Dalam kolom opini atau Rubrik Opini, masyarakat secara bebas dapat mengirimkan tulisan tanpa melihat latar belakang penulis. Editor jurnalis yang tergabung dalam Kompas nantinya yang akan melakukan kurasi terlebih dahulu sebelum diterbitkan. Hal ini dimuat dalam lama Kompas.id.Â
Dengan adanya campur tangan dari editor, maka diharapkan terdapat pembetulan ketika terdapat kekeliruan.Â
Masyarakat kini memiliki akses yang mudah dalam menulis suatu tulisan di kanal media.Â
Dalam Kompas, mereka memberikan 4 klaim manfaat ketika masyarakat mengirimkan artikel opininya. Manfaat yang pertama adalah artikel dapat diterbitkan pada koran Kompas atau Kompas id, ataupun bisa keduanya. Selain itu, masyarakat juga bisa mendapatkan promo khusus yang hanya didapatkan oleh penulis artikel opini.Â
Penulis artikel opini di Kompas juga memiliki kesempatan untuk mendapat kesempatan dalam mengakses Kompas.id secara premiun. Yang terakhir adalah klaim Kompas yang mengatakan bahwa artikel yang ditulis dapat berkesempatan untuk dibaca oleh 2.000.000 pembaca opini Kompas.id.
Artikel Opini Tragedi Kanjuruhan
Ketika media memberikan ruang bagi masyarakat untuk memberikan opininya, hal tersebut kemudian dimanfaatkan oleh beberapa orang salah satunya adalah Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan Bandung yang memberikan opininya terkait efek Gas Air Mata. Namun, sangat disayangkan ketika artikel opini tersebut memuat sebuah tulisan yang melenceng dari kejadian yang terjadi dalam peristiwa Stadion Kanjuruhan pada awal Oktober 2022.Â
Artikel yang berjudul Tragedi Sepak Bola dan (Gas) Air Mata diterbitkan pada tanggal 3 Oktober 2022 atau dua hari setelah peristiwa di Stadion Kanjuruhan terjadi. Artikel opini ini tidak hanya terbit di surat kabar Harian Kompas, namun juga ditayangkan secara online di Kompas.id dengan judul yang sama.Â
Yang menjadi masalah adalah ketika peristiwa di Stadion Kanjuruhan dalam artikel tersebut ternyata keliru. Laporan terkait adanya kekeliruan tersebut kemudian disampaikan oleh akun twitter @AremaFC secara terbuka pada tanggal 3 Oktober 2022.Â
"Dear @hariankompas , tidak ada suporter Persebaya yang datang ke Kanjuruhan apalagi sampai turun ke lapangan. Ini tulisan ngawur dan tidak berdasarkan fakta," cuit akun @AremaFC.Â