul Fitri, saya dan kita semua pasti sholat di masjid atau di lapangan bersama keluarga dan kerabat di lingkungan kediaman kita.Â
Sejak lama Kemenag sudah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 6 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1441 H. Kita memang dihimbau untuk sholat Idul Fitri di rumah saja bersama keluarga inti kita masing-masing.Â
He, jauh hari saya sudah becanda dan meledek suami saya,
"Ayo pa, siapkan khotbah Idul Fitri ya..."
Tentu saya kalah cerdik, dia baca informasi yang disebar tentang pedoman Sholat Idul Fitri di rumah saja. Termasuk, ceramah boleh tidak dilakukan
Tadi saya dan suami sholat Idul Fitri di rumah saja. Sebetulnya Masjid dekat kami oleh pengurusnya tetap menyelenggarakan sholat Idul Fitri, entah mengapa. Tapi saya dengar pak RT menghimbau agar protokol kesehatan dijalankan. Ada jarak, cuci tangan dan pakai masker.Â
Saya dan suami memilih sholat di rumah saja. Itu untuk kebaikan kami tentu saja.
Kami sholat hanya berdua mengingat anak kami sedang berada di Lubuk Linggau dan susah untuk kembali ke Palembang karena Palembang sudah menetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Â Â
Sepi, ritmik. Saya rekam untuk ingatan kepada anak cucu bahwa kami pernah Sholat Idul Fitri di Rumah saja.
Tanpa Sanj0-sanjoanÂ
Sanjo adalah tradisi kunjung-mengunjungi saaat perayaan hari besar agama. Saat Lebaran, orang Palembang akan sanjo-sanjoan. Saat Natal atau Sincia begitu juga. Sudah pernah saya tulis di Kompasiana DISINI