Publik Inggris dan Indonesia, tentulah berbeda. Publik di Inggris katanya lebih membahas soal keselamatan dan kepentingan korban. Publik Indonesia, seperti biasa ya gaes, Â bahasan lebih ke soal personal yang tendensius dan cenderung kepo bin gosip. Â
Tak kurang hampir semua WhatsApp Group membahas si Reynard ini. Bahkan obrolan kopi pagi teman di meja sebelah ruangan saya, ups, rupanya membahas si doi juga.
Akhir obrolan itu, kira-kira seperti ini. Kalian yang cowok, sesekali periksa lubang bokong (red = anus), jangan-jangan pernah tanpa sadar menjadi korban perkosaan juga, diantara tawa gelak mereka.
Tetapi, akhirnya saya mikir cukup lama setelah itu. Artinya anak laki-laki kita (kami di Palembang menyebut anak laki-laki sebagai anak bujang) harus diwaspadai juga. Anak gadis, tentu tetap dijaga.
Jika zaman dahulu anak gadislah yang selalu dijaga dengan seksama oleh orang tua dengan alasan, takut salah pergaulan, takut menjadi korban perkosaan dan lain sebagainya. Maka zaman now, anak laki-laki juga harus dijaga dengan seksama.
Sudah banyak kasus fedofil dan sodomi pada bocah lelaki. Seksama disini, tentu saja tak berlebihan tapi cukup dengan tahapan orang tua waspada dan memberi bekal yang cukup kepada anak-anak lelaki kita. Kebetulan, anak saya laki-laki. He, saya cantik. sendiri di rumah.
Meski gay itu hak asasi, dan disahkan di Inggris sana, ketika dilakukan dengan cara pemaksaan/perkosaan maka menjadi persoalan hukum. Saya mikir, walaupun dilakukan suka sama suka, tetap saja mengerikan jika Reynard melakukannya dengan keluarga atau kolega saya. Kalau orang lain, ya silahkan saja dan saya menghargai hak orang lain.
Kenapa ...?, saya yakin kelainan seksual seperti itu bisa menular lebih tepatnya lama kelamaan mempengaruhi dan pada titik tertentu akan menimbulkan kerugian bahkan kasus hukum seperti si Reynard.Â
Jadi saatnya orang tua lebih memperhatikan anak laki-laki mereka. Hampir pasti prilaku gay didominasi pengaruh lingkungan.Â
Menurut psikolog Elly Risman Musa, lingkungan yang yang menganggap homoseksual sebagai sesuatu yang biasa atau umum menjadi salah satu pemicu seorang anak laki-laki menjadi gay.
Selain karena pemahaman seks dini karena tontonan dan bacaan serta pengalaman hidup masa kecil yang buruk seperti memiliki ibu yang dominan, ayah atau paman yang ada penyimpangan seksual dan lain sebagainya.