Dalam gelapnya jagad
Tersimpun wajah berseri sang rembulan
Dalam kesunyian bumi
Berselimut dingin embun pagi
Dalam fajar yang suci
Semilir angin menari-nari
Membuat insan, enggan beranjak dari mimpi
Tetapi...
Berbeda dengan kami
Walau dingin merambah kulit
Kami tak peduli
Walau bantal empuk begitu asyik
Kami tak peduli
Kami tahu, Allah sedang menanti
Merindukan aduan para hambanya
Disepertiga malam yang tenang
Kami panjatkan beribu doa
Beribu harap, beribu syukur
Dan beribu permohonan ampun
Kami menangis...
Kami menangis tersedu-sedu
Diambang rindu ini
Kami mengingat orangtua kami
Orang yang mengenalkan kami ilmu
Orang yang mengantar kami menjadi santri
Kami harapkan beribu doa
Beribu asa, beribu syukur
Dan beribu permohonan ampun
Sampai ufuk petang menyapa
Kami bergegas menuju rumah-Nya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H