Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Puasa adalah membentengi diri, maka bila salah seorang kamu di hari ia berpuasa janganlah berkata kotor dan jangan teriak-teriak, dan jika seseorang memakinya atau mengajaknya bertengkar hendaklah ia mengatakan "Sesungguhnya aku sedang berpuasa."Â (HR. Bukhari 1904 & Muslim 1151).
Secara umum orang yang marah tidak bisa menahan emosinya dan cenderung akan  membalas orang yang dia marahi melebihi kesalahan yang dilakukannya. Salah satu ulama, Ibnu at Tin telah mensyarah Shahih Bukhari yang mengatakan,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui sabdanya 'Jangan marah!' telah menggabungkan semua kebaikan dunia dan akhirat. Karena marah bisa menyebabkan permusuhan. Dan terkadang menyebabkan dirinya menyakiti orang yang dimarahi. Sehingga bisa mengurangi kadar agamanya. Oleh karena itu orang yang marah saat sedang berpuasa bisa menyebabkan pahala puasanya berkurang.
Jadi..? mau terus marah-marah dan emosi jiwa? Mari kita mencontoh Bunga salah satu bagian Silent Majority itu. Bunga yang menarik diri lalu menahan jarinya di sosmed. Bunga yang mengutamakan dizikir dan doa daripada larut dalam obrolan mubazir di sosmed.Â
Mari kita ganti marah dan emosi dengan mengutamakan dzikir dan doa pada bulan puasa ini. Dzikir dan doa yang tulus demi kemenangan agar kita kembali Fitri pada Idul Fitri 1440 H. Kemenangan hakiki, kemenangan untuk kita semua.
Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan, kepada Allah saya mohon ampun.
Salam Kompal. Salam kompak selalu. Salam Kompasiana. Salam mengutamakan dzikir dan doa serta redam kemarahan. Selamat menunaikan Ibadah Puasa hari ke-21 bagi yang menjalankan. Salam dari Bunga untuk semua.
SumberÂ
1. Atasi Marah dan Gapai Ridho Rabbmu
2. Apakah Marah membatalkan puasaÂ