Sesungguhnya, agak malas saya ikut-ikutan menulis kasus ini. Tetapi, karena rasa keperempuanan saya begitu besar, juga karena pihak yang seharusnya bijak menenangkan malah bersikap sebaliknya, akhirnya menggerakkan saya menulis.Â
Saya mulai dengan pertanyaan ke benak kita masing-masing baik anda istri atau suami, apakah anda harus selalu pasang badan untuk pasangan anda..?
Pasti jawabannya, iya. Saya juga akan mati-matian pasang badan untuk suami saya kalau dia dalam posisi benar. Kalau tidak, ya saya akan mengingatkan supaya berbalik ke jalan yang benar.Â
Terlebih ke kasus yang menyangkut harkat dan martabat perempuan, saya akan kritis dan melihat dengan rasa keperempuanan saya. Saya tidak akan pasang badan jika pasangan saya menghina perempuan lain, perempuan mana saja (asisten rumah tangga, untungnya kami tidak ada, tetangga, teman masa kecil, apalagi mantan pacar atau siapapun).
Jika ada laki-laki yang menghina atau mengenyek-enyek mantan istri untuk hal pribadi yang tidak perlu diumbar kepada publik. Seadainya dia pasangan saya, heh, tak akan sudi saya pasang badan untuknya.Â
Komisioner Komnas Perempuan, Masruchah, Â menyatakan bahwa pernyataan Galih Ginanjar sudah tergolong Pelechan Seksual dan mengatakan bahwa Komnas Perempuan akan meminta Polda Metro Jaya untuk mengusut kasus dugaan pencemaran nama baik hingga tuntas. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera terhadap si pelaku.Â
Saya setuju sekali, apalagi katanya ketika disidik si pelaku memang ingin mempermalukan korban. Mempermalukan korban yang notabene mantan istrinya. Hal yang mungkin tidak disadari pelaku, perbuatannya tersebut sesungguhnya melukai rasa keperempuanan semua perempuan Indonesia yang waras.
Kembali ke pertanyaan di atas, apakah anda akan pasang badan untuk pasangan anda kalau dia melecehkan perempuan? Kalau saya tidak. Saya tidak sudi pasang badan untuk membela pasangan saya kalau dia melecehkan perempuan.Â
Berdasarkan tayangan televisi yang sempat saya intip sejenak, kita lihat bersama bagaimana pasangan Galih Ginanjar sangat pasang badan membela sang suami. Tentu saja itu haknya. Tetapi tidak bijak rasanya dan menyalahi nurani, bagi saya.Â
Sebab laki-laki pecundang demikian, tunggu saja masanya diapun akan menghina pasangannya saat ini. Berjuta alasan menghina akan dicari. Bisa saja  dia bilang "Kalau si onoh mah hiy nenek lampir... Atau dia akan bilang si onoh mah body ama muka palsu aka plastik semua...misalnya.
Jikapun dia tidak menghina kita, ketika dia menghina perempuan lain (sekalipun katanya itulah yang dirasakannya, "Rasa" yang subjektif itu), sulit untuk diterima hati nurani. Tidak akan saya tolerir, kalau saya.Â
Miris. Lebih miris lagi, acara tersebut ditayangkan di youtube milik seorang perempuan, haiyah.
Ada beberapa alasan kenapa laki-laki harus memuliakan perempuan baik dia orang lain, apalagi istri atau mantan istri menurut saya
- Perempuan itu ibu kehidupan. Perempuan baik ia seorang ibu, calon Ibu, seorang tante, uwak, tetangga, mitra kerja  dan lain sebagainya selayaknya dimuliakan karena kita semua lahir dari seorang perempuan.  Surga di bawah telapak kaki ibu. Yang tidak menjadi Ibu dalam arti harfiah bukankah reflek alam telah membentuknya "mengibukan jiwanya".  Manusia yang dilahirkan dan dibesarkan perempuan mulia mustahil rasanya akan menghina seorang perempuan. Jika ada yang menghina perempuan, dengan alasan mempermalukan, ya bisa diduga masa kecilnya tidak bahagia.Â
- Perempuan itu Pendidik Generasi dan rahim peradaban. Seorang anak generasi masa depan adalah hasil didikan seorang perempuan. Bahkan baik tidaknya sebuah bangsa juga atas kontribusi perempuan. Â Katanya perempuan itu penentu peradaban. Pastilah yang dimaksud perempuan pejuang kehidupan yang menidik anak dan menjaga keluarganya dengan baik. Agak benar sih kata saya. Sebuah keluarga akan menghasilkan anak yang cerdas bila ibunya cerdas juga.
Seandainya pasangan anda menghina mantannya dengan menghina hal-hal privat dan dikemukakan kepada publik pula? apa anda akan pasang badan membelanya? Â Mungkin tergantung siapa yang akan menjawabnya.Â
Kalau saya pribadi, sekali lagi, jelas tidak. Sekalipun ada suara-suara burung yang mengatakan kejadian tersebut adalah casualitas karena perempuan itu juga suka menghina mantannya dan lain sebagainya. Sebab keperempuanan kita yang waras akan mengatakan, come on, yang benar saja. Mari menarik diri. Nasehati pasangan untuk berbuat bijak, mengaku kesalahan dan mulai memperbaiki diri.Â
Suara burung berikutnya mengatakan kasus itu kasus pansos artis cari top. Pansos ya pansos, apa iya kelian mau memungkiri hati nurani, membela pecundang.....? Entahlah. Kalau saya ah tak sudi membela untuk hal mempermalukan perempuan lain. Saya akan nasehati untuk meminta maaf. Jika terulang lagi, mending melanjutkan hidup tanpa pecundang. Lebih enak hidup tenang, damai dan tentram kan.Â
Salam Kompal Selalu.
Sumber :

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI