Satu catatan saya terkait artikel ketiga adalah pemilihan foto/gambar di halaman 69. Banyaknya kemasan plastic sekali pakai yang tertangkap kamera seakan berlawanan dengan nilai berkelanjutan (lingkungan) yang juga menjadi perhatian terutama di artikel ketiga dan keempat.
Sedangkan di artikel keempat akhirnya muncul salah satu isu yang saya rasa memang perlu disinggung, yaitu isu lingkungan sebagaimana digambarkan dalam kutipan berikut (halaman 96): "Green economy juga menjadi isu strategis global yang belum sepenuhnya menjadi rujukan dalam proses pembangunan ekonomi di kawasan ASEAN. Sejauh ini perkembangan green economy masih dalam tataran normatif, sehingga implementasi green economy di kawasan ASEAN perlu ditingkatkan." Menariknya tulisan keempat bagian satu ini tidak hanya fokus pada pencapaian, tetapi berani dengan gamblang mepaparkan fakta bagaimana UMKM di ASEAN masih belum optimal menerapkan dan menjadikan isu lingkungan sebagai sebuah concern tersendiri.
Bagian dua: Teknis dan Strategi Penerapan
Berpindah ke bagian kedua, dua artikel yang dihadirkan adalah Pembiayaan pada Rantai Pasok Bisnis Inklusif; dan Instrumen Pembiayaan bagi UKM. Keduanya sangat tepat diletakkan di bagian kedua, karena memang lebih dulu dibutuhkan kerangka pemahaman yang disodorkan di bagian satu sebagai konteks.
Artikel pertama bagian kedua membahas Supply Chain Financing (SCF) atau Pembiayaan rantai pasok. Sebagai contoh adalah kemitraan antara KoinWorks dengan Grosis Susu Malang dan UMKM Tenun di Kupang.
Menariknya, dua UMKM itu berujung pada hasil yang berbeda. Grosir Susu Malang yang telah berhasil merasakan optimalisasi pengembangan bisnis melalui SCF dari KoinWorks, sedangkan di sisi sebaliknya UMKM Tenun digambarkan masih kesulitan melakukan adaptasi untuk merasakan secara nyata SCF tersebut.
Di sini dapat ditangkap pengontrasan yang jujur dan membuat pembaca lebih mudah mengambil lesson learned alias konklusi konstruktifnya.
Last but not least, artikel terakhir tidak kalah insightful. Saya suka dengan elaborasi pembukanya:
Dua paragraf tersebut dengan apik dan berimbang menenangkan pembaca bahwa tantangan yang dihadapi oleh Indonesia tidaklah eksklusif. Di bagian selanjutnya disebutkan banyak sekali frase terkait investasi, dari IPO, Sukuk, Obligasi, hingga P2P Lending, yang potensial diperhitungkan dalam kerangka pembiayaan UMKM.