Mohon tunggu...
Ellyana Dwi Farisandy
Ellyana Dwi Farisandy Mohon Tunggu... Psikolog - Clinical Psychologist

Seorang manusia biasa yang berprofesi sebagai Psikolog Klinis—tidak memiliki kemampuan membaca pikiran maupun meramal masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Toxic Relationship, Apakah Pilihannya Selalu Meninggalkan?

11 Oktober 2020   11:13 Diperbarui: 18 November 2020   19:34 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi toxic relationship. (sumber: muda.kompas.id)

Ketika kita sudah memiliki keterikatan yang aman (secure attachment) dan mampu menerima serta mencintai diri secara penuh, kita cenderung akan membangun hubungan yang sehat dengan pasangan. 

Akan tetapi, ketika kita memiliki keterikatan yang tidak aman (insecure attachment) dan bahkan belum mampu mencintai diri sendiri, hal ini tentu saja sangat berisiko untuk kita masuk ke dalam hubungan yang tidak sehat.

Sebelum kita beralih ke solusi, kita perlu tahu dulu sebenarnya apa ya tanda atau red flags kita berada dalam sebuah hubungan yang toxic? (Daskal, 2016; Follingstad, Rutledge, Berg, Hause, & Polek, 1990; Karakurt & Silver, 2013; KemenPPPA, 2018; Lamothe, 2019)

1. Isolation

Hubungan yang sehat akan membuat kita terkoneksi namun juga bebas dalam melakukan hal yang kita sukai. Namun sayangnya, hal ini tidak terjadi dalam toxic relationship. 

Pasangan akan sangat membatasi hubungan kalian dengan dunia luar, baik itu waktu dengan teman, orang tua, sahabat, komunitas, dan sebagainya. Pasangan yang sangat demanding akhirnya membuat mayoritas waktu kita hanya dihabiskan bersama pasangan saja. Bahkan yang paling menyedihkan adalah tidak adanya waktu untuk menyenangkan diri kita sendiri.

2. Never ending drama

Dalam menjalin sebuah hubungan, pasti akan selalu ada pertengkaran. Namun yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana kita bisa mengkomunikasikan hal tersebut bersama pasangan hingga tercapai win-win situation.

Salah satu red flags dari hubungan yang toxic adalah dimana pertengkaran berlangsung sangat lama, pasangan membesar-besarkan masalah yang ada, hingga mengancam jika kita tidak menuruti kemauan pasangan. Misalnya: "mending aku mati aja kalau kamu minta putus dari aku"

3. Lack of trust

Saling percaya merupakan sebuah kunci dalam suatu hubungan. Kurangnya rasa percaya pada pasangan akan membuat pasangan menjadi posesif, seperti: meminta semua password sosial media, menelepon satu jam sekali untuk mengetahui pasangan sedang ada dimana dan bersama siapa, stalking, bahkan menyadap HP pasangan tentu bukan sebuah tanda hubungan yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun