Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasus "Ikan Asin", Sebuah Cermin Apakah Istri atau Suami Harus Pasang Badan untuk Pasangannya

11 Juli 2019   15:09 Diperbarui: 11 Juli 2019   17:11 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: lenterapembebasanartshop.blogspot

Sebab laki-laki pecundang demikian, tunggu saja masanya diapun akan menghina pasangannya saat ini. Berjuta alasan menghina akan dicari. Bisa saja  dia bilang "Kalau si onoh mah hiy nenek lampir... Atau dia akan bilang si onoh mah body ama muka palsu aka plastik semua...misalnya.

Jikapun dia tidak menghina kita, ketika dia menghina perempuan lain (sekalipun katanya itulah yang dirasakannya, "Rasa" yang subjektif itu), sulit untuk diterima hati nurani. Tidak akan saya tolerir, kalau saya. 

Miris. Lebih miris lagi, acara tersebut ditayangkan di youtube milik seorang perempuan, haiyah.

Ada beberapa alasan kenapa laki-laki harus memuliakan perempuan baik dia orang lain, apalagi istri atau mantan istri menurut saya

  1. Perempuan itu ibu kehidupan. Perempuan baik ia seorang ibu, calon Ibu, seorang tante, uwak, tetangga, mitra kerja  dan lain sebagainya selayaknya dimuliakan karena kita semua lahir dari seorang perempuan.  Surga di bawah telapak kaki ibu. Yang tidak menjadi Ibu dalam arti harfiah bukankah reflek alam telah membentuknya "mengibukan jiwanya".  Manusia yang dilahirkan dan dibesarkan perempuan mulia mustahil rasanya akan menghina seorang perempuan. Jika ada yang menghina perempuan, dengan alasan mempermalukan, ya bisa diduga masa kecilnya tidak bahagia. 
  2. Perempuan itu Pendidik Generasi dan rahim peradaban. Seorang anak generasi masa depan adalah hasil didikan seorang perempuan. Bahkan baik tidaknya sebuah bangsa juga atas kontribusi perempuan.  Katanya perempuan itu penentu peradaban. Pastilah yang dimaksud perempuan pejuang kehidupan yang menidik anak dan menjaga keluarganya dengan baik. Agak benar sih kata saya. Sebuah keluarga akan menghasilkan anak yang cerdas bila ibunya cerdas juga.

Seandainya pasangan anda menghina mantannya dengan menghina hal-hal privat dan dikemukakan kepada publik pula? apa anda akan pasang badan membelanya?  Mungkin tergantung siapa yang akan menjawabnya. 

Kalau saya pribadi, sekali lagi, jelas tidak. Sekalipun ada suara-suara burung yang mengatakan kejadian tersebut adalah casualitas karena perempuan itu juga suka menghina mantannya dan lain sebagainya. Sebab keperempuanan kita yang waras akan mengatakan, come on, yang benar saja. Mari menarik diri. Nasehati pasangan untuk berbuat bijak, mengaku kesalahan dan mulai memperbaiki diri. 

Suara burung berikutnya mengatakan kasus itu kasus pansos artis cari top. Pansos ya pansos, apa iya kelian mau memungkiri hati nurani, membela pecundang.....? Entahlah. Kalau saya ah tak sudi membela untuk hal mempermalukan perempuan lain. Saya akan nasehati untuk meminta maaf. Jika terulang lagi, mending melanjutkan hidup tanpa pecundang. Lebih enak hidup tenang, damai dan tentram kan. 

Salam Kompal Selalu.

Sumber :

Kasus Ikan Asin

Sumber Foto: Dok.Kompal
Sumber Foto: Dok.Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun