Jamur
Negatif
Sumber : Abon. 1985. Standar Industri Indonesia (SII) No.0368-80, 0368-85
Kandungan lemak abon ikan ini diduga sebagian besar terdiri dari asam-asam lemak tidak jenuh terutama asam-asam lemak omega-3 seperti asam Eicosapentaenoat (EPA) dan asam Docosahexaenoat (DHA) yang konsentrasinya sangat tinggi. Menurut para ahli senyawa ini disamping dapat melindungi dan mencegah kerusakan DNA sel normal akibat senyawa radikal bebas dan karsinogenik yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker, sehingga konsumen dapat terhindar dari kanker, serta dapat pula menurunkan dan mencegah penyakit tekanan jantung koroner seperti kebiasaan bangsa Eskimo Greenland walaupun banyak mengkonsumsi lemak dan kolesterol tetapi bebas dari penyakit tekanan jantung koroner karena juga banyak mengonsumsi ikan yang mengandung senyawa asam-asam lemak EPA dan DHA tersebut diatas.Disamping itu asam lemak omega-3 ini juga mampu memperbaiki fungsi pancreas untuk memproduksi insulin, sehingga cocok bagi penderita diabetes. Beberapa senyawa dari bumbu yang ditambahkan juga dapat mencegah penyumbatan pembuluh darah.
Pengolahan Abon Ikan
Umumnya produsen abon ikan khususnya di wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil masih sangat terbatas, baik jumlah nelayan pengolahnya, skala usahanya, maupun jenis ikan yang diolah. Proses pengolahan abon ikan (Gambar 2. Pengolahan Abon ikan) dapat dilakukan hanya dengan teknologi yang sederhana, diolah dengan cara pengukusan dan penggorengan. Abon ikan yang bermutu tinggi berasal dari bahan baku yang baik dengan proses pengolahan yang benar.
Gambar 2. Pengolahan abon ikan.
Urutan proses pengolahan abon ikan hasil eksperimen penulis antara lain sebagai berikut; setelah ikan segar dibersihkan dan disiangi, dipotong-potong dan dicuci bersih, kemudian dikukus (satu jam), lalu ditiriskan, tulang dan duri ikan dibuang, selanjutnya daging ikan ditumbuk pelan-pelan hingga berupa serat-serat halus (sayatan).
Penyiapan bumbu dan santan kelapa. Lengkuas (0,5%) dan serai dipukul-pukul hingga memar. Bawang merah (3%), Bawang putih (2%) dan ketumbar secukupnya serta garam (2%) digiling hingga halus kemudian ditumis sesaat (pemanasan), setelah harum selanjutnya ditambahkan santan kelapa kental, lengkuas, asam jawa (1%), gula pasir (4%), serai dan daun salam secukupnya. Pemanasan diteruskan hingga volume santan tinggal separuhnya.
Pemasakan abon ikan. Daging ikan yang berupa serat-serat halus tersebut dimasukkan sedikit-demi sedikit kedalam santan mendidih beserta bumbu-bumbu tersebut dan api dikecilkan untuk menjaga santan tetap dalam keadaan mendidih. Pemasakan ini disertai dengan pengadukan secara terus-menerus hingga abon menjadi kering dan berwarna coklat.
Penirisan abon. Abon ikan yang baru dimasak tersebut kemudian ditiriskan dan dibungkus dalam kain blacu yang bersih selanjutnya diperas biasa atau dipres dengan alat pengepres untuk mengurangi kadar minyaknya, dan minyak yang keluar ditampung. Selanjutnya dilakukan pengemasan (Gambar 3. Abon ikan). Alur proses pengolahan abon ikan tersebut sebagaimana gambar 4.
Gambar 3. Abon ikan
Gambar 4. Alur Proses pengolahan abon ikan.
Penutup
Usaha pengolahan abon ikan ini memiliki peluang yang cukup besar. Pengolahan abon ikan hanya memerlukan peralatan yang sederhana dengan aplikasi teknologi yang mudah dikerjakan dan skala usahanya dapat disesuaikan dengan kemampuan modal usaha dan tenaga kerja.
Referensi
Gunawan, E. 2006. Pengawetan dan Pengolahan ikan. Diktat Kuliah
----------------. 2008. Penanganan hasil Perikanan. Diktat Kuliah
Beberapa sumber yang relevan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H