Mohon tunggu...
Ellen Theodora
Ellen Theodora Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Audisi Koko Cici Jakarta 2015

7 Maret 2016   03:24 Diperbarui: 7 Maret 2016   03:41 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Penilaian bakat, disini lah waktunya bersinar. Menunjukkan bakat terbaik yang kupunya, dimana saat itu aku menyanyikan sebuah lagu mandarin dan catwalk. Cukup terintimidasi mengingat tadi sempat melihat betapa seriusnya Cynthia menghafal naskah dialog atau Dewi yang bak model internasional atau sempat ku lihat juga ada yang mengenakan baju wushu. Apapun bakat mereka, aku percaya semua orang memiliki bakat masing-masing. Jadi, aku pun memberikan yang terbaik atas bakat apa yang aku miliki.

Setelah selesai melewati tiga pos yang tentunya memicu adrenalin, aku pun diinformasikan bahwa pengumuman masuk atau tidaknya ke semifinalis akan diumumkan melalui sosial media. Sejujurnya aku pun tidak yakin akan lolos. Namun apapun hasilnya, aku puas telah memberikan yang terbaik dan aku sudah mencoba.

Di hari yang sama, tepatnya di malam hari salah seorang temanku tiba2 mengucapkan selamat melalui BBM dikatakan bahwa aku lolos ke tahap semifinalis dan diharapkan untuk datang besok agar dapat melakukan audisi semifinalis tahap kedua. Perasaan senang campur aduk menorehkan senyum di wajahku. Sama sekali tidak menyangka, namun hal ini semakin memacu ku untuk tidak menyianyiakan kesempatan dan mendorongku untuk lebih mempersiapkan diri agak bisa lolos menjadi finalis.

Keesokan harinya, di hari Senin yang mana katanya di benci kebanyakan orang, aku pun melangkah mantap kembali ke gedung walikota. Kali ini audisi tampak lebih serius, karena kami diwajibkan mengenakan pakaian formal yaitu cici (kemeja putih, blazer, rok hitam selutut, rambut cepol, dan heels) sementara Koko (Kemeja putih, pantofel, jas hitam) layaknya para eksekutif muda. Suasana tegang semakin terasa saat ku lihat para semifinalis tampak serius sibuk membaca artikel dari google entah apa yang mereka hafalkan.

Proses audisipun lebih ketat karena pada tahap ini telah disiapkan 7 pos wawancara dengan juri yang sangat berpengalaman di bidangnya masing-masing:

1. Psikologi
2. Penampilan dan kepribadian
3. Komunikasi
4. Pengetahuan pemerintahan & pariwisata
5. Bahasa dan kebudayaan Tionghoa
6. Kemampuan berbahasa asing
7. Pengetahuan tentang Koko Cici Jakarta

Bukan suatu hal mudah saat melewati masing-masing posnya. Namun aku percaya, segala usaha dan niat yang tulus akan menghasilkan sesuatu yang baik. Senang bukan kepalang, saat di akhir audisi aku pun diberitahu oleh salah satu senior bahwa akupun berhasil lolos menjadi salah satu finalis Koko Cici Jakarta 2015.

Setelah melewati 10 hari karantina dan berakhirnya malam final, sebuah lembaran baru untukku dimulai. Dengan latar belakang yang berbeda aku bersama 31 finalis Koko dan Cici lainnya, menjadi satu dalam keluarga Koko Cici Jakarta.

Inilah langkah awal saya sebagai generasi muda Indonesia terpilih untuk menjadi duta pariwisata, duta budaya TiongHoa dan duta sosial. Sebuah kebangaan tersendiri bagi saya dengan berbagai pelajaran, pengetahuan, pengalaman dan kesempatan untuk bertemu orang orang ternama Indonesia selagi saya menjabat sebagai Koko Cici Jakarta 2015. Karena saya percaya untuk memajukan sebuah negara yang paling penting bukanlah apa yang telah negara berikan untuk kita, namun apa yang bisa kita lakukan untuk negara ini. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun