Mohon tunggu...
Elly Anjar Sari
Elly Anjar Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Elly

Seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

FARIDUDDIN ATTAR (Seorang Penyair Sufi)

2 April 2022   21:42 Diperbarui: 2 April 2022   21:55 1663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biografi

Fariduddin Attar, yang sejatinya memiliki nama lengkap Fariduddin Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim. Sosok tokoh sufi yang dijuluki si penyebar wangi ini lahir pada tahun 1136 Masehi di negara Persia, Fariduddin Attar menjalani tiga belas tahun masa remajanya di Meshed. Hal tersebut dapat diketahui melalui catatan personal beliau yang tertulis di beberapa karyanya. Ada beberapa perbedaan mengenai kematian dari tokoh sufi ini. Namun, sebagian besar sumber menyebutkan bahwa Attar hidup hampir selama seratus tahun. Penyebab dari kematian beliau pun masih ada beberapa perdebatan. Namun, sejauh ini pendapat yang terkuat adalah bahwa Attar meninggal karena dibunuh oleh kaum Mongol.

Beliau memiliki nama samaran At-Thar yang berarti “ahli kimia” atau “tukang minyak wangi”. Julukan tersebut diberikan bukan tanpa alasan. Alasan beliau mendapat julukan At-Thar adalah karena beliau mengelola satu apotek di daerahnya. At-Thar diwarisi oleh ayahnya sebuah rumah obat. Karena itulah nama keluarganya yang sesuai dengan gaya sufi yakni At-Thar—seorang kimiawan.

Syekh Fariduddin Attar juga merupakan salah satu tokoh sufi yang dikenal masyarakat luas dengan keindahan bahasanya. Beliau adalah seorang salik yang menyenandungkan cinta lewat sebuah karya sastra. Faraduddin Attar juga suka menyenandungkan perasaan cintanya kepada Sang Kekasih melalui karya-karya sastra berupa puisi, alegori, dan lain sebagainya, bisa dibilang hampir sama dengan Jalaludin Rumi. Seperti yang kita ketahui, bahwa Fariduddin Attar merupakan seorang tokoh sufi terkenal. Tetapi sebelum menjadi penyair sufi terkenal, Attar terlebih dahulu mengabdikan dirinya pada bidang perdagangan. Beliau meneruskan usaha warisan dari keluarga yang sudah disinggung sebelumnya, yakni penjual obat dan minyak.

Peran Fariduddin Attar dalam Mengembangkan Tasawuf

Pada sekitar abad ke-10 sampai abad 12 Masehi, tasawuf muncul buhan hanya sebagai tariqa (gerakan kerohanian) yang memberi pengajaran disiplin kerohanian untuk mencapai kebenaran, namun juga menjadi suebuah ilmu tersendiri di dalam agama Islam yang didasari oleh motif pemikirn filsafat tersendiri.

Pada abad ke-13 M, dikarenakan banyaknya tokoh sufi Abar dan Persia (salah satunya Fariduddin Attar) yang mencurahkan pemikiran serta pengalaman mereka ke dalam puisi dan alegori-alegori mistik yang mendapat perhatian banyak dari para penikmat karya sastra, maka tasawuf pun menjelma menjadi gerakan kesenian. Berawal dari saat itu, Fariduddin Rumi sangat memainkan peran penting dalam perkembangan sastra dan tasawuf di dunia Islam sampai abad-abad terakhir menjelang peristiwa munculnya gerakan pembaharuan dan pengaruh Barat kepada masyarakat yang menganut agama Islam.

Pemikiran Tasawuf Fariduddin Attar

Fariduddin Rumi menekankan pembahasan atau pemikiran tasawuf pada peristiwa-peristiwa mengenai kebatinan dan dimensi spiritual agam Islam. Pemiiran-pemikiran tasawuf dari Fariduddin Attar tertuang dalam karya-karya sastra beliau, khususnya pada puisi-puisi dan buku-bukunya. Dalam buku Mantiqut Thair yang membahas tentang penelusuran Simurgh, ditemukan sebuah pemikiran tentang konsep manusia. Yang termasuk dalam konsep manusia adalah pengenalan terhadap diri sendiri. Selain itu, ditemukan pula bahwa konsep manusia merupakan sebuah konsep tentang kesempurnaan. Kesempurnaan tersebut hanya bisa didapatkan dengan cara memahami dan mengenal diri sendiri secara baik serta tidak mengutamakan keegoisan pribadi. Dengan pemahaman tersebut, manusia akan terus melakukan pembenahan dalam diri dalam hal sifat serta sikap sebelum menilai orang lain. Selain itu, Fariduddin Attar juga menuangkan pikiran tentang tasawuf tentang kemajemukan manusia dan perbedaan masalah hidup yang dialami masing-masing dari mereka. Fariduddin berusaha memberikan sebuah peringatan kepada para manusia mengenai hakikat penciptaan manusia tersebut.

Pemikiran Fariduddin Attar sebelum beliau meninggal yakni pada suatu hari, seorang dari mongol datang untuk membeli Attar dengan menawarkan seribu keping perak kemusian Attar berkata kepada orang Mongol tersebut untuk tidak menjual dirinya karena harga seribu keping berak tersebut tidak benar. Lalu orang Mongol itu pun menuruti kata-kata Attar. Namun beberapa waktu kemudian, ada orang lin datang untuk menawarkan sekarung jerami. Attar memberi nasihat kepada orang Mongol agar menjual dirinya. Orang Mongol itu pun tidak terima kemudian memenggal kepala Attar. Jadi, dapat diketahui bahwa Attar mati karena untuk mengajarkan suatu pesan/sebuah hikmah.

Ulasan Karya Fariduddin Attar

Sebagai seorang penyair sufi, Fariduddin Attar tentunya memiliki banyak sekali karya-karya. Namun, karya yang paling dikenal oleh masyarakat adalah karya Fariduddin Attar yang merupakan sebuah buku dengan judul “Musyawarah Burung (Mantiq At-Tyr)”. Buku tersebut mengulas ajaran-ajaran yang dianalogikan dengan burung-burung. Isi dari buku tersebut yakni:

1.BAB 1 berisi tentang doa pujian terhadap Sang Pencipta. Dalam doa dan pujian tersebut, Faraduddin kembali membaginya menjadi beberapa ulasan, yakni:

a.Ajaran tauhid (bukti alam semesta sebagai salah satu bentuk ciptaan Allah).

b.Penyatuan jiwa dan raga.

c.Makna dari perjalanan para Nabi dalam bertauhid.

2.BAB 2 tentang ajaran suatu kelompok organisasi Triqat yang dinalogikan dengan perkumpulan burung-burung. Semua burung di dunia membentuk suatu kelompok dan dipimpin oleh satu jenis burung Hudhud, lalu burung Hudhud tersebut memperkenalkan burung lain yang merupakan anggotanya secara bergiliran dan satu persatu. Dalam ajaran suatu kelompok organisasi, Faraduddin juga mengemukakan isi pemikirannya sebagai berikut:

a.Gagasan tentang pembukaan musyawarah yang memuat ajaran tentang Zuhud, kewaspadaan terhadap cinta yang berlebihan, ajaran tentang duniawi dan akhirat, ajaran tentang pemenuhan ibadah oleh seseorang, pengemis kepadan raja-raja, dan kemunafikan.

b.Gagasan tentang tuju maqom dan keadaan para sufi. Attar berpendapat bahwa seseorang yang melakukan perjalanan Tasawuf hendaknya memiliki tujuh lembah, yakni lembah pencarian; lembah cinta; lembah ma’rifat; lembah istighna; lembah tauhid; lembah keherana dan kebingungan; serta lembah faqir dan fana.

3.BAB 3 tentang musyawarah burung. Ada beberapa bagian dalam BAB ini:

a.Musyawarah dibuka. Berisi tentang musyawarah burung-burung yang ada di dunia.

b.Perdebatan burung-burung dengan Hud-Hud. BAB 3 bagian B ini mengisahkan tentang perdebatan burung-burung yang berlangsung secara sehat dan sisteatis.

c.Burung-burung berangkat. Awal mula keberangkatan para burung untuk mencari raja atau pemimpin mereka diceritakan pada bagian ini.

d.Sikap burung-burung. Menceitakan tentang bagaimana burung-burung bersikap pada saat musyawarah dan pada saat selepas perdebatan dengan burung Hud-Hud.

Pengaruh Fariduddin Attar Terhadap Tokoh Lainnya

 Fariduddin Attar merupakan pelopor bangkitnya sastra sufi dalam dunia sastra di negara Persia. Attar memberi pengaruh bagi banyak tokoh-tokoh sufi lainnya. Tokoh sufi yang paling dipengaruhi oleh Attar ialah Jalaluddi Rumi. Ketika Jalaluddin Rumi berusia 5 tahun dan bejumpa dengan Fariduddin Attar, Attar meramalkan bahwa Jalaluddin Rumi kelak akan menjadi tokoh besar agama Islam dalam bidang spiritual. Dan terbukti bahwa ramalan Attar tersebut pun tidak meleset.

 Sebagai seorang penyair, Fariduddin Attar juga mempengaruhi tokoh-tokoh lain dalam bidang kesastraan. Kosa kata Fariduddin Attar dapat menjadi inspirasi tokoh-tokoh sufi lain dalam menulis sebuah puisi. Oleh karena itu tidak heran jika karya-karya dari Fariduddin Attar sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Salah satu karya yang dipengaruhi oleh Fariduddin Attar yakni karya seorang sastrawan islam Melayu, Hamzah al-Fansuri yang berjudul “Syair Perahu”.

 Tak sampai di situ, pengaruh- pengaruh Faraduddin Attar terhadap tokoh lainnya juga tak kalah besar. Pengaruhnya sampai kepada tohoh-tokoh lain di daerah Kepulauan Melayu, Asia Tengah, Turki, India, dan lain sebagainya. Sampai sekarang pun karya-karya dari Fariduddin Attar masih diperbincangkan dan pengaruhnya masih tetap ada di kalangan pertasawufan. Tak hanya itu, kryanya juga dijadikan topik pembahasan oleh para cendekiawan, baik yang berasal dari Barat maupun yang berasal dari Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun