Mohon tunggu...
Claudya Elleossa
Claudya Elleossa Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pencerita

Seorang ASN dan ibu, yang sesekali mengisi pelatihan menulis dan ragam topik lainnya. Bisa diajak berinteraksi melalui IG @disiniclau

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Artikel Utama

Menilik Strategi Narasi G20 di Indonesia Berkaca pada Sosialisasi AEC di Thailand, Sudahkah Efektif?

18 April 2022   09:08 Diperbarui: 18 April 2022   15:01 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: k12.thoughtfullearning.com

Belum lagi dengan pemahaman yang tepat, diharapkan dapat terbentuk juga rasa bangga dan sense of belonging dari masyarakat. Berkaca pada sosialisasi masif AEC di Thailand tahun 2013, apa yang bisa diterapkan untuk Presidensi Indonesia G20 ini?

Saya mencatat setidaknya ada tiga konsep utama yang harus menjadi landasan strategi komunikasi untuk mendaratkan narasi terkait Presidensi Indonesia G20.

Saya menyebutnya strategi WNI (Wide-spread, Noticeable, Inclusive), yang masing-masingnya berangkat dari setiap unsur penting komunikasi.

Source: k12.thoughtfullearning.com
Source: k12.thoughtfullearning.com

Sender (Pengirim Pesan) = Wide-spread

Ini menyangkut upaya untuk menyebarluaskan pemahaman tentang Presidensi G20 oleh siapapun. Artinya, yang mendaratkan wawasan tentang apa itu G20, urgensi Presidensi Indonesia G20, agenda utama pembahasan di puncak acara, dan sebagainya, bukan hanya disosialisasikan oleh Humas pemerintah.

Untuk strategi komunikasi yang sukses, sangat diperlukan keterlibatan pihak-pihak yang memang punya influence di masyarakat, sehingga gaung pesan yang ingin dibagikan menjadi lebih nyata. Pengirim pesannya harus tersebar luas.

Harapannya, seperti acara ASEAN Games, dapat terbentuk rasa bangga dan optimisme, terhadap acara ini secara khusus dan terhadap kinerja pemerintah secara umum.

Message = Noticeable

Saat tahun 2019 mengikuti Jakarta Media Social Week, di kelas bersama Angga Dwimas Sasongko dari Visinema, dijelaskan dengan sangat apik bahwa kondisi konten dan informasi saat ini sangatlah "padat". Informasi menghampiri bahkan walaupun kita tidak memintanya.

Dengan distorsi informasi semacam ini, tugas para penyampai pesan menjadi kian menantang. Salah satu kuncinya, saya rasa adalah membuat pesan yang dibagikan benar-benar mudah ditengarai (noticeable).

Mirip dengan sosialisasi AEC di Thailand yang menyasar tempat-tempat publik dan dikemas sesuai targeted audience, sosialisasi G20 sudah seharusnya dikemas demikian.

Prinsipnya, informasi mudah ditemukan walaupun saat tidak dengan sengaja mencari itu. Keduanya hadir melalui konten yang ringkas, menarik, dengan frekuensi yang konsisten, dan memanfaatkan berbagai medium (omnichannel). 

Receiver (Penerima Pesan) = Inclusive

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun