Mohon tunggu...
Ella Zulaeha
Ella Zulaeha Mohon Tunggu... Self Employed -

Jadikan sabar dan sholat senagai penolongmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pernikahan Bahagia Tidak Menjamin Pasangan Anda Setia

5 Juli 2011   23:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:54 4242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1309909014908809332

[caption id="attachment_117784" align="alignleft" width="261" caption="Ilustrasi: Google Image"][/caption]

"Grow old with me! The best is yet to be" (Robert Browning)

Mungkin anda pernah membaca kalimat indah itu. Kalimat tersebut bila diartikan "Hiduplah hingga tua bersamaku. Yang terbaik akan datang." Kalimat penuh harapan dan keyakinan bagi setiap pasangan yang akan atau baru saja menikah. Harapan sekali saja menikah dan untuk selamanya. Ketika kita memutuskan untuk menikah dengan pasangan kita, impian memiliki pernikahan yang bahagia selamanya akan tertanam di benak kita.

Namun perjalanan membina rumah tangga tidak seindah yang kita bayangkan. Tak ada sesuatu di muka bumi ini berjalan sempurna. Pernikahan yang indah seperti melewati jalan bertaburan bunga yang harum mewangi. Namun di tengah perjalanan pernikahan, terkadang jalan yang kita lalui adalah lintasan penuh duri dan bebatuan yang tajam. Ibarat rumah semegah apapun, lama kelamaan tentu akan mengalami rusak dan bocor. Mobil semewah apapun, tentu akan mengalami lecet atau baret bila tidak dikemudikan dengan baik. Air setenang apapun, tentu akan ada riak dan gelombangnya. Demikian pula menjaga komitmen pernikahan. Bila tidak dijaga dengan baik, akan berujung pada kehancuran.

Tidak ada satupun pernikahan yang terbebas dari konflik. Meskipun dianggap suatu hal yang wajar dan sebagai bumbu pernikahan, namun jangan anggap remeh ketika kadar pertengkaran yang terjadi terus meningkat. Keadaan itu dapat menunjukkan adanya ketidakpuasan emosional pasangan. Terlepas kebutuhan suami dalam konteks hubungan fisik, isteri seringkali merasa sulit memuaskan pasangannya secara emosional. Karena ternyata memberi kepuasan secara fisik dan emosional yang seimbang sangatlah penting demi menjaga agar pasangan tidak berselingkuh.

Namun tak jarang, banyak pria memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia, memiliki isteri cantik, memiliki anak-anak yang lucu dan sehat, memiliki pekerjaan yang mapan, bahkan hampir jarang berkonflik dengan pasangan, namun semua itu tidak bisa menjamin ia akan setia terhadap pasangannya. Hampir setengah dari mereka yang berada dalam hubungan berkomitmen melakukan selingkuh pada beberapa titik perjalanan asmaranya. Dan yang mengejutkan, 98% orang memfantasikan orang lain di luar pasangan mereka. Apalagi dengan maraknya situs jaringan sosial seperti Facebook, orang akan lebih mudah untuk meliarkan fantasi mereka, baik secara maya ataupun dunia nyata.

Menurut Steve Stosny, terapis dan penulis, selingkuh tidak selalu terjadi ketika seseorang tidak bahagia dalam hubungan mereka. 80% selingkuh terjadi karena adanya kesempatan. Tidak perduli seberapa sering anda melakukan hubungan seks dengan pasangan atau anda berupaya membuang "kerikil" dalam rumah tangga anda. Pernikahan anda tetap berisiko untuk terjadi suatu perselingkuhan. Mencegah pasangan untuk tidak berselingkuh bukan dengan cara menjauhinya dari teman-teman lawan jenis, juga bukan membatasi aktifitasnya di dunia maya.

Agar pasangan terhindari dari perselingkuhan, pertama-tama mereka harus menerima kenyataan bahwa tertarik pada orang di luar pasangan adalah sesuatu yang wajar dan normal, demikian diungkapkan Peggy Vaughn, penulis "Myth of Monogamy".

Bila anda beranggapan bahwa pasangan anda akan setia selagi anda memiliki pesona kecantikan memikat atau memiliki daya tarik seksual yang tinggi atau anda memiliki kekayaan berlimpah, apakah semua itu dapat membuat pasangan anda bertahan untuk tetap setia kepada anda? Semua itu tidak bisa menjamin kesetiaan pasangan anda. Terbukti banyak selebriti dalam dan luar negeri yang tidak mampu mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka. Memiliki paras cantik, harta berlimpah, ketenaran dan popularitas, ternyata bukanlah suatu hal yang menjamin pasangan mereka bertahan berada di sisi mereka.

Penampilan menarik ternyata hanya memiliki kadar kecil untuk menjamin keberhasilan suatu pernikahan. Ada 2 faktor lain yang menjadi kunci keberhasilan pernikahan, yaitu kepercayaan dan kecocokan. Menurut Jaya Ghosh, konsultan hubungan di India, menilai wanita berparas cantik belum tentu memiliki peluang yang cukup besar untuk bisa memikat pasangannya. Selain kecantikan, hal lain seperti cinta, kepercayaan, pengertian dan kecocokan lah yang akhirnya ikut berperan. Seberapa sukses suatu pernikahan, tergantung bagaimana anda mengatasinya. Tidak ada pernikahan yang sempurna. Setiap hubungan dalam pernikahan memang harus selalu diperjuangkan.

Berdasarkan penelitian Dr. Bill (Dr. Willard F. Harley, Jr), penulis buku "His Needs Her Needs, building an affair-proof marriage", pria (suami) dan wanita ( isteri ) memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar emosi sendiri (bisa sama dan bisa tidak sama), yang jika tidak dipenuhi, maka akan menjadi penyebab ketidakbahagiaan di dalam hubungan pernikahan mereka. 5 kebutuhan Dasar Emosi bagi Suami (Pria) dan Isteri (Wanita) tersebut adalah: 1. Isteri butuh Affection (Afeksi), sedangkan suami butuh Sexual Fullfilment (Pemenuhan Seksual); 2. Isteri butuh Conversation (Percakapan), sedangkan suami butuh Recreational Companionship (Partner rekreasi); 3. Isteri butuh Honesty & Opennes (Jujur dan terbuka), sedangkan suami butuh Attractiveness of Spouse (Pasangan yang menarik); 4. Isteri butuh Financial Support (Dukungan Keuangan), sedangkan suami butuh Domestic Support (Dukungan dari dalam rumah); 5. Isteri butuh Family Commitment (Komitmen Keluarga), sedangkan suami butuh Admiration (Penghargaan/kekaguman).

Namun ironisnya, penelitian Dr. Bill ini didapati bahwa apa yang dipandang paling penting bagi isteri (wanita) untuk dipenuhi, kerap dianggap kurang penting oleh para suami (pria), demikian pula sebaliknya; apa yang paling dibutuhkan oleh suami (pria), kerap dipandang kurang penting oleh para isteri (wanita).

Oleh karena itu, begitu pentingnya kita merawat cinta kasih dalam pernikahan agar terhindar dari bencana yang bisa mengguncang rumah tangga. Berikut ini sangat penting untuk kita perhatikan dalam menjaga dan mempertahankan komitmen pernikahan. Upaya menjaga agar pasangan anda tidak pindah ke lain hati, ingatlah hal berikut ini:

1. Ketaqwaan

Menurut Sayyid Quth dalam tafsirnya "Fi Zhilal Al-Qur`an", Taqwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri kehidupan. Dalam mengayuh biduk rumah tangga kita perlu senantiasa mengasah kepekaan hati kita, agar hati kita menjadi penuh dengan kesadaran dalam menjalani semua liku kehidupan kita, senantiasa waspada ketika godaan dan cobaan datang menghadang. Masalah apapun yang kita hadapi dalam berumah tangga, pastikan pilihan-pilihan sikap, perilaku dan perkataan kita hanya yang diridhoi oleh Allah. Segarkan selalu cinta pada pasangan kita dengan menyegarkan kesadaran kita, bahwa: "Aku mencintai pasanganku semata mata karena kecintaanku pada Allah."

2. Kasih Sayang

Kasih sayang , mudah sekali diucapkan, namun sulit sekali dilakukan. Ketika suami merasa sudah memberikan kasih sayang pada istrinya, namun sang istri justru tidak merasakan apa yang dimaksud oleh suaminya dengan kasih sayang. Kasih disini merupakan perwujudan perasaan cinta kepada pasangan dengan memberikan nafkah lahir, sedangkan sayang diwujudkan dalam bentuk nafkah batin untuk keluarga kita.

3. Pahami keinginan suami

Kunci hubungan yang baik dalam pernikahan adalah dengan memahami keinginan pasangan. Menurut Psikolog Anjali Chhabria, asal India, "Pria biasanya lebih sedikit berkata-kata, jadi belajar untuk memahami apa yang tidak mereka katakan".

Perkawinan lebih dari sekadar lembaga suci antara dua orang. Anda harus memahami pasangan. Coba pahami dia, dan membuat dia merasa bahwa Anda peduli tentang dia. Karena yang lebih memahami karakter pasangan adalah anda sendiri. Anda bisa menilai kapan anda harus mengajaknya bicara serius, kapan anda harus bermanja-manja dan kapan anda harus meminta dirinya agar memperhatikan anda dan keluarga.

4. Komunikasi 2 arah

Komunikasi dalam pernikahan sangat penting. Terbayang bila dalam sebuah rumah, pasangan satu sama lain jarang berbicara atau tidak saling mendengarkan atau memberikan respon. Komunikasi yang terjalin akan mampu mendekatkan pasangan secara fisik dan batin. Seorang pria perlu kepuasan emosional. Karenanya, mereka akan merasa dihargai dan merasa penting jika istri mereka mendengarkan hal-hal kecil yang mereka katakan. Menurut Psikolog Chandni Mehta, Stimulasi emosional sangat penting dalam hubungan. Mulailah melakukan komunikasi ringan seperti membicarakan teman-temannya, keluarga, harapan, dan lain-lain. Jangan pernah menempatkan pria hanya sebagai alas atau sebagai pendengar setia dari keluhan Anda. Mulai saat ini, jadilah pendengar setia juga untuk setiap keluh kesahnya.

5. Pentingnya Aspek Fisik dan pesona seksual isteri

Masih menurut Chhabria, perbedaan antara pria dan wanita adalah pada persepsi bahwa laki-laki membutuhkan seks untuk cinta dan wanita membutuhkan cinta untuk seks. Aspek fisik sangat penting. Itulah yang membuat perkawinan berbeda dari semua hubungan. Ketika pasangan mampu memanjakan secara fisik, tentu aspek emosional secara otomatis ikut berperan. Pujilah pasangan anda ketika ia berpenampilan menarik. Suami akan merasa sangat dihargai dan bahagia bila pasangannya bangga memiliki pendamping sepertinya.

6. Beri kebebasan dan kepercayaan kepada pasangan anda

Apabila anda bersikap mencurigai suami terus-menerus, hal itu tentu bisa membuatnya merasa tak nyaman dan tidak betah berlama-lama di dekat anda. Berikan ia waktu untuk dirinya sendiri. Atau biarkan ia tetap sibuk dengan dunia kerjanya ataupun dengan hobi dan teman-temannya. Asalkan, waktu bersama dengan anda tetap menjadi prioritas baginya. Beri kepercayaan kepadanya. Kepercayaan yang anda berikan, ternyata mampu menjadi benteng kekuatan hatinya. Percayalah, ia takkan sampai hati untuk mengkhianati kepercayaan yang anda berikan dengan tulus. Dan yang terpenting, selalu berpikir positif tentang dirinya. Hal ini akan membuat pria merasa lebih dihargai dan membuatnya semakin menyayangi anda.

7. Komitmen Menjaga Kesetiaan

Dalam pernikahan, kesetiaan bukan hanya sekedar berada di sampingnya, namun menjaga kemuliaan, akal, jaminan hidup, keilmuan, keselamatan jiwa dan keturunan. Dengan senantiasa berupaya menjaga komitmen kesetiaan kita pada pasangan, niscaya bahtera rumah tangga yang dijalani akan senantiasa kuat walau badai menerjang. Di sinilah pentingnya memahami arti sebuah komitmen perkawinan. Selama ini komitmen perkawinan dipahami sebatas tingkat keinginan seseorang untuk bertahan dalam perkawinannya.

Menurut Michael P Johnson, penggagas teori komitmen perkawinan dari The Pennsylvania State University, komitmen perkawinan perlu dipahami dalam 3 bentuk:

(i) komitmen personal, yaitu keinginan bertahan karena cinta kepada pasangan dan perasaan puas terhadap hubungan itu sendiri. (ii) komitmen moral, yaitu rasa bertanggung jawab secara moral baik kepada pasangan maupun janji perkawinan. (iii) komitmen struktural yang berbicara mengenai komitmen untuk bertahan dalam suatu hubungan karena alasan-alasan struktural seperti yang disebutkan di atas.

Mereka yang bertahan karena alasan yang disebutkan di atas adalah orang yang memiliki komitmen moral dan struktural yang tinggi, namun komitmen personalnya rendah. Komitmen moral dan struktural memegang peranan kunci ketika seseorang hendak memutuskan bercerai. Kedua komitmen tersebut dapat membuat pasangan menghindari perceraian, namun memiliki keduanya tidak menjamin kebahagiaan dalam pernikahan.

Orang yang memiliki keduanya tetapi tidak memiliki komitmen personal, akan mengeluhkan betapa hampanya pernikahan yang mereka jalani. Suatu pernikahan tak akan lepas dari suatu konflik. Bila tidak adanya lagi rasa tertarik terhadap hubungan dan pasangan, masing-masing dapat kehilangan minat untuk menyelesaikan konflik tersebut. Akhirnya pasangan itu rentan terhadap perselingkuhan.

8. Keterbukaan dan kejujuran

Ternyata berkomunikasi saja belum cukup. Komunikasi yang berlangsung tanpa keterbukaan akan percuma. Namun kenyataannya keterbukaan itu tidak akan bisa lahir tanpa adanya komunikasi. Suami isteri itu ibarat satu tim yang saling mendukung satu sama lain. Ketika salah satu memiliki kekurangan, yang lainnya menutupi. Begitu pula sebaliknya. Sampaikanlah dengan bijak hal-hal apa yang dirasa mengganjal di hati. Bila anda hanya diam saja dan memendamnya, maka akan timbul dugaan yang mengakibatkan kekecewaan. Selain itu kejujuran menjadi pilar penting untuk memelihara cinta kasih dan menumbuhkan keharmonisan dalam rumah tangga.

Rasulullah SAW bersabda: "Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta."

************

*Sumber: dari berbagai media Silakan kunjungi tulisan lainnya: Ella Zulaeha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun