Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan orang tua terhadap anak laki-lakinya menurut saya,
- Jaga anak laki-laki dari pergaulan yang salah. Lakukan sejak anak laki-laki kita masih bocah yang lucu-lucunya. Sering-sering diajak diskusi dan ngobrol perlu juga. Orang tua harus tau siapa saja temannya, dengan siapa dia sering bergaul, kemana saja dia sering kongkow dan lain sebagainya. Jika anak laki-laki kita tidak pulang, pastikan anda tau dengan siapa dia pergi, menginap dimana dia. Hiks, saya lakukan ini. Saya akan megap-megap kalau tau anak saya menginap di rumah temannya. Â Saya minta suami yang menanyakan karena pertanyaan suami lebih smooth dibanding saya
- Beri bimbingan pengetahuan dan bekal agama yang cukup kepada anak laki-laki kita. Upayakan anak laki-laki kita menjalankan agama dengan baik. Â Inipun tak cukup. Kita membaca bagaimana Reynard rajin ke gereja, saya juga tidak yakin dia ke gereja untuk ibadah (siapa tau sekadar jalan dan ngobrol-ngobrol atau tebar pesona cari mangsa, kata teman saya). Kita tidak bisa menjamin anak kita menjalankan agama dengan baik, paling tidak kita tau sebatas mana anak kita tune in dengan sholatnya (kalau Islam) atau tune in dengan gereja atau vihara.Â
- Beri anak laki-laki kita tanggung jawab dan ajarkan kemandirian pada mereka. Dari yang saya baca tulisan tentang Reynard Sinaga juga tulisan Psikolog Sosial Dr. Setiawati Intan Savitri, MSi, Â prilaku predator Reynard salah satu pemicunya karena dia menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang. Sepulang kuliah, dia hanya kongkow-kongkow minum-minum, uang terus dikirim orang tuanya yang kaya. Bayangkan umur 36 tahun Reynard masih menjadi tanggungan orang tuanya. Â Padahal anak-anak usia seperti itu di luar negeri biasanya sudah mandiri. Mandiri dalam arti sebenarnya, tidak sekadar hidup sendiri di apartemen tapi mendapat santunan biaya dari orang tua seperti si Reynard. Tanggung jawab bisa membuat anak laki-laki mengisi waktunya dengan baik dan efisien. Waktunya habis untuk kuliah, harus kerja di restoran juga misalnya. Maka kemungkinan waktu dia untuk membeli minuman keras dan segala obat-obat berbahaya berkurang. Hiks, mungkin inilah kenapa waktu muda dulu saya gak tertarik dengan orang yang kuliah di luar negeri dengan biaya orang tua. Nah kalau ada cowok, baik, pintar gitar, sekolah di luar negeri dapat beasiswa dan sambil bekerja partime baru saya tertarik (sayangnya dia yang gak tertarik dengan saya, hehe).
- Jaga kedekatan anda dengan anak laki-laki anda. Doakan terus anak anda. Sering ajak ngobrol. Paling tidak kita tau apa saja yang dialaminya. Apa yang diinginkannya. Apa yang akan dilakukan ke depan. Saya mencoba melakukan ini, meski sulit dan ujungnya, ma minta duit ma (tuh kan).Â
Begitulah. Anak laki-laki itu memang susah-susah gampang. Kadang tak terkontrol, tapi ujian buat kita orang tua. Kita bekerja mencari uang supaya anak-anak kita menjadi anak yang baik, harapannya menjadi anak yang shaleh dan sholehah bahasa pak Ustadz. Jika Uang kita banyak, tetapi anak tak terkontrol, bahkan menjadi penyakit masayarakat, apa gunanya harta.Â
Saya tidak bilang bahwa Reynard Sinaga tidak dijaga orang tuanya, pasti sudah dijaga dan sudah diberi bekal. Tetapi ketika lokasi sudah di seberang benua, tentu sulit mengontrolnya. Apalagi katanya disana apartemen Reynard  di Manchester dekat dengan pemukiman gay, malah punya orang tua angkat yang gay. Bisa jadi orang tua angkat ini yang lebih didengarkan Reynard, entahlah. Â
Kita belajar dari kasus Reynard Sinaga. Belum terlambat untuk menjaga anak-anak kita. Â Salam Kompasiana. Salam Kompal Selalu.
Sumber
Tinjauan Psikologi Sosial Kasus Reynard Sinaga
Lingkungan memperngaruhi Prilaku seksual anakÂ
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI