Mohon tunggu...
Claudya Elleossa
Claudya Elleossa Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pencerita

Seorang ASN dan ibu, yang sesekali mengisi pelatihan menulis dan ragam topik lainnya. Bisa diajak berinteraksi melalui IG @disiniclau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Filosofi Tanggap Bencana Orang Baduy: Tangguh Tanpa Angkuh

19 Januari 2024   23:39 Diperbarui: 20 Januari 2024   01:31 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi @disiniclau

Dokumentasi Pribadi @disiniclau
Dokumentasi Pribadi @disiniclau

Baik pada bencana banjir maupun kebakaran, keluarga yang terdampak tetap dapat bertahan dengan tangguh. Mereka juga tidak kesulitan memenuhi kebutuhan makanan sesehari --bahkan sebelum bantuan sembako dari pemerintah tiba. Itu semua dimungkinkan dengan menggunakan simpanan padi di Leuit. Sungguhlah wujud konkret dari ketahanan pangan lokal.

Tentu saja, ketangguhan Masyarakat Adat Baduy dalam menghadapi bencana tidak lepas dari rasa tepa selira yang mereka miliki sebagai suatu komunitas. 

Ambu Pulum menceritakan sigapnya warga membopong dan menyelamatkan anak-anak, wanita hamil, dan kaum lansia kala banjir terjadi. 

Terbukti, banjir yang menenggelamkan hingga tiga jembatan bambu yang adalah akses utama mobilitas warga, tidak menelan korban jiwa sama sekali. Bahkan kaum rentan sekalipun semua berhasil dievakuasi dengan aman.

Dokumentasi Pribadi @disiniclau
Dokumentasi Pribadi @disiniclau

Masyarakat Baduy menjadi teladan bagaimana keangkuhan manusia yang kerap termanifestasi melalui hasrat kepemilikan tanpa rasa cukup dan ego tanpa empati, tidak akan berguna pada masa sukar. Justru kebersahajaan dalam hidup yang penuh hormap terhadap alam dan sesama menjadi kekuatan untuk tangguh bertahan.

Dokumentasi Pribadi @disiniclau
Dokumentasi Pribadi @disiniclau

Lantas kini muncul pertanyaan: bersediakah kita mengadaptasi filosofi serupa di kehidupan kita sebagai masyarakat urban?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun