Mohon tunggu...
Ellyn
Ellyn Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

an undergraduated student majoring in Communication Science in Atma Jaya Yogyakarta University.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Aksi Sederhana Hindari Tumpukan Masalah dari Tumpukan Sampah

11 Oktober 2021   17:47 Diperbarui: 11 Oktober 2021   18:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TPST Bantar Gebang | Sumber Foto: Kompas.com

Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Slogan ini menjadi motivasi bagi kita untuk rajin menabung uang. Tapi, apa jadinya jika sedikit demi sedikit sampah dari kita, menjadi bukit di TPS yang siap longsor kapan saja?

Setiap jam setidaknya ada 7300 ton sampah yang dihasilkan dapat menutupi setengah tinggi Monas, dan dalam satu hari 175 ribu ton sampah dapat tiga kali lipat menimbun Stadion Gelora Bung Karno. 

Sadar atau tidak, kita sedang menumpuk masalah yang berdampak besar pada keberlangsungan hidup kita di bumi hanya karena kita malas mengolah sampah di rumah. Ribuan ton sampah dihasilkan setiap hari, menjadi benda mati minim guna dan tidak dikelola dengan baik.

Sepanjang tahun 2020, sebanyak 38.3% sampah bersumber dari rumah tangga dengan 40.4% jenis sampahnya adalah sisa makanan dan pada urutan kedua sebesar 17.1% merupakan sampah plastik. Bukan hanya kebiasaan menumpuk sampah, ternyata kita juga masih gemar membuang makanan.

Apa yang terjadi jika kebiasaan tidak mengolah sampah dengan baik tidak segera diubah? Ada tumpukan masalah yang menyusul di setiap tumpukan sampah yang tidak kita kelola. Masih ingat peristiwa bencana TPA Leuwigajah di 2005? Curah hujan tinggi dan ledakan gas metana dari tumpukan sampah merenggut 157 nyawa, dan dua kampung hilang dari peta karena tergulung sampah. 

Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Pemukiman Rumah | Sumber Foto: Dok. Pribadi Penulis
Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Pemukiman Rumah | Sumber Foto: Dok. Pribadi Penulis

Slogan "Buanglah Sampah pada Tempatnya" tidak bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengenalkan kesadaran kita terhadap tumpukan sampah. Slogan ini justru menjadi bumerang bagi masyarakat apatis lingkungan dengan sering ditemukannya tumpukan sampah di pinggir jalan, bahkan di pemukiman rumah warga. 

Jelas-jelas, jalanan bukan tempat pembuangan sampah. Pemukiman warga bukan 'tempat tinggal' sampah. Tidak tahu siapa yang memulai membuangnya.

Sebaiknya kita belajar bagaimana pilah-pilih sampah dengan tepat untuk mengurangi tumpukan sampah yang berpotensi menimbulkan masalah. Berikut caranya.

1. Menghindari plastik dengan barang guna ulang.

Menghindari penggunaan plastik bisa menjadi langkah pertama pilah-pilih sampah. Faktanya, urutan kedua jenis sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah plastik sebesar 17.1%. Sampah plastik sulit di daur ulang karena butuh waktu ribuan tahun untuk terurai oleh mikroorganisme.

Langkah mudah menghindari plastik adalah dengan menggunakan barang guna ulang. Misalnya, menggunakan wadah makanan dan minuman dan membawa kantong belanja.

2. Mengolah sampah organik menjadi kompos.

Sisa makanan seperti sayur-sayuran dan daging busuk dapat dijadikan kompos atau pupuk organik yang bermanfaat untuk tanaman. Selain mengurangi timbulan sampah makanan, sampah organik yang dijadikan kompos tentu lebih murah dan membuat tanaman tumbuh subur. Cara membuat kompos dari sampah organik juga terbilang mudah untuk dilakukan sendiri di rumah dengan bahan seadanya seperti tanah dan air.

3. Mengirimkan sampah daur ulang ke Bank Sampah.

Saat ini pemerintah dan berbagai institusi telah berinisiatif menyediakan Bank Sampah bagi masyarakat Indonesia agar semakin tergerak untuk pilah-pilih sampah. Sampah yang bisa didaur ulang dapat dikirimkan ke Bank Sampah yang tersedia. 

Misalnya, Danone-Aqua dan Grab melalui GrabExpress Recycle mempermudah kita untuk mengirimkan sampah bernilai ekonomis seperti botol dan gelas plastik ke Bank Sampah untuk didaur ulang. Kita hanya perlu mengumpulkan dan membersihkannya sebelum dikirimkan ke Bank Sampah, agar mempermudah proses daur ulang.

Setelah membuang sampah, kita sering merasa masalah kita sudah selesai. Padahal, timbulan sampah tidak hilang, melainkan hanya berpindah tempat dari rumah kita ke gunungan sampah di TPA yang menjadi awal mula kita menumpuk masalah. Demi mencegah tumpukan masalah, mari kita kurangi tumpukan sampah. 

Aksi sederhana yang dimulai saat ini, akan mewujudkan lingkungan dan hidup yang sehat untuk keberlangsungan bumi kita agar tetap menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun