Sesungguhnya tidak ada yang perlu ditakuti dengan kemiskinan sepanjang kita manusia nrimo dan ihklas. Lihat saja riwayat hidup orang besar yang menghasilkan karya besar, kebanyakan karya mereka dibuat saat mereka dalam kondisi dililit kemiskinan.Â
Sebut Nama Iwan Simatupang, merana numpang tinggal di rumah kakak perempuannya menjahit baju robek kedua anaknya sambil menunggu karya novelnya diterbitkan. Â
JIka saya terpesona dengan kemampuan Iwan Simatupang menggali-gali kesepian, keterasingan, dan kefatalan hidup manusia yang menurut saya mengagumkan, itu ditempa karena perjalanan hidup dan di akhir masanya disebabkan kemiskinan. Kemiskinan kadang menempa  manusia jadi lebih bernas mengeluarkan kelebihannya.
Tetapi, kemiskinan menjadi  sumber malapetaka ketika menimpa mereka yang lemah pendidikan dan lemah akses, atau yang kita sebut kemiskinan absolut. Pada level ini, kemiskinan akan memicu penyakit sosial, konflik dan kriminalitas bahkan.Â
Itulah sebabnya kita mengenal program pemerintah Penanggulangan Kemiskinan, tentu yang dimaksud adalah kemiskinan absolut. Â Kemiskinan karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar.Â
Sudah banyak program penanggulangan kemiskinan. Bahkan sudah ada Tim Nasional Penanggulangan Penurunan Kemiskinan (TNP2K) yang diketuai oleh Wakil Presiden dan di Daerah ada Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) yang diketuai oleh Wakil Gubernur.Â
Hampir di semua dokumen perencanaan Pembangunan (RPJP, RPJMN, RPJMD, RKP, RKPD, Resntra dst) program penanggulangan kemiskinan menjadi isu strategis dan program pembangunan di daerah.Â
Hasilnya seperti apa? ya bisa dilihat sendiri. Setiap tahun kemiskinan memang selalu menurun. Hanya, laju penurunan kemiskinan tidak seperti yang diharapkan. Jika disandingkan antara anggaran yang digelontorkan untuk penanggulangan kemiskinan dengan laju penurunan kemiskinan, mungkin tidak sebagaimana harapan.Â
Lalu apa lagi yang belum dilakukan....? saya kira terobosan. Kenapakah terdapat disparitas laju penurunan kemiskinan antar daerah, antar provinsi, antar kabuparen/Kota ? Salah satu faktor utamanya adalah komitmen daerah.Â
Komitmen inilah yang akan membuat daerah melakukan pemetaan kondisi daerahnya dan melakukan upaya yang benar-benar terobosan.. Apa upaya yang harus dilakukan sesuai dengan kondisi, potensi dan kebutuhan daerah. Bukan sesuatu yang sudah biasa ada, sesuatu yang biasa saja tapi tak berdampak (bussiness as usual).
Jika selama ini program penanggulangan kemiskinan kegiatan prioritasnya itu -itu saja, mungkin perlu ditinjau kembali dan dibenahi. Barangkali sasaran dan lokasi harus dibenahi. Sebagai contoh, penduduk miskin banyak di wilayah A tapi program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan turun di wilayah B.Â