Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hutan dan Eco Product, Sebuah Cara Perempuan Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Hutan

2 April 2019   12:57 Diperbarui: 8 April 2019   08:17 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Dok.Pribadi | Mba Anggi sedang demo membuat kain eco prin

Rasanya.... seperti ibu pertiwi mulai bergerak, wew. Maksudnya, dengan banyaknya perempuan mengambil peran, semoga kelestarian lingkungan dan hutan menjadi hal yang cepat tercapai. 

Katanya perempuan adalah rahim kehidupan, sebuah metafora yang menggambarkan perempuan dan sikap "keibuan" mereka akan membantu penyelamatan lingkungan dan hutan. Harapan saya begitu.

Banyak perubahan terjadi pada bumi kita. Perubahan yang tak bisa dihindari tapi seharusnya bisa kita kendalikan. Sebagaimana Thomas Robert Mathus mengatakan bahwa manusia bertambah menurut deret ukur, sedang bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Dua hal yang sangat tidak seimbang yang ditenggarai membuat manusia melakukan eksploitasi terhadap lingkungannya. 

Kegiatan manusia yang berlebihan menimbulkan peningkatan efek gas rumah kaca. Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim yang akhirnya menimbulkan dampak bencana bagi kehidupan dan tentu saja manusia. Kita memerlukan solusi berupa adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan lingkungan tersebut.

Berdasarkan data The Climate Change Reality Project (TCRP) yang dikemukakan DR.Amanda Katili Niode, Manager TCRP Indonesia, pemanasan global membuat 60 juta manusia mengalami dampak cuaca ekstrim. Di Indonesia, sampai  tahun 2018 ada 2.481 bencana terjadi dan ada 10 juta orang menderita akibat bencana tersebut. 

Sumber Foto: Dok.Pribadi
Sumber Foto: Dok.Pribadi
Di lain sisi, hutan kita juga mengalami eksploitasi. Padahal kita tahu hutan sebagai sumber penyerap karbon, sumber penghasil oksigen bagi kehidupan sehingga dijuluki paru-paru dunia. Terjadi deforestasi dan degradasi pada hutan kita. Contoh saja di Sumatera Selatan pada tahun 2015 terjadi kebakaran hutan dan lahan yang cukup membuat saya menghela nafas dan beberapa minggu harus menggunakan masker. Untunglah bencana kabut asap karena Karhutla tersebut dapat segera diatasi.

Hal tersebut senada dengan paparan DR. Atiek Widayati tentang Pengelolaan Hutan dan Lanskap yang Berkelanjutan. Hutan kita mengalami deforestasi, degradasi dan konversi hutan. Hal lebih parah, mengakibatkan terjadinya bencana kebakaran hutan dan kabut asap juga bencana banjir. Oleh karenanya kita perlu upaya mengembalikan fungsi hutan melalui pengelolaan lanskap berkelanjutan.

Sumber Foto: Dok.Pribadi
Sumber Foto: Dok.Pribadi
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan penurunan luasan tutupan hutan setiap tahunnya dengan rincian sebagai berikut: pada tahun 2011 persentase lahan berhutan dengan luas daratan Indonesia adalah 52,5 % (98,7 juta ha), tahun 2012 menjadi 52,2% (98,2 juta ha), tahun 2013 menurun menjadi 51,3% (96,5 juta ha), tahun 2014 menjadi 51% (95,7 juta ha) dan tahun 2015 menjadi 50,6% (95 juta ha).

Di sisi lain, menurut Ir. Murni Titi Resdiana, masyarakat sekitar hutan juga harus dilibatkan pada pengelolaan kelestarian hutan. Bagaimana menggerakkan ekonomi kreatif yang ramah lingkungan, ekonomi kreatif yang memanfaatkan hasil hutan secara berkelanjutan. Pohon ekonomi kreatif. 

Sumber: Dok.Pribadi
Sumber: Dok.Pribadi
Terakhir Mas Janudianto, Head of Social and Community Development Corporate Social and Security dari APP Sinar Mas memaparkan soal Desa Makmur Perduli Api Binaan APP Sinar Mas dalam rangka membina sekaligus mengedukasi masyarakat sekitar hutan untuk perduli dan mencegah kebakaran hutan dan lahan. Senang juga bahwa APP Sinar Mas memberi bantuan paket modal usaha kepada 61 kelompok UKM masyarakat sekitar hutan. 

Sumber: Dok.Pribadi
Sumber: Dok.Pribadi
Ada hal yang harus segera kita perbuat kawan, kita harus menyelamatkan lingkungan kita. Kita harus mengambil bagian pada penyelamatan lingkungan dan tentu saja pelestarian hutan kita. Blogger dan Kompasianer dan semua pihak harus ikut aktif mencegah laju kerusakan hutan dan meningkatkan penanaman kembali di kawasan yang sudah rusak. Perempuan, tentu saja harus mengambil peran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun