Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Kasus Reynhard Sinaga, Hal yang Harus Kita Lakukan pada Anak Lelaki Kita

9 Januari 2020   12:37 Diperbarui: 9 Januari 2020   17:50 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: indopolitika.com

Publik Inggris dan Indonesia, tentulah berbeda. Publik di Inggris katanya lebih membahas soal keselamatan dan kepentingan korban. Publik Indonesia, seperti biasa ya gaes,  bahasan lebih ke soal personal yang tendensius dan cenderung kepo bin gosip.  

Tak kurang hampir semua WhatsApp Group membahas si Reynard ini. Bahkan obrolan kopi pagi teman di meja sebelah ruangan saya, ups, rupanya membahas si doi juga.

Akhir obrolan itu, kira-kira seperti ini. Kalian yang cowok, sesekali periksa lubang bokong (red = anus), jangan-jangan pernah tanpa sadar menjadi korban perkosaan juga, diantara tawa gelak mereka.

Tetapi, akhirnya saya mikir cukup lama setelah itu. Artinya anak laki-laki kita (kami di Palembang menyebut anak laki-laki sebagai anak bujang) harus diwaspadai juga. Anak gadis, tentu tetap dijaga.

Jika zaman dahulu anak gadislah yang selalu dijaga dengan seksama oleh orang tua dengan alasan, takut salah pergaulan, takut menjadi korban perkosaan dan lain sebagainya. Maka zaman now, anak laki-laki juga harus dijaga dengan seksama.

Sudah banyak kasus fedofil dan sodomi pada bocah lelaki. Seksama disini, tentu saja tak berlebihan tapi cukup dengan tahapan orang tua waspada dan memberi bekal yang cukup kepada anak-anak lelaki kita. Kebetulan, anak saya laki-laki. He, saya cantik. sendiri di rumah.

Meski gay itu hak asasi, dan disahkan di Inggris sana, ketika dilakukan dengan cara pemaksaan/perkosaan maka menjadi persoalan hukum. Saya mikir, walaupun dilakukan suka sama suka, tetap saja mengerikan jika Reynard melakukannya dengan keluarga atau kolega saya. Kalau orang lain, ya silahkan saja dan saya menghargai hak orang lain.

Kenapa ...?, saya yakin kelainan seksual seperti itu bisa menular lebih tepatnya lama kelamaan mempengaruhi dan pada titik tertentu akan menimbulkan kerugian bahkan kasus hukum seperti si Reynard. 

Jadi saatnya orang tua lebih memperhatikan anak laki-laki mereka. Hampir pasti prilaku gay didominasi pengaruh lingkungan. 

Menurut psikolog Elly Risman Musa, lingkungan yang yang menganggap homoseksual sebagai sesuatu yang biasa atau umum menjadi salah satu pemicu seorang anak laki-laki menjadi gay.

Selain karena pemahaman seks dini karena tontonan dan bacaan serta pengalaman hidup masa kecil yang buruk seperti memiliki ibu yang dominan, ayah atau paman yang ada penyimpangan seksual dan lain sebagainya.

Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan orang tua terhadap anak laki-lakinya menurut saya,

  1. Jaga anak laki-laki dari pergaulan yang salah. Lakukan sejak anak laki-laki kita masih bocah yang lucu-lucunya. Sering-sering diajak diskusi dan ngobrol perlu juga. Orang tua harus tau siapa saja temannya, dengan siapa dia sering bergaul, kemana saja dia sering kongkow dan lain sebagainya. Jika anak laki-laki kita tidak pulang, pastikan anda tau dengan siapa dia pergi, menginap dimana dia. Hiks, saya lakukan ini. Saya akan megap-megap kalau tau anak saya menginap di rumah temannya.  Saya minta suami yang menanyakan karena pertanyaan suami lebih smooth dibanding saya
  2. Beri bimbingan pengetahuan dan bekal agama yang cukup kepada anak laki-laki kita. Upayakan anak laki-laki kita menjalankan agama dengan baik.  Inipun tak cukup. Kita membaca bagaimana Reynard rajin ke gereja, saya juga tidak yakin dia ke gereja untuk ibadah (siapa tau sekadar jalan dan ngobrol-ngobrol atau tebar pesona cari mangsa, kata teman saya). Kita tidak bisa menjamin anak kita menjalankan agama dengan baik, paling tidak kita tau sebatas mana anak kita tune in dengan sholatnya (kalau Islam) atau tune in dengan gereja atau vihara. 
  3. Beri anak laki-laki kita tanggung jawab dan ajarkan kemandirian pada mereka. Dari yang saya baca tulisan tentang Reynard Sinaga juga tulisan Psikolog Sosial Dr. Setiawati Intan Savitri, MSi,  prilaku predator Reynard salah satu pemicunya karena dia menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang. Sepulang kuliah, dia hanya kongkow-kongkow minum-minum, uang terus dikirim orang tuanya yang kaya. Bayangkan umur 36 tahun Reynard masih menjadi tanggungan orang tuanya.  Padahal anak-anak usia seperti itu di luar negeri biasanya sudah mandiri. Mandiri dalam arti sebenarnya, tidak sekadar hidup sendiri di apartemen tapi mendapat santunan biaya dari orang tua seperti si Reynard. Tanggung jawab bisa membuat anak laki-laki mengisi waktunya dengan baik dan efisien. Waktunya habis untuk kuliah, harus kerja di restoran juga misalnya. Maka kemungkinan waktu dia untuk membeli minuman keras dan segala obat-obat berbahaya berkurang. Hiks, mungkin inilah kenapa waktu muda dulu saya gak tertarik dengan orang yang kuliah di luar negeri dengan biaya orang tua. Nah kalau ada cowok, baik, pintar gitar, sekolah di luar negeri dapat beasiswa dan sambil bekerja partime baru saya tertarik (sayangnya dia yang gak tertarik dengan saya, hehe).
  4. Jaga kedekatan anda dengan anak laki-laki anda. Doakan terus anak anda. Sering ajak ngobrol. Paling tidak kita tau apa saja yang dialaminya. Apa yang diinginkannya. Apa yang akan dilakukan ke depan. Saya mencoba melakukan ini, meski sulit dan ujungnya, ma minta duit ma (tuh kan). 

Begitulah. Anak laki-laki itu memang susah-susah gampang. Kadang tak terkontrol, tapi ujian buat kita orang tua. Kita bekerja mencari uang supaya anak-anak kita menjadi anak yang baik, harapannya menjadi anak yang shaleh dan sholehah bahasa pak Ustadz. Jika Uang kita banyak, tetapi anak tak terkontrol, bahkan menjadi penyakit masayarakat, apa gunanya harta. 

Saya tidak bilang bahwa Reynard Sinaga tidak dijaga orang tuanya, pasti sudah dijaga dan sudah diberi bekal. Tetapi ketika lokasi sudah di seberang benua, tentu sulit mengontrolnya. Apalagi katanya disana apartemen Reynard  di Manchester dekat dengan pemukiman gay, malah punya orang tua angkat yang gay. Bisa jadi orang tua angkat ini yang lebih didengarkan Reynard, entahlah.  

Kita belajar dari kasus Reynard Sinaga. Belum terlambat untuk menjaga anak-anak kita.  Salam Kompasiana. Salam Kompal Selalu.

Sumber

Tinjauan Psikologi Sosial Kasus Reynard Sinaga

Lingkungan memperngaruhi Prilaku seksual anak 

 

Sumber Foto : Dok.Kompal
Sumber Foto : Dok.Kompal
 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun